"Hmm.. Gimana ya.. Ntar dech, gw telpon lagi. Gw tanya keluarga gw dulu" Sahut dia sambil menutup telponnya.
Saya sudah mulai curiga, setahu saya teman saya Budi ini tidak akan kesulitan kalau perlu uang tunai. Dia memiliki beberapa kartu kredit dan rekeningnya juga tidak hanya di satu bank. Saya pun mencoba menghubungi teman saya ini pada nomor yang lain yang masih tersimpan di phonebook saya. Nomor yang saya hubungi tidak aktif.
Saya lalu mencari kontaknya melalui teman-teman dekat saya yang juga mengenalnya. Kedua teman saya tidak menerima panggilan telpon saya. Mungkin keduanya sedang sibuk.
Telpon genggam saya berdering kembali dari nomor yang sama. Saya ragu untuk mengangkatnya, akhirnya saya cuekin saja. Sambil saya mencari informasi lengkap mengenai teman saya ini.
Dia mencoba menghubungi beberapa kali, tapi saya biarkan dan bahkan saya reject. Akhirnya dia mengirim SMS yang isinya: "Kebetulan keluarga gw ada pakai mandiri entar gw sms in no rek nya, gw pakai bentar y jam 5 gw balikin lg".
Melihat gaya tulisan dan bahasanya, saya semakin yakin ini bukan teman saya yang bernama Budi tersebut.
Sore hari, akhirnya teman saya yang saya hubungi tadi menghubungi saya kembali. Dan saya pun bercerita mengenai hal ini dan menanyakan nomor hp Budi yang bisa saya hubungi.
Tak lama kemudian, teman saya yang bernama Budi (yang asli) menghubungi saya. Dan saya juga yakin ini Budi yang asli dari mendengar suaranya dan sapaannya yang khas. Saya pun kembali bercerita mengenai orang yang mengaku sebagai Budi dan modus penipuannya.
Cerita ini saya bagi untuk mengingatkan kita semua. Ternyata modus penipuan itu cukup beragam dan mulai mencoba berinovasi. Semoga kita semua tetap waspada dan selalu dilindungi oleh-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H