Tanggal 2 Juli 2012 kemarin merupakan salah satu hari yang penting bagi umat Katolik se-Manggarai Flores pada umumnya, dan warga Rekas-Manggarai Barat (apapun agama dan kepercayaannya) pada khususnya. Pada hari itu, diselenggarakan perayaan besar-besaran untuk memperingati Yubileum 100 tahun masuknya gereja Katolik di Manggarai. Tapi, di sini saya tidak mau membahas mengenai satu agama secara khusus, apalagi membandingkan satu agama dengan agama lainnya. Bukan itu maksud dari tulisan singkat ini. Di sini saya ingin membagi kekaguman akan toleransi masyarakat Manggarai.
Meskipun perayaan Yubileum merujuk pada satu agama, tapi bagi warga Manggarai, ini adalah perayaan untuk semua, perayaan bersama. Terbukti dari para pengisi acara yang bukan hanya umat Katolik tapi juga umat Muslim. Konten acaranya memang bukan hanya merujuk pada satu agama. Dari tarian tradisional, tarian modern, sampai kontemporer, semua ada. Hampir semua acara diisi oleh anak-anak, kecuali untuk live music-nya yang memang dimainkan oleh sebuah band profesional dari Labuan Bajo.
Di awal kedatangan saya di Labuan Bajo - Manggarai Barat, saya memang sudah mendengar akan toleransi antar umat beragama ini. Ketika umat Muslim mengadakan acara, pasti melibatkan umat Nasrani pada kepanitiaannya, dan sebaliknya. Saat itu kesan saya hanya sebatas, "
Wow, that's cool." Namun ketika menyaksikan sendiri kerja sama dan toleransi tersebut, kesan tadi berubah menjadi, "
WOW! Seandainya ini terjadi di seluruh Indonesia!"
Kecintaan saya akan tanah Manggarai ini pun bertambah saat ini. Setelah puas berkutat di Jakarta, saling curiga di mana-mana, atmosfer permusuhan dan tidak nyaman bisa timbul kapan saja di mana saja, rasa aman dan kagum yang saya dapatkan selama tinggal di Labuan Bajo semakin mengukuhkan niat untuk menetap di tanah Manggarai. Didukung oleh adat yang terbuka namun tetap diikuti dan dihargai warganya, semoga toleransi ini terus terjaga.
Saya juga berharap agar hal positif ini dapat menyebar dan meluas ke daerah-daerah lain, bukan hanya di Flores tapi seluruh Indonesia. Saya ingin agar anak-anak sekolah sekarang, dan di jaman anak-anak saya nanti, mengenal toleransi bukan hanya dalam pelajaran PMP, PPKn, atau Kewarganegaraan. Saya ingin mereka dapat menyaksikan langsung kerja sama dan toleransi antar umat beragama dan hidup di dalamnya. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya