Mohon tunggu...
Ancilla Rampen
Ancilla Rampen Mohon Tunggu... lainnya -

Happy traveler|miss paradox|love outdoor activities and philosophy|dynamic|nomad -- unable to stay in one single place for long time because it's gonna be sooo boring :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamatkan Satu-Satunya Ruang Publik Kami dari Privatisasi! #SavePedeBeach Labuan Bajo

21 November 2014   05:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:15 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14164982811753751000

[caption id="attachment_355265" align="aligncenter" width="560" caption="#SavePedeBeach (doc.: Bolo Lobo Community)"][/caption]

Harga BBM kembali naik. Banyak saudara kami di bagian barat Indonesia yang protes. Kami diam. Jangankan harga BBM naik, kami juga selalu diam ketika setiap malam harus mengantri bensin dan solar karena pasokan terbatas.

Berulang kali harga cabai mencapai 70.000 rupiah per kilo di Jakarta, kami tidak protes. Padahal, di sini sudah 100.000 rupiah per kilonya. Ketika harga ayam di Jakarta naik, kami diam. Harga 50.000 rupiah per kilo itu sehari-hari di sini.

Kami selalu diam. Bukannya apatis. Kami paham. Kami paham kalau pembangunan negeri ini belum merata. Kami di ujung timur ini belum tersentuh. Kami paham kalau daerah kami kurang seksi dibanding daerah saudara-saudara kami di bagian barat sana. Kami paham kalau kami terlupakan. Kami diam, tidak protes. Kami jalani kehidupan sebaik mungkin. Meskipun akses ke air bersih merupakan kemewahan, meskipun perputaran uang sangat lambat, meskipun 500 rupiah sudah tidak berlaku di sini. Kami tidak apa.

Tapi, ketika ada yang mau mengambil lahan bermain kami, kami tidak bisa diam lagi! Cukup sudah perekonomian kami yang terbatas. Jangan tempat berkumpul kami! Cukup sudah kualitas sarana pendidikan formal kami yang terbatas. Jangan sarana belajar anak-anak kami di alam!

Kampung kami hanya kampung kecil. Kami hanya punya satu lahan, untuk tempat kami bebas melakukan acara-acara bersama, setiap saat kami butuhkan. Jangan ambil itu! Kami tidak butuh tambahan satu hotel berbintang, yang katanya akan membantu pariwisata kami, tapi menghilangkan ruang publik kami satu-satunya!

Kami marah ketika area yang mencerminkan keterbukaan kami, kini ditutup oleh pagar-pagar seng! Pagar-pagar angkuh yang merebut hak kami berkumpul, bermain, di halaman kami sendiri!

Kami mau Pantai Pede tetap milik kami. Milik masyarakat Labuan Bajo, milik masyarakat Manggarai Barat! Kami mau Gubernur NTT mendengar kami. Jangan serahkan lahan bermain kami, Pantai Pede, ke pihak ketiga! Karena kali ini, kami akan berusaha. Kami akan berjuang. Kami akan mempertahankan pantai bersama kami, Pantai Pede. Kami tidak tinggal diam. Kami tidak mengalah.

Pantai Pede adalah satu-satunya ruang publik kami, masyarakat Labuan Bajo, Manggarai Barat, dulu, sekarang, dan seterusnya!

Bantu kami menyebarkan berita ini. Bantu kami paraf petisi. Bantu gerakan Natas Labar (Halaman Bermain) #SavePedeBeach Labuan Bajo yang diinisiasi Bolo Lobo Community. Bantu kami menolak privatisasi Pantai Pede.

Berita terkait:

Gurita Bisnis Setya Novanto di NTT

Warga Mabar Tolak Privatisasi Pantai Pede oleh Setya Novanto

Mahasiswa Tolak Pembangunan Hotel Diduga Milik Setya Novanto

Novanto akan Bangun Hotel Bintang Lima di Pantai Pede

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun