Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayah Pahlawan Sejati bagi Anak-anaknya

12 November 2020   11:57 Diperbarui: 12 November 2020   12:08 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosok ayah memang terkenal dengan ketegasan dan kurang dekat dengan anak-anaknya. Namun sejatinya ayah juga merupakan pahlawan, jasanya pun banyak. 

Ada banyak ayah yang mengabaikan hobi atau passion mereka demi fokus memenuhi kebutuhan pokok keluarga, terutama kebutuhan anak-anaknya. 

Meski ayah lebih tampak sebagai sosok yang kaku, tidak pernah memperlihatkan air matanya. Percayalah setiap ayah memiliki rasa kasih sayang yang sama dalamnya seperti kasih sayang seorang ibu. 

Ayah lebih sering menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah, namun percayalah ayah masih tetap memantau perkembangan anak-anaknya dengan cara yang mereka miliki dan berbeda serta tidak nampak. 

Bersyukur saat masih memiliki seorang ayah, seorang ibu dan keluarga yang utuh. Kasih seorang ayah menguatkan kita, membuat kita tidak mudah goyah. 

Ada banyak momen ayah harus menangis diam-diam, terutama saat anaknya sakit saat anaknya mencapai sebuah pencapaian dalam hidup, ketika anaknya menikah. 

Ia tidak mudah menumpahkan air mata, tetapi air mata itu ada dan lebih banyak ia tumpahkan ditempat sunyi. Ayah merupakan pahlawan sejati bagi anak-anaknya. 

Ayah berjuang dengan cara yang berbeda untuk memberikan kehidupan yang lebih baik dari pada yang ia miliki saat ini. 

Namun, sangat jarang anak yang bisa mengapresiasi perjuangan ayah. Seringkali anak merasa marah dan kesal karena ayahnya kaku dan tidak perhatian atau ayahnya over protektif. 

Mulai saat ini cobalah lebih memperhatikan ayah, perhatikan ayah secara diam-diam dan bersyukur serta berterima kasihlah kepada ayah dengan sikap serta sifat terpuji. 

Jangan pernah menggores luka dihati ayah baik dengan kenakalan sikap ataupun dengan sifat yang kurang baik. 

Meski ayah tidak pernah memeluk, tidak pernah mengatakan kalimat lembut percayalah kasihnya sama luas seperti seorang ibu. 

Hargailah kehadiran ayah, cintailah ayah sepenuh hati dan berikan balasan kasih sayang yang tulus bagi ayah. 

Ayah harus memutar isi kepala supaya pekerjaannya bisa terus meningkat dan bisa mendapatkan banyak benefit supaya anak-anaknya bisa memiliki hal-hal terbaik dalam kehidupannya. 

Selamat hari ayah, pahlawan sejati bagi anak-anaknya. Sehat selalu ayah, terima kasih atas segala kebaikan dan ketulusan juga perjuangan  mu. 

Diera digital ini, cobalah simpan handphone mu dan ajak ayah bicara. Bercerita atau mengajak ayah cerita. Mendengarkan kisah-kisahnya yang usang namun tetap berkesan dalam benak dan ingatannya. 

Luangkan waktu untuk berbicara dari hati kehati dengarkan semua kisahnya dan simak serta pahami bahwa kasihnya luas. 

Beberapa hari lalu mencoba menonton krmbaki film lama "Replay 1988" drama Korea namun ada banyak pembelajaran disana. Solidaritas antar tetangga, persahabatan yang tak lekang oleh waktu, kasih sayang seorang ayah serta kisah cinta klasik tanpa ada teknologi canggih. 

Mengembalikan banyak kenangan manis dan kedekatan nyata antar manusia sebagai mahluk sosial dan antar anak dan orang tua. Drama yang dikemas secara ringan dan sederhana tetapi sangat asik karena cukup relate dengan masa-masa itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun