Mohon tunggu...
vista simanungkalit
vista simanungkalit Mohon Tunggu... -

student for State University of Medan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Nabi atau Delusi Skizofrenia???

13 Juni 2012   17:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:01 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, dunia semakin dihebohkan dengan munculnya orang-orang yang mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan ataupun nabi-nabi utusan tuhan. Mereka memperkenalkan ajaran-ajaran yang mereka yakini bahwa ajaran mereka adalah yang paling benar dan ajaran agama yang selama ini diyakini oleh masyarakat banyak adalah salah.

Hal ini tentunya sangat meresahkan masyarakat. Karena orang-orang tersebut memang benar-benar mengajarkan ajaran-ajaran sesat yang sangat bertolak belakang dengan ajaran-ajaran agama yang telah lama kita yakini kebenarannya. Selain itu, sebagian besar dari mereka memang sangat pintar untuk merayu masyarakat banyak agar mau menjadi pengikut ajaran sesat yang diajarkannya.

Banyak orang yang mengira munculnya orang-orang yang mengira bahwa mereka adalah tuhan ataupun nabi utusan tuhan merupakan tanda-tanda kiamat akan datang. Tidak sedikit masyarakat yang akhirnya percaya pada ajaran yang mereka perkenalkan bahkan mengikutinya karena ketakutan akan kiamat. Padahal sebenarnya seorang pun tidak ada yang mengetahui kapan kiamat akan datang.

Menurut ahli kesehatan, ternyata sebagian besar orang-orang tersebut penderita suatu penyakit. Penyakit itu disebut dengan waham atau delusi skizofrenia. Waham atau delusi skizofrenia adalah suatu keyakinan yang tidak dapat dibelok-belokkan, tidak logis sama sekali, sangat diyakini oleh seseorang, konsisten atau bersifat menetap, bersifat egosentris, namun bertentangan dengan kenyataan (realita) dan tidak bisa dikoreksi alias kekeuh dipertahankan oleh seseorang itu tanpa landasan kebenaran. Intinya, khayal namun sangat diyakini oleh seseorang.

Ada beberapa delusi atau waham, yaitu :

Ø Grendeur (waham kebesaran)

Pasien yakin bahwa mereka adalah seseorang yang sangat luar biasa, misalnya seorang artis terkenal atau seorang nabi atau bahkan merasa dirinya Tuhan.

Ø Guilt (waham rasa bersalah)

Panderita merasa bahwa mereka telah melakukan dosa yang sangat besar.

Ø Ill Health (waham penyakit)

Penderita yakin bahwa mereka mengalami penyakit yang sangat serius.

Ø Jelousy (waham cemburu)

Penderita yakin bahwa pasangan mereka telah berlaku tidak setia.

Ø Passivity (waham pasif)

Penderita yakin bahwa mereka dikendalikan ataun dimanipulasi oleh berbagai kekuatan dari luar, misalnya oleh suatu pancaran sinyal radio makhluk mars.

Ø Persecution (waham kejar)

Penderita merasa dikejar – kejar oleh pihak – pihak tertentu yang ingin mencelakainya.

Ø Poverty (waham kemiskinan)

Penderita takut mereka mengalami kebangkrutan dimana pada kenyataannya tidak demikian.

Ø Reference (waham rujukan)

Penderita merasa mereka dibicarakan oleh orang lain secara luas, misalnya menjadi pembicaraan masyarakat atau disiarkan di televisi.

Untuk itu, apabila anda bertemu dengan orang yang mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan ataupun nabi utusan Tuhan, kita jangan langsung menghakiminya ataupun menjauhinya apalagi mengikuti ajarannya. Hendaknya kita mengimani ataupun meyakini agama yang sudah diajarkan oleh orang tua kita semenjak dari kecil. Ada baiknya kita bersama masyarakat sekitar bekerja sama dengan keluarga si penderita untuk memberikan pengobatan ataupun perawatan psikiater kepada sipenderita. Karena menghakimi ataupun menjauhi mereka hanya akan menambah parah penyakit nya.  Selain menolong sipenderita, hal ini tentu saja akan mengurangi hal-hal yang dapat meresahkan dan merugikan masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun