Prabowo Subianto berpidato terkait ketahanan pangan di G20, Global Food Security Forum di Bali.
Menurutnya, terdapat proyek pengalihan fungsi 16 juta hektar lahan yang sudah terdegradasi jadi lumbung pangan nasional.
"Jika kita ubah 16 juta hektare dari 80 juta hektar lahan yang sudah terdegradasi untuk produksi pangan, kita bisa jadi bread basket of the world," papar Prabowo dalam lansiran Tempo.
Prabowo mengajak segenap pemimpin dunia bersatu dan bekerja sama dalam mengatasi krisis global yaitu krisis pangan yang melanda berbagai negara.
Meskipun secara konsep dan solusi baik, Prabowo berujar sebanyak 80 juta hektar lahan di Indonesia telah terdegradasi oleh kerakusan kapitalis.
Oleh karena itu, ia mengajukan strategi alih fungsi lahan tersebut menjadi lahan yang lebih produktif. Dari 80 hektar yang rusak itu, sebanyak 8 juta hektar dimanfaatkan sebagai lumbung pangan dan 8 hektare untuk energi.
Mengapa Pangan Menjadi Concern Prabowo?
Lewat Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto pada 2020 lalu telah diberikan amanah untuk bertanggung jawab terkait proyek nasional food estate.
Selain itu, persiapan dalam ketahanan pangan termasuk untuk menjaga pertahanan negara. Sebab, dalam uraian yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada 2020 lalu ingin membuat Indonesia dapat mandiri dalam hal pangan.
Terlebih, kondisi Covid-19 menjadi acuan besar dalam krisis yang terjadi di setiap negara terkait ekonomi dan pangan. Belum lagi kasus perang Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai membuat perdagangan dunia tidak stabil.
Tanggung jawab Prabowo terkait pangan tentu harus berkoordinasi baik dengan setiap pihak terkait, termasuk Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan pemerintah daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H