Mohon tunggu...
RSs ~ Putra Nusantara
RSs ~ Putra Nusantara Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Indahnya kebersamaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mursi, Belajarlah pada Erdogan

21 Agustus 2013   15:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:01 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi mesir sepertinya menjadi banyak pembicaraan akhir akhir ini. Apalagi sosok Erdogan banyak dijadikan sebagai lambang perlawanan terhadap militer mesir. Bicara Erdogan..bicara bagaimana dia memerintah Turki. Turki adalah Negara dengan sejarah panjang kedigdayaan islam di masanya. Akan tetapi ketika khilafah Turki Utsmani runtuh. Seorang bernama Mustafa Kemal Attaturk mengantarkan Negara ini menuju sekurelisme. Jauh berbalik 180 derajat dibanding pemerintahan sebelumnya. Belajar dari zaman sebelumnya, Ia berpandangan dengan nilai sekulerisme itu bisa menjaga kondisi majemuk Negara itu kearah stabilitas politik dan ekonomi lebih baik lagi, serta visinya untuk bergaul dengan Negara Negara barat tetap kokoh sehingga bisa memperkuat Negara turki itu sendiri. Akan tetapi nilai nilai sekulerisme yang sudah berjalan puluhan tahun itu sepertinya akan runtuh ketika 10 tahun yang lalu Partai keadilan dan pembangunan yang berhaluan islam menang pemilu.Turki di ambang pertempuran antara kaum sekuler dan kaum yang ingin mengembalikan kejayaan islam atau khilafah. Akan tetapi Erdogan  yang  berasal dari partai keadilan dan pembangunan tampaknya  sangat sadar betul Turki merupakan sebuah negara sekuler, meskipun hampir seluruh rakyatnya beragama Islam. Apa yang dilakukan Erdogan setelah menjabat presiden? Mengantarkan turki menuju Negara Khilafah? Jawabnya BUKAN. Setelah dilantik dia malah berkunjung ke makam  Mustafa Kemal Attaturk sang pendiri nilai sekulerisme Turki. Hal ini menandakan bahwa meski partai yang dia pimpin berhaluan islam tapi bukan berhaluan keras dan mau diajak kompromi serta dengan bersahaja ingin tetap mempertahankan situasi turki seperti sebelumnya dengan perbaikan perbaikan secara bertahap. Partai Keadilan dan Pembangunan yang dipimpin Erdogan ini juga bisa dikatakan tempat berkumpulnya orang orang dari kubu sekuler dan orang orang dari kubu islam yang anti barat dan ingin mendirikan Negara islam atau khilafah. Maka partai ini menjelma sebagai partai islam yang reformis, dimana demokrasi adalah jawabannya dan tetap menjalankan syariah sebagai nilai-nilai yang diterapkan dalam masyarakat tanpa punya ambisi menjadikan Negara ini menjadi sebuah Negara islam ataupun khilafah. Ada yang heboh tahun kemarin.karena Negara ini adalah sekuler, wanita berjilbab tidak diperbolehkan memasuki institusi pemerintahan ataupun pendidikan. Hal ini sudah berlangsung puluhan tahun. Akan tetapi pemerintahan Erdogan  berupaya mengegolkan rancangan undang-undang yang membolehkan jilbab di kampus dan pemerintahan. Yang menarik Dalih yang mereka pakai adalah soal hak asasi manusia (HAM) bukan soal islamisasi. Pelarangan jilbab jelas melanggar HAM seseorang,bahkan Erdogan sendiri merasa terganggu karena istrinya yang berjilbab tidak bisa masuk kantor nya karena memakai jilbab. Dan dikabarkan karena tidak boleh berjilbab di kampus ,erdogan sendiri terpaksa mengikhlaskan anak perempuannya sekolah diluar negeri. Begitu juga dengan undang undang pembatasan soal minuman keras, Erdogan dan partainya tidak bicara dari sisi islam tapi berbicara soal efek buruknya minuman keras terhadap kehidupan anak anak. Apa yang dia contoh kan sebenarnya sudah sesuai nilai nilai islam. Islam tidak perlu di dengungkan jadi jargon atau jualan, Karena nilai nilai islam yang terkandung diatas juga selaras dengan nilai nilai kemanusiaan(HAM) ataupun kesehatan terkait hal diatas.disinilah kearifan dari Erdogan dan partainya dimana Islam tidak harus di koar koarkan jadi jargon tapi untuk dijalankan nilai dan ajarannya. Mursi harusnya ketika memerintah bisa meniru gaya Erdogan. Mengerti kemajemukan, mengerti tentang kondisi Negara yang sebelumnya dibelenggu dalam kondisi seperti apa. Jadi secara bertahap nilai nilai yang ingin diperjuangan mursi akan bisa dijalankan dengan sudut pandang kenegaraan dan bertahap. Bukan mentang mentang berasal dari kubu yang sudah puluhan tahun diberangus oleh Mubarak tapi ketika memerintah langsung dalam tanda kutip balas dendam..” hey !!! sekarang kaum kami yang berkuasa, semua harus ikut kami” Apa jadinya Turki kalau 10 tahun yang lalu memakai cara yang diambil mursi, mungkin nasibnya akan sama..pertumpahan darah. Semua prihatin dengan kondisi mesir dan juga tetangganya suriah..sudah banyak korban berjatuhan. Semua hanya bisa berharap perdamaian akan terjadi. Semoga militer segera ditarik, kubu IM segera balik ke rumah dan mursi bisa belajar kepada Erdogan bagaimana mengorganisasi Negara yang majemuk. Yang jelas ,Apa yang dilakukan oleh kubu militer jelas SALAH karena dia menggulingkan sebuah presiden yang dipilih secara demokrasi. Disini juga hal yang didengungkan oleh Erdogan. Dia bukan membela mursi karena islam, tapi karena apa yang sudah dilakukan oleh militer telah menciderai nilai nilai demokrasi. Semoga kedamaian segera menghinggapi negeri itu. Salam perdamaian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun