Mohon tunggu...
Mymy Chubby
Mymy Chubby Mohon Tunggu... lainnya -

Tidak ada yang spesial dalam diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masih Belum Jelas

31 Mei 2013   18:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:44 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

'Kenapa?" tanya rina sahabatku.
'Gak apa-apa kok lagi pingin ngelamun aja, ada ya larangan biat ngelamun." jawabku asal kena.
Ya aku memang tidak mau rina mengkhawatirkan aku, apalagi sampai dia harus repot ngurus aku nantinya. Aku gak mau dia terlalu capek dengan urusanku padahal dia udah terlalu baik selama ini mau menampungku di rumahnya selama hampir 5tahun tanpa pernah mengeluh kesal terhadapku, memang dia sahabat terbaikku.
"Eh My kayaknya kamu agak pucetan ya? Mang knpa seh, lagi gak enak badan ya?" tanya nya lagi padaku.
"Gak akh biasa aja mungkin aku kecapean kali kan tau sendiri sekarang aku sering lembur, biar bisa dapat biaya tambahan buat adikku yang mau masuk UPTN ternama." jawabkj sekena nya.
Ya memang aku lagi ngurus adikku masuk ke universitas favorit di yogya biar dia bisa tetep ngembangin prestasinya.
"Oh ya lupa si Riez dah mau masuk universitas ya? Wah hebat banget tuh anak bisa masuk universitas favorit, lah kuliah mu gimana? Terbengkalai dong kalo kamu biayain adikmu? Udah dia suruh tinggal disini aja ma kita bareng pasti ortuku setuju." cerocos Rina tanpa bisa dihentikan.
"Gak pp rin biar aku cuti dulu buat biaya dia masuk, ntar kalo udah normal lagi aku bakal kuliah lagi. Toh malah asyik bisa kerja tambahan lagi buat nabung lebih banyak lagi."
"Ya tapi kan gak gtu gtu amad Ta, kamu juga mesti urus dirimu sendiri dong jangan kayak gtu bgt." protes nya terhadap keputusan cuti kuliahku.
"Rin besok kita cari kostan y buat dia, aku g enak kalo dia juga harus numpang disini,atau aku bayar sewa aja ma kamu ya buat aku ma adikku selama tinggal disini." ajakku padanya.
Aku memang tidak enak dengan kebaikan-kebaikan Rina serta orang tuanya. Entah kapan aku sanggup membalas kebaikan mereka.
"What?? Nyari kost buat dia? G salah kan aku dengernya." sentaknya kaget.
"Ta kami itu udah aku anggap saudara ku sendiri, kamu tau sendiri ortuku g pernah ada di rimah sibuk dengan bisnis mereka, kalo bukan kamu yang nemenin aku sapa lagi? Udah lah adilmu tinggal disini juga biar tambah rame." jawabnya.
Aku jadi semakin merasa beruntung punya sahabat sebaik rina.
"Tapi rin, bukan hanya masalah adikku yang jadi pikiranku saat ini, aku belum saatnya cerita ke kamu apa yang sedang aku pikirkan." batinku.
Malam semakin larut kamipun masuk kedalam rumah untuk beristirahat tanpa rina ketahui ada satu hal yang masih mengganjal dihatiku.
Selamat istirahat sahabatku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun