Sabtu, 29 Oktober 2011...
Sehari setelah meninggalnya Ibu tercinta, kucoba mereduksi segala kesedihan yang mendalam dengan membersihkan halaman, merasakan kembali saat Ibu masih sehat duduk di teras saat ku sapu halaman dengan sapu lidi buatan Bapak.
Ada yang beda. Bukan hanya sudah tidak ada Ibu yang duduk di teras rumah. Tapi binatang yang menyerang saat 'tempat bermainnya' ku ganggu. Bukan lagi makluk berwarna merah semu coklat tapi hitam. Dan ini binatang yang termasuk ingin aku musnahkan.
Tak ada lagi 'pasukan' yang garang menggigit kulit kaki bahkan menyusup sampai leher dan wajah. Kemana mereka ?
Selesai membuang sampah yang dominan daun-daun kering pohon mangga, kubertanya pada kakak tertua "Kemana mereka ?"
Jawabnya "Mereka hilang, sejak pemburu telur itu dengan ganas selalu merampok seluruh isi sarang"
Kutarik garis dengan sebuah pertanyaan....apa sebabnya ?
Ternyata, meningkatnya populasi/komunitas penggemar burung hias adalah sumbernya. Demand mereka akan KROTO sangat tinggi sehingga harga KROTO yang adalah telur dari semung RANGRANG/KERANGKANG (entahlah nama latinnya) lumayan menggiurkan.
Kini, semut hitam yang berkuasa di semua pohon mangg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H