Karena kerja di rumah udah jadi hal biasa, saya jadi lebih perhatian sama kondisi ruangan. Ya, iyyalah, pemandangannya itu-itu aja. Misalnya nih, ada yang terlalu crowded, kurang rapi, atau perlu ditata ulang. Kalau udah begitu, weekend di bulan Ramadan, saya habiskan untuk beberes, sekalian decluttering. Tertarik mau nyoba juga? Beberes yang ini bukan yang sekali jadi, tapi proses.Â
Saya lebih suka melakukannya secara bertahap. Misal, saya sediakan kardus kosong di pojok ruangan dan saya tetapkan target, barang apa yang mau diberesin terlebih dahulu. Bajukah? Buku? Atau Hiasan rumah? Day by day, saya taruh barang yang udah enggak 'sreg' di kardus dan weekend (Sabtu/Minggu) adalah saatnya memanem barang apa aja yang udah saya taruh di kardus dan siap dipacking untuk didonasikan.
Aktivitas Lain?
Pandemi juga berhasil mendorong saya untuk melakukan hal-hal baru atau melakukan kembali hal-hal lama yang sudah enggak saya lakukan. Misalnya, merutinkan menulis, ngeblog, menuntaskan baca buku, dan lebih jaga jarak dengan handphone. Saya pikir dengan durasi pandemi yang membuat kita lebih lama berada di rumah, kenapa nggak melakukan hal-hal yang produktif dan bisa mengisi baterai jiwa raga kita.
Iya, Ramadan saat pandemi ini enggak ada ruginya juga kok. Ikhlaskan dulu sementara belum bisa kumpul-kumpul buka puasa di luar rumah karena sebenarnya, di rumah aja pun bisa membuat kita lebih bersyukur dengan segala keterbatasan yang ada. Gimana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H