Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Banyak Pikiran tapi Ditekan

31 Juli 2020   13:31 Diperbarui: 31 Juli 2020   13:19 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak pernah ada kehidupan yang 100% dan tidak ada keluarga yang benar-benar sempurna. 

Tugas kita adalah menerima dan beradaptasi, seringkali terdengar kalimat "Jangan banyak pikiran" tetapi kenyataan tekanan itu selalu ada dan usai lidah mengucap "Jangan banyak pikiran" entah secara verbal ataupun non verbal. 

Katanya manusia adalah mahluk sosial, tetapi dalam beberapa kondisi terkadang menjauh dari keramaian demi menjaga kejernihan pikiran itu juga perlu. 

Sebagian merasa terbebani sudah usia 25 tahun dan belum menikah, ditanya kapan dan kapan. Tanpa menawarkan solusi, sebagian di bebankan dengan pertanyaan kapan punya anak saat sudah menikah. 

Sebagian di komentari pedas "kapan punya rumah?" Atau "kok punya anak terus sih?" Ujian banget kan. Sebagai pemeran utama kita berhak ambil sikap, marah lah sewajarnya supaya energi negatif tidak terpendam. Jika mampu menahan marah, diam lah. 

Jika sudah tidak kuasa menjawab dan mendengar tekanan tersebut, maka sesekali menjauhlah dari keramaian. 

Sebetulnya kepedulian tidak melulu tentang tekanan. Support system lah yang bisa jadi solusi. Semoga semakin banyak orang Indonesia yang sadar, batasan pertanyaan-pertanyaan supaya orang lain mampu bersosialisasi secara baik dan benar. 

Manusia butuh sesama untuk saling merangkul bukan saling memukul atau menikam dengan kalimat yang menghujam ulu hati. 

Selamat hari raya Idul adha, mari berqurban dan perbaiki adab dengan sesama manusia. Manusiakan lah setiap manusia, supaya bisa menjadi manusia seutuhnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun