Fatin Shidqia Lubis, juara X Factor Indonesia sesi pertama menuai pro kontra. Disisi lain kita bisa terkesima dengan suaranya yang indah, dan unik, tapi disisi lain Fatin memiliki banyak kelemahan dalam olah vokal, seperti pada nada tinggi dan tarikan nafas yang belum halus. Tapi dukungan kepada Fatin tidak pernah surut karena ada Fatinistic yang selalu ada untuk mendukungnya. Entah sudah ada berapa fanbase yang mengatasnamakan Fatinistic. Bahkan ketika salah lirik pun, Fatin masih bisa menjuarai ajang pencarian bakat tersebut. Keindahan suara Fatin yang sulit diungkapkan dengan kata-kata itu, telah menyihir para penonton setia X Factor Indonesia. Andaikan bakat Fatin ditemukan 2-3 tahun lalu, pasti kemampuan Fatin jauh lebih baik dari ini. Akan menjadi perpaduan karakter dan teknik yang sempurna Di balik gelombang dukungan kepada Fatin, banyak juga yang mencela kemenangan Fatin. Lalu, saya mencoba membuat perbandingan dengan peserta X Factor di seluruh dunia yang menyanyikan lagu Grenade, lagu andalan Fatin ini. Jujur, suara khas Fatin itu memang membuat lagu itu terasa lain, lebih hidup dan enak didengar. Kalo menurut saya, kelemahan Fatin hanya olah vokal saja. Tapi kadang, kekhasan suaranya sudah membuat orang takjup. Fatin, gadis 16 tahun ini menemukan bakat musiknya baru 6 bulan lalu, ketika ia iseng-iseng mendaftar menjadi peserta XFI. Sebelumnya Fatin malah ikut les taekwondo. Tidak ada latar belakang musik di keluarganya. Sehingga sepertinya bakat bernyanyi itu tidak terperhatikan dengan baik. Dan Fatin pun jarang 'memamerkan' suara khas nya ke orang-orang terdekatnya. Dalam kurun 6 bulan ini, Fatin menjadi remaja paling populer di Indonesia. Karier musiknya yang baru berumur jagung ini pun tidak selalu mulus. Kadang Fatin lupa lirik, pernah di skors karena tidak mau menari di panggung dan demam panggung. Dunia hiburan yang gemerlap yang telah menghampirinya sangat berbeda dengan kehidupan Fatin yang sederhana. Tentu Fatin butuh adaptasi dengan karier barunya. Tentu Fatin tidak bisa dibandingkan dengan anak seusianya yang telah menemukan"passion" lebih awal. Walau sebenarnya Fatin beruntung, menemukan passionnya diumur 16 tahun, karena saya sendiri menemukan passion saya diumur 28 tahun. *jangan ketawa ya* Kadang saya mengkhayal, andaikan saya menemukan passion saya 10 tahun lalu, pasti saya sudah expert di bidang tersebut. Tapi ah sudahlah....Seementara Fatin masih sangat muda, masih bisa mengasah kemampuan olah vokalnya, kalo perlu sampai bisa memainkan alat musik dan menciptakan lagu sendiiri. Wow keren! *Hanya renungan seorang calon ibu*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H