Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembagian Raport Telah Tiba

19 Desember 2018   10:20 Diperbarui: 19 Desember 2018   10:53 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para orang tua tentunya menanti hasil belajar putra/putri nya saat pembagian raport. Namun seringkali karena angka-angka didalam sebuah buku tersebut, membuat orang tua lupa mengapresiasi hasil usaha dan upaya sang anak.

Biasanya orangtua menginginkan nilai sempurna terpampang di raport, padahal seperti kita ketahui tidak ada satu pun anak yang benar-benar sempurna. Apalagi dalam hal memahami semua pelajaran yang disampaikan sang guru. Orang tua lupa untuk memperhatikan hal spesifik pada anak, setiap anak memiliki bakat dan kemampuan lebih didalam sebuah bidang. 

Stop untuk menuntut anak harus ahli matematika dan fisika, mari kita pelajari sang anak memiliki keunikan dan keahlian dibidang apa, bantu untuk mengasahnya. Sehingga dengan bakat dan keahlian nya yang spesifik dan khas ia mampu meraih kata "sukses" .

Mari diingat lagi, anak itu amanah lho amanah yang harus dijaga, terjaga dan difasilitasi untuk meraih berkah dan selamat. Boleh menerapkan kedisiplinan dalam semua lini, agar anak tahu batasan dan agar anak terbiasa dengan aturan (aturan ada untuk kita merasa adil). Jadi mari dilihat dan dipelajari kembali apa hobi anak, apa passion anak, apa nilai plus sang anak.

 Saat nilai matematika nya jelek dibantu dalam proses belajarnya, jangan hanya ditekan untuk bisa meraih nilai bagus (cara menekan hanya akan melahirkan anak-anak yang pandai berbohong), nilai raport yang bagus dan sempurna namun hasil mencontek dan usaha-usaha lainnya yang tidak sesuai jalur yang benar.

 Tentu kita tidak ingin membesarkan anak-anak calon perusak (dimasa depannya nanti), jadi berapapun nilai nya di dunia akademik hargai dan buat dia berupaya dengan cara yang benar serta support ia untuk mengembangkan keahlian spesifiknya. Sehingga tugas kita sebagai fasilitator dan sebagai seorang pelindung dan pengemban amanah itu bisa terpenuhi dengan baik.

Anak adalah amanah terindah dari sang pencipta, dalam hal mendidik tentunya harus dengan cara yang benar. Sehingga dimasa mendatang ia tidak menjadi pribadi yang pandai memaki tanpa melihat usaha dan upaya orang lain dalam melaksanakan segala tugas dan kewajibannya.

Indonesia masa kini membutuhkan orang yang pandai mengapresiasi hasil karya orang lain, pandai mencari solusi dalam jalur yang benar serta tidak memaki dan menyalahkan orang lain atas kegagalan yang ia alami.

Jika sejak kecil kita hanya bisa menekan dan menekan sang anak agar sesuai dengan impian dan harapan kita (tanpa kita tahu usaha dan upayanya) hanya akan membuat luka di dalam pemikirannya sehingga kelak tidak menutup kemungkinan ia kan menyalakan orang tuanya serta cara mendidiknya.

Jadi mari apresiasi hasil usaha dan upaya nya dalam belajar di dunia akademik, lihat potensi (besar) yang ada dalam dirinya, fasilitasi dan support ia untuk semakin berkembang.

Nilai raport tidak pernah menjadi jaminan kesuksesan si anak dimasa mendatang, cara kita mengasah potensi (besar) mengarahkan nya serta mendidiknya lah yang akan mengantarkan ia ke masa kejayaannya kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun