Ada banyak yang menanyakan soal bagaimana sih cara belajar membangun rumah tangga? Bagaimana sih rasanya punya patner halal? dan ada banyak pertanyaan lain. Intinya sih mau latihan sebelum berkeluarga, latihan mental mungkin lebih tepat nya.
Teringat kisaran dua tahun kebelakang, disuatu hari saya, beberapa rekan kerja dan atasan pada hari itu mau makan siang diluar. Disela-sela perjalanan biasanya kami banyakin ngobrol ngalor-ngidul, kadang ngobrol yang kaya gitu malah ada banyak ilmu yang bisa dipetik "La, nanti jika kamu nikah kamu akan merasakan punya patner, team sekaligus soulmate.. jadi ngadepin dunia ini enggak sendirian lagi. Ada orang yang bisa kita ajak kerjasama dan ada orang yang bisa kita ajak ngobrol bareng" ujar Atasan saya disela bercandaan dan obrolan yang agak ngawur "wah berarti bangun rumah tangga itu kaya bangun sebuah team ya bu, jadi intinya harus bisa komunikasi dengan baik dan punya rasa care" pada saat itu saya menjawab nasehatnya dengan sok-sok melengkapi, padahal kan posisinya saat itu saya memang sedang menunggu dilamar tanpa ada yang namanya 'pacar' wkwkkwk.
Simple nya bagun rumah-tangga itu pasti enggak segampang yang dilihatin oleh sinetron yaps. Kudu mempersiapkan mentalitas dan keteguhan hati serta keimanan, namanya juga mau ibadah dalam jangka waktu yang lama (menikah merupakan ibadah terlama) jadi kudu belajar dari sekarang ya, para calon pengantin. Bangun rumah-tangga bisa dimulai dari kita ikutan sebuah organisasi atau kita bekerja secara team. Disitu coba deh terapkan kerja sama team, komunikasi yang efektif serta tumbuhkan rasa percaya pada rekan kita. Inget ya kerja sama, kerja bareng-bareng. Jangan cuma kerja sendirian, capek sendirian atau kebalikannya. Terus di team kan pasti ada namanya saling back-up atau sesekali kita tuh di review kinerja dan kerja sama jadi jangan licik sendiri ya gaes, jangan mau enak sendiri, apa-apa tidak bisa ya andelin "kepetingan pribadi" diatas kepentingan khalayak. Â Kerja team itu lebih ke belajar untuk tidak egois, belajar kerja sama yang baik dan benar serta belajar komunikasi yang efektif.Â
Mari berkaca pada cara kita ber-team di kantor atau di organisasi, apakah kita bisa menciptakan sebuah team yang solid dan kompak? Apakah kita bisa menjadi bagian dari team? Bisa mengurangi ego? Bisa untuk menahan diri agar tidak mengedepankan kepentingan pribadi? Â Jawabannya bisa ditemukan dilubuk hati terdalam, dibagian yang tidak bisa ber-bohong.Â
Karena team merupakan miniatur dari sebuah keluarga, yaa ada pemimpin dan anggota. Harus sadar posisi tapi juga harus fleksible dan peka untuk terus care. Menikah apalagi kan ada dasar "cinta-kasih-sayang" harus nya jauh lebih mudah membentuk team nya, namun perlu diingat segala sesuatu yang beraroma ibadah pasti ada banyak ujian-cobaan yang menerpa. Supaya lebih kokoh lagi, jadi mari belajar menjadi anggota team yang baik dan benar.Â
Semoga bermanfaat ya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H