Mohon tunggu...
Muhammad Yoda Arbansya
Muhammad Yoda Arbansya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selalu ingin tau dan mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebahagiaan dalam Kesederhanaan Perayaan Tahun Baru di Bandung

7 Januari 2025   21:11 Diperbarui: 7 Januari 2025   21:11 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Liburan tahun baru kali ini benar-benar membawa makna yang lebih dalam bagi saya dan ketiga saudara saya. Sebagai keluarga yang sebagian besar berada di perantauan, kami sangat jarang punya kesempatan untuk berkumpul dengan penuh, tanpa terhalang rutinitas sehari-hari. Oleh karena itu, acara tahun baru kali ini menjadi sangat istimewa dan penuh makna. Kami sudah merencanakan acara bakar-bakar jauh-jauh hari, menyusun daftar kebutuhan, membagi tugas, hingga mengatur setiap detail dengan cermat. Semua itu dilakukan dengan semangat yang begitu tinggi, sesuatu yang jarang kami rasakan dalam keseharian yang penuh dengan pekerjaan, kuliah, dan kegiatan lain. Hari itu, 31 Desember, matahari bersinar cerah dan hangat, seolah ikut merayakan kebahagiaan kami. Udara yang segar dan langit biru memberikan kesan optimisme bahwa hari ini akan menjadi hari yang penuh kenangan indah. Kami semua berharap ini akan menjadi hari yang tak terlupakan. Hari ini kami akan menghabiskan waktu bersama, menghilangkan stres, dan melupakan sebentar tanggung jawab yang sering kali membebani pikiran.

Kosan Gasa, yang biasanya hanya dipenuhi dengan kesibukan mahasiswa yang datang dan pergi, berubah menjadi pusat aktivitas yang penuh semangat. Tawa, langkah kaki, dan suara riuh mulai terdengar di setiap sudut kosan. Semua orang sibuk dengan persiapannya masing-masing, penuh antusias. Sebelumnya, kami sudah meminta izin kepada pemilik kos untuk membuat acara bakar-bakar, karena hanya di Kosan Gasa kami memiliki halaman yang cukup luas untuk menampung seluruh kegiatan ini. Kami pun mendapatkan izin dengan senang hati. Semua persiapan berjalan lancar, dan kami tahu bahwa ini adalah kesempatan langka untuk menikmati kebersamaan, merayakan tahun baru dengan penuh kebahagiaan, dan menghilangkan stres dari rutinitas sehari-hari yang sering kali membuat kami merasa terpisah satu sama lain. Kehidupan di kosan memang serba praktis, tetapi sering kali juga terasa sunyi dan penuh dengan kesibukan masing-masing. Hari ini, suasana berubah menjadi penuh kegembiraan.

Pada kesempatan tahun baru kali ini, ada satu sosok yang begitu bersemangat mengikuti acara ini, yaitu Raup, saudara saya yang biasanya selalu ikut dalam acara bakar-bakar setiap tahunnya. Kami sudah terbiasa merayakan malam tahun baru dengan cara yang sederhana namun menyenangkan. Bagi kami yang jauh dari kampung halaman, acara bakar-bakar ini adalah cara untuk merasakan kebersamaan, menciptakan suasana seperti di kampung halaman. Namun kali ini, ada sedikit perubahan. Raup sudah tidak lagi tinggal di Bandung karena baru saja mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Walaupun begitu, antusiasme dan semangat Raup tak pernah pudar. Dia memutuskan untuk datang ke Bandung hanya untuk merayakan tahun baru bersama kami, meski harus mengorbankan waktu liburannya. Kedatangannya membuat acara ini terasa lebih istimewa, karena kami semua tahu betapa pentingnya waktu yang dia sisihkan untuk berkumpul bersama. Kehadiran Raup menambah semangat kami, karena meskipun jarang bertemu, ikatan keluarga kami tetap kuat.

Tepat pukul 3 sore, kami semua berkumpul di ruang tamu kosan, memulai persiapan acara dengan penuh semangat. Daus, yang menjadi saudara tertua, langsung mengambil peran sebagai pemimpin acara. Tugasnya memastikan bahwa semua perlengkapan Korean barbeque yang telah kami sewa sudah tiba di kosan dengan selamat. Set perlengkapan tersebut mencakup pemanggang portabel, piring, penjepit, serta bahan makanan siap masak seperti daging sapi iris, ayam berbumbu, aneka sosis, dan sayuran segar khas barbeque Korea seperti paprika, jamur, dan bawang bombay. Semua bahan tersebut sudah dipersiapkan oleh penyedia layanan sewa, sehingga tugas kami hanya tinggal menata dan memastikan semuanya siap digunakan. Semua bahan terlihat begitu segar, memberi kami semangat lebih untuk mulai mempersiapkan semuanya. Ada kebahagiaan yang begitu sederhana namun sangat berarti ketika melihat bahan-bahan segar itu siap untuk dipanggang bersama. Itu bukan hanya tentang makanan, tetapi tentang kebersamaan yang tercipta dalam setiap langkah kecil yang dilakukan.

Daus memastikan bahwa semua alat pemanggang berfungsi dengan baik, sedangkan Raup dan saya mulai menata bahan makanan di atas meja yang telah disediakan. Kami begitu terkesan dengan kualitas bahan makanan yang disediakan oleh penyedia jasa sewa, semuanya tampak segar dan sudah dibumbui dengan berbagai bumbu khas Korea seperti bulgogi dan galbi. Kami bisa membayangkan betapa lezatnya nanti ketika daging-daging itu dipanggang. Gasa juga ikut membantu dengan menata tempat acara di halaman kosan. Suasana di kosan begitu riuh, penuh dengan tawa, canda, dan obrolan seru. Meski kami hanya berada di kosan, rasa kebersamaan yang tercipta membuat acara ini terasa lebih istimewa daripada perayaan-perayaan besar lainnya di luar sana. Setiap sudut kosan terasa hidup, penuh dengan energi positif yang berasal dari semangat keluarga.

Menjelang pukul 5 sore, proses bakar-bakar pun dimulai. Kami menggunakan pemanggang portabel khas Korea yang sangat praktis dan efisien. Daus, yang memiliki tangan yang sangat terampil dalam memanggang, memimpin dengan memanggang daging-daging pilihan. Raup di sisinya, dengan penuh semangat, membantu membolak-balikkan daging agar matang merata. Aroma harum dari daging yang dipanggang segera memenuhi ruangan dan halaman kosan, membuat perut kami semua semakin lapar. Saya dan Gasa sibuk menyiapkan piring saji dengan nasi putih hangat dan berbagai macam saus cocolan seperti gochujang dan saus wijen yang memberi rasa khas pada hidangan kami. Setiap potongan daging yang matang langsung menjadi rebutan, dan kami semua mengagumi rasa dan tekstur daging yang begitu sempurna. Suasana terasa santai, meskipun kami semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Setiap detik yang berlalu terasa begitu berharga, seolah-olah dunia ini berhenti sejenak untuk memberi ruang bagi kebahagiaan kami.

Setelah semua makanan matang, kami semua duduk bersama di sekitar makanan yang telah kami persiapkan. Pemandangan itu begitu menggoda. Aneka hidangan barbeque terhampar di depan kami: daging sapi dan ayam berbumbu khas Korea, sosis panggang, sayuran segar, dan nasi hangat yang begitu menggugah selera. Kami semua tidak sabar untuk mencicipinya. Dengan suasana hangat yang terjalin di antara kami, kami mulai menyantap hidangan sambil berbagi cerita, kenangan, dan tawa. Setiap gigitan terasa begitu spesial, bukan hanya karena rasanya yang luar biasa lezat, tetapi juga karena kebersamaan yang terjalin. Kami tidak terburu-buru; kami menikmati setiap momen seolah-olah waktu berhenti hanya untuk kami. Kami sadar bahwa hari ini adalah hari yang sangat berharga, sebuah momen yang tak ingin kami lewatkan begitu saja. Seperti yang kami bayangkan sebelumnya, makanan ini bukan hanya tentang kenikmatan rasa, tetapi juga tentang membangun kenangan yang akan dikenang sepanjang waktu.

Setelah makan malam selesai, kami melanjutkan dengan permainan kecil sebagai penutup acara makan-makan kami. Saya membawa permainan kartu UNO, dan kami semua ikut serta. Di sebelah kami masih penuh dengan sisa-sisa makanan, tetapi suasana penuh tawa dan canda. Daus yang selalu serius dalam permainan kali ini harus menahan tawa karena harus mengambil kartu tambahan berkali-kali. Bahkan Raup yang biasanya kaku dan serius ikut tertawa lepas melihat kekalahan-kekalahan kecil yang terjadi selama permainan. Kami tertawa hingga hampir satu jam sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan acara menuju Alun-Alun Bandung. Kami sudah sepakat untuk merayakan pergantian tahun di sana dengan menyalakan kembang api bersama orang-orang yang juga merayakan momen spesial ini. Jaket tebal, kembang api, dan terompet menjadi perlengkapan wajib kami bawa untuk menambah semangat. Kami merasa begitu antusias karena sudah sangat lama tidak merayakan tahun baru dengan cara seperti ini. Rasanya begitu menyenangkan memiliki waktu untuk berkumpul tanpa harus memikirkan pekerjaan atau kewajiban lain.

Sekitar pukul 9 malam, acara makan-makan selesai. Kami mulai membereskan sisa makanan dan membersihkan tempat bakar-bakar. Meskipun pekerjaan ini bisa terasa melelahkan, dengan kebersamaan yang ada, semua terasa ringan dan menyenangkan. Setelah itu, kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju Alun-Alun Bandung. Semangat kami semakin memuncak saat kami meninggalkan rumah. Kami membayangkan suasana meriah yang akan kami temui di alun-alun. Jalanan menuju Alun-Alun Bandung sudah dipenuhi kendaraan dan orang-orang yang juga ingin merayakan malam tahun baru. Udara malam yang dingin bercampur dengan semangat kegembiraan yang datang dari orang-orang di sekitar membuat perjalanan kami terasa begitu menyenangkan. Kami berbicara tentang harapan kami di tahun yang baru, membayangkan segala kemungkinan yang akan datang, dan berjanji untuk saling mendukung dalam segala hal.

Sesampainya di Alun-Alun Bandung, suasana semakin ramai. Ribuan orang berkumpul dengan cara mereka sendiri untuk merayakan pergantian tahun. Ada yang bermain musik, menari, atau sekadar duduk-duduk menunggu detik-detik pergantian tahun. Kami menemukan tempat yang nyaman di dekat pusat alun-alun dan segera menyiapkan kembang api yang kami bawa. Langit malam itu penuh dengan sorotan lampu, suara riuh, dan semangat yang begitu terasa dari seluruh penjuru alun-alun. Detik-detik menjelang pukul 12 malam sangat mendebarkan. Ketika hitungan mundur dimulai, seluruh kerumunan orang berseru bersama: "10, 9, 8, 7..." hingga akhirnya, saat jarum jam menunjukkan pukul 00.00, langit langsung dipenuhi cahaya warna-warni dari kembang api. Sorakan, tepuk tangan, dan keriuhan mengisi seluruh alun-alun, menciptakan suasana yang tak terlupakan. Kami menyalakan kembang api kami sendiri dan ikut bergabung dalam euforia malam itu. Rasanya seperti dunia berhenti sejenak untuk memberi ruang bagi kebahagiaan dan harapan untuk tahun yang baru. Kami merasakan rasa syukur yang dalam, mengingat kembali segala hal yang telah kami lewati dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.

Setelah puas merayakan malam pergantian tahun, kami memutuskan untuk menikmati suasana kota Bandung yang semakin hidup di malam tahun baru. Pedagang kaki lima menjajakan berbagai jajanan, dari cilok, batagor, hingga es doger. Kami membeli beberapa jajanan dan menikmatinya bersama, tertawa, berbagi cerita, dan menikmati malam yang indah. Perjalanan pulang pun terasa penuh dengan keceriaan. Kami bernyanyi bersama di mobil, memilih lagu-lagu favorit dari masa kecil yang membuat kami merasa dekat satu sama lain. Meskipun perjalanan itu sederhana, namun terasa begitu bermakna. Kami tahu bahwa meskipun tahun baru telah datang, ikatan kami sebagai keluarga tetap kuat dan akan selalu menjadi bagian dari hidup kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun