Kematian Presiden John F. Kennedy pada 22 November 1963 yang diakibatkan oleh tembakan mematikan pada lehernya saat presiden ke-35 Amerika Serikat dari Partai Demokrat itu sedang melakukan kunjungan kerja di Dallas, merupakan peristiwa yang dicatat sejarah sebagai salah satu peristiwa yang sangat mengguncang dunia. Peristiwa ini juga membuktikan, betapa rentannya posisi seorang presiden yang note bene juga seorang politikus.
Tak dapat kita pungkiri kalau dunia politik merupakan dunia ‘kelam’, karena di dunia ini hanya ada kepentingan, kepentingan, dan kepentingan, sehingga demi kepentingan itu, kawan akan dijadikan lawan, dan lawan dijadikan kawan. Ketika kursi kepresidenan diperebutkan, persaingan untuk mendapatkan kursi itu luar biasa ketat dan jahat, karena para kandidat yang bersaing tak segan-segan melakukan apa saja agar saat Pemilu, rakyat tidak memilih kandidat yang menjadi rivalnya.
Ketika kursi kepresidenan telah diraih, partai yang kandidat calon presidennya kalah tak segan-segan ‘menggoyang’ presiden terpilih hanya karena tidak puas atau sakit hati karena curiga partai sang presiden terpilih melakukan kecurangan selama Pemilu, atau karena kebijakan sang presiden dianggap dapat merugikan kepentingannya. Pengungkapan kasus penyelewangan dana talangan Bank Century sebesar Rp. 6,7 triliun oleh mantan ketua umum Partai Golkar yang juga mantan wakil presiden RI periode 2004-2009, Yusuf Kalla, bisa dijadikan salah satu contoh bagaimana politikus bermain untuk menggoyang rivalnya, yang dalam hal ini adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari Partai Demokrat. Pengungkapan dilakukan karena ada kecurigaan dana rakyat tersebut ada yang digunakan untuk membiayai kampanye Partai Demokrat demi memenangkan SBY agar kembali menjadi presiden untuk periode 2009-2014, setelah sukses terpilih menjadi presiden untuk periode 2004-2009 dengan didampingi Yusuf Kalla sebagai wakil presiden. Seperti diberitakan berbagai media di Tanah Air, pada November 2009 SBY dan Partai Demokrat mati-matian membantah. Bahkan dengan tegas mengatakan, tak sepeser pun dana Century yang masuk kantong Partai Demokrat.
Jika dikaji dari sisi hukum, pengungkapan yang dilakukan Yusuf Kalla ini ada benarnya, bahkan mungkin memang harus, karena hasil audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan sedikitnya ada delapan penyimpangan dalam proses pengucuran dana talangan itu. Apalagi karena baik Presiden SBY maupun Partai Demokrat, mati-matian berusaha agar kasus Century tidak sampai ke pengadilan dengan cara, antara lain, ‘melepas’ Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk bekerja di Bank Dunia, karena baik Sri Mulyani maupun Wakil Presiden RI periode 2009-2014 yang saat ini mendampingi SBY, yakni Budiono, dianggap sebagai otak di balik kasus itu. Hingga sejauh ini, SBY dan Demokrat berhasil dengan keinginannya, karena baik kepolisian, kejaksaan, maupun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tidak lagi memroses kasus yang menghebohkan Indonesia sepanjang akhir 2009 hingga sepanjang 2010 ini. Kasus itu dipetieskan.
Namun demikian, meski politik itu kejam, dunia perpolitikan Indonesia mungkin masih dapat dianggap ‘baik’, karena setidaknya hingga kini tak ada presiden Indonesia yang harus sampai kehilangan nyawa karena jabatannya. Bangladesh pernah kehilangan dua presiden karena dibunuh, Amerika Serikat kehilangan empat presiden karena dibunuh, dan Bolivia kehilangan tiga presiden, juga karena dibunuh.
Data dari Wikipedia menyebutkan, sedikitnya sejak 1871 hingga 2005, ada sekitarn 49 presiden di beberapa negara di dunia yang kehilangan nyawa karena dibunuh. Inilah datanya ;
1. Mohamed Boudiaf, presiden Aljazair, dibunuh pada 1992
2. Melchior Ndadaye, presiden Burundi, dibunuh pada 1993
3. François Tombalbaye, presiden Chad, dibunuh pada 1975
4. Ali Soilih, presiden Komoro, dibunuh pada 1978
5. Marien Ngouabi, presiden Republik Kongo, dibunuh pada 1977
6. Laurent-Désiré Kabila, presiden Republik Demokrasi Kongo, dibunuh pada 2001
7. William R. Tolbert, Jr., presiden Liberia, dibunuh pada 1980 dalam kudeta militer
8. Samuel Doe, presiden Liberia, dibunuh pada 1990.
9. Anwar Sadat, presiden Mesir, dibunuh pada 1981
10. Ibrahim Baré Maïnassara, presiden Nigeria, dibunuh pada 1999
11. Murtala Ramat Mohammed, presiden Nigeria, dibunuh pada 1976
12. Abeid Karume, presiden pertama Zanzibar, dibunuh pada 1972
13. Abdirashid Ali Shermarke, presiden Somalia, dibunuh pada 1969
14. Mohammed Daoud Khan, presiden Afganistan, dibunuh pada 1978 dalam kudeta komunis.
15. Mohammed Najibullah, presiden Afganistan, dibunuh pada 1996 ketika Taliban menduduki Kabul.
16. Mujibur Rahman, presiden Bangladesh, dibunuh pada 1975
17. Ziaur Rahman, presiden Bangladesh, dubunuh pada 1981
18. Mohammad Ali Rajai, presiden Iran, dibunuh pada 1981
19. Park Chung Hee, presiden Korea Selatan, dibunuh pada 1979
20. René Moawad, presiden Lebanon, dibunuh pada 1989
21. Ranasinghe Premadasa, presiden Sri Lanka, dibunuh pada 1993
22. Ngo Dinh Diem, presiden pertama Vietnam Selatan, dibunuh pada 1963
23. Ibrahim al-Hamadi, presiden Yaman Utara, dibunuh pada 1977,
24. Ahmad al-Ghashmi, presiden Yaman Selatan, dibunuh pada 1978 dengan cara dibom
25. Haruo Remeliik, presiden Palau., dibunuh pada 1985
26. Michael Collins, presiden Pemerintahan Sementara dan pemimpin gerilya "IRA Tua" dibunuh pada 1922
27. Gabriel Narutowicz, presiden Polandia, dibunuh pada 1922
28. Ioannis Capodistrias, presiden pertama Yunani, dibunuh pada 1831
29. Abraham Lincoln, presiden AS, dibunuh pada 1865
30. James Garfield, presiden AS, dibunuh pada 1881
31. William McKinley, presiden AS, dibunuh pada 1901
32. John F. Kennedy, presiden AS, dibunuh pada 1963
33. Ulises Heureaux, presiden Republik Dominika, dibunuh pada 1899
34. Carlos Castillo Armas, presiden Guatemala , dibunuh pada 1957
35. Francisco I. Madero, presiden Meksiko, dibunuh pada 1913
36. Venustiano Carranza, presiden Meksiko, dibunuh pada 1920
37. Álvaro Obregón, presiden terpilih , dibunuh pada 1928
38. Anastasio Somoza García, presiden Nikaragua , dibunuh pada 1956
39. Anastasio Somoza Debayle, presiden Nikaragua, dibunuh pada 1980
40. Manuel Isidoro Belzu, presiden Bolivia, dibunuh pada 1865
41. Mariano Melgarejo, presiden Bolivia, dibunuh pada 1871
42. Juan José Torres, presiden Bolivia , dibunuh pada 1976
43. Gabriel García Moreno, presiden Ekuador, dibunuh pada 1875
44. Luis Sánchez Cerro, presiden Peru, dibunuh pada 1933
45. Zelimkhan Yandarbiyev, presiden Chechnya, dibunuh pada 2004
46. Aslan Maskhadov, presiden Chechnya, dibunuh pada 2005
47. Juvénal Habyarimana, presiden Rwanda, dibunuh pada 1994
48. Cyprien Ntaryamira, presiden Burundi, terbunuh pada (1994) dalam kecelakaan pesawat yang misterius. Saat peristiwa terjadi, Burundi sedang mengalami ketidakstabilan politik yang mengakibatkan pembantaian besar-besaran di Rwanda dan pecahnya peperangan di negara itu
49. Salvador Allende, presiden Cili, dibunuh pada 1973 dalam kideta berdarah.
(info lain, silahkan KLIK DI SINI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H