Kemajuan teknologi dan internet telah mengubah skema penggalangan bantuan dari konvensional ke digital. Jika dulu, penggalangan dana dilakukan melalui kotak amal dan proposal, kini, semua dapat dilakukan secara digital, sebut saja internet banking, QR Code, platform crowdfunding, dan sebagainya.Â
Tidak hanya dari segi pendanaan, penggalangan bantuan yang sifatnya non-tunai pun juga. Misalnya, di kanal Twitter, sering kita jumpai kalimat 'Twitter, please do your magic'Â untuk meminta bantuan kepada publik. Tidak heran, banyak bantuan yang terkumpul karena kecepatan internet dalam menyebarkan informasi.Â
Gotong-Royong 4.0, Sebuah Cita-cita
Dari semua cerita yang saya sampaikan di atas, akhirnya, saya berefleksi. Ternyata, internet adalah sahabat perubahan. Internet berhasil mengubah bagaimana kita bisa berkegiatan sosial, dari memberikan donasi sampai menjadi relawan. Selain di level personal, di level organisasi pun, kini, banyak komunitas dan lembaga sosial yang melakukan modernisasi pada cara mereka bekerja dan program-program yang dijalankan.Â
Bagi saya, ini adalah sebuah peluang. Telkom Indonesia dapat menginisiasi pemberdayaan komunitas untuk mengembangkan ekosistem digital dalam kegiatan sosial di Indonesia.Â
Melalui IndiHome, internetnya Indonesia, yang mempunyai jaringan hingga di pelosok negeri, berbagai inisiatif sosial dapat tumbuh dan saling terhubung satu sama lain. Ini seperti 'Gotong-Royong 4.0' di mana semua orang dapat saling membantu walau terpisah jarak.Â
Kita dapat dengan mudah menemukan orang yang membutuhkan pertolongan. Sebaliknya, orang yang ingin menolong pun dapat kita pertemukan dengan yang membutuhkan bantuan. Kalau sudah begitu, saat semua orang bersedia terlibat dan membantu, bukankah dunia akan terasa jauh lebih indah?
Referensi/Sumber Bacaan:
- https://www.cafonline.org/about-us/publications/2021-publications/caf-world-giving-index-2021Â
- https://www.pointsoflight.org/blog/6-ways-internet-has-changed-how-you-can-volunteer-and-give/Â