Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saudara Kembar

10 Maret 2018   11:17 Diperbarui: 10 Maret 2018   12:04 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Makanya banyak sekali perusahaan-perusahaan jasa menekankan karyawan-karyawati nya untuk memperbaiki pelayanan (sapa, salam, senyum, ucapkan terima kasih) semua bagian wajib mengimplementasikan. Yup, hal kecil namun berdampak besar..

Lalu kembaran dari terima kasih adalah tidak tahu...seperti sebuah ilustrasi diawal, saudara kembar yang memiliki tampilan fisik yang nyaris sama, akan memiliki perbedaan pada watak. Hmpppp, jadi yang dimaksud si kembar itu? apakah saat ada teman mau mencontek kemudian kita katakan tidak tahu? Atau apa ya??

Sebagai seorang manusia, seringkali kita merasa malu untuk mengakui ketidak tahuan kita dan memaksakan diri untuk terlihat mengetahui alias sok tahu. Sepintas hal itu akan melindungi harga diri kita, namun tidak akan lama. Ya, karena lawan bicara kita juga pasti sewaktu-waktu mempelajari hal yang dibicarakan dan ketika ia menggali lebih dalam kesimpulan yang ia tarik adalah kita pada saat itu hanya sok tahu. Impact nya orang tersebut akan segan untuk berdiskusi lagi dengan kita, dan ia akan merasa kurang percaya pada kita. Hilanglah rasa percaya orang tersebut, mahal sekali ya.. karena ke 'sok tahuan' kita harus dibayar dengan pudarnya rasa percaya orang tersebut. Merugi sekali rasanya bila kita membiarkan ke sok tahuan kita menjalar atau mendarahdaging?

Padahal saat kita masih kecil, kita tidak pernah malu atau segan untuk berkata 'tidak tahu' saat kita memang tidak tahu, tidak segan untuk balik bertanya atau mencari tahu dan hasilnya kita malah jadi  banyak mengetahui karena kejujuran dan pengakuan kita tersebut. Setidaknya jangan menutupi kesempatan ilmu untuk masuk kedalam diri kita saat kita merasa kita hanya sedikit mengetahui atau belum menggali lebih dalam. Saat kita mengatakan "saya tidak tahu" tidak lantas membuat harga diri kita jatuh.

Meskipun kita seorang Sarjana/guru atau sesepuh yang biasanya dipercaya lebih banyak mengetahui, karena yang bertanya akan semakin kagum pada kejujuran kita dan semakin menghargai kita, juga menimbulkan rasa percaya. "Ternyata beliau akan mengatakan hal-hal yang memang diketahuinya dengan luwes saja" ibaratnya tingkat pendapat atau omongannya lebih akurat.

Jadi sikembar tidak boleh kita lupakan dalam kegiatan sehari-hari kita, implementasikan kata terima kasih dengan sepenuh hati serta kata tidak tahu ketika memang kita merasa tidak banyak mengetahui suatu hal, atau ilmu kita kurang dalam hal tersebut. Wibawa kita dan harga diri kita tidaklah turun atas pengakuan jujur kita.

Semoga dapat dipetik nilai-nilai baiknya dan dapat menjadi remainder terutama bagi diri saya pribadi. Happy weekend sobat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun