Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang menstruktur untuk merusak atau mengakses sistem tanpa izin. Salah satu jenis malware yang paling merusak adalah ransomware, yang mengenkripsi data perusahaan dan meminta tebusan untuk memulihkan akses. Serangan ransomware sering kali memanfaatkan celah keamanan yang tidak ditangani, dan dapat menyebabkan gangguan operasional yang serius. Banyak perusahaan yang harus menanggung kerugian finansial yang besar, baik akibat biaya pemulihan maupun kehilangan data penting.
2. Phishing dan Social Engineering
Serangan phishing melibatkan upaya untuk memperoleh informasi sensitif seperti kata sandi atau data keuangan dengan menyamar sebagai entitas tepercaya melalui email atau situs web palsu. Selain phishing, social engineering juga melibatkan manipulasi psikologis untuk mengecoh karyawan agar memberikan informasi yang seharusnya tidak mereka ungkapkan. Ini bisa termasuk permintaan untuk mengakses sistem perusahaan atau melakukan transfer dana.
3. DDoS (Distributed Denial of Service)
Serangan DDoS berupaya untuk membuat sistem atau jaringan perusahaan tidak dapat diakses dengan membanjiri server atau jaringan dengan lalu lintas data yang sangat besar. Hal ini dapat menyebabkan gangguan layanan yang berlangsung cukup lama, mengakibatkan downtime yang merugikan serta gangguan terhadap pengalaman pengguna.
4. Pencurian Data dan Kebocoran Informasi
Pencurian data adalah ancaman serius yang dapat melibatkan pihak eksternal atau bahkan karyawan internal yang tidak bertanggung jawab. Data pelanggan yang bocor, seperti informasi kartu kredit atau data pribadi, dapat memicu dampak hukum dan reputasi yang sangat merugikan. Kebocoran informasi internal, seperti rahasia dagang atau rencana bisnis perusahaan, juga dapat memberikan keuntungan kepada pesaing atau pihak yang tidak berwenang.
5. Serangan Insider
Serangan yang dilakukan oleh karyawan atau mantan karyawan perusahaan yang memiliki akses ke sistem sering kali sulit dideteksi. Mereka mungkin memiliki niat jahat untuk mencuri data atau merusak sistem, atau secara tidak sengaja memperkenalkan ancaman ke dalam sistem perusahaan. Pengawasan yang kurang ketat terhadap aktivitas internal dapat meningkatkan risiko serangan insider ini.
Â
Baca juga: Sertifikasi Project Manager, Bantu Pahami Stack Holder Pengembangan