Hai salam kenal...
Sebut saja nama saya Sang Penggoda. Saya berasal dari desa kecil di Jawa Tengah. Apa kamu penasaran kenapa nama saya "Sang Penggoda?"
Saya pun tak tau, sejak kapan nama itu menempel pada saya, yang jelas, ini akibat ulah para ibu-ibu yang suka nongkrong di tukang sayur komplek sekitar rumah tempat saya tinggal. Saya tinggal di sebuah rumah kontrakan di bilangan Jakarta Pusat. Komplek padat penduduk dengan penghuni kebanyakan ibu-ibu yang kalau pagi lebih suka nongkrong  di tukang sayur sekaligus ngerumpi masih lengkap dengan daster rombengnya bekas pakai semalam.
Lantas kenapa saya disebut "sang penggoda"?
Mungkin karena busana-busana yang saya pakai ini terkesan seksi. Mungkin karena gaya dandanan saya yang bagi para ibu-ibu itu terlihat "wah". Mungkin karena saya yang pergi kerja sore pulang pagi. Ya, mungkin saja. Saya tak peduli. Saya juga tak suka basa basi. Biar saja mereka sibuk dengan pikiran sendiri.
Suatu hari di suatu pagi, saat saya baru pulang dari pekerjaan. Saya melewati gerombolan ibu-ibu yang ngerumpi di ujung gang beserta  tukang sayur lengkap dengan gerobak sayurnya. Seketika bisik-bisik mereka terhenti ketika saya  lewat. Tapi suitan tukang sayur jelas terdengar di telinga dengan rentetan suara sembernya "Pagi eneng cantik.. Godain abang donk.. Katanya eneng sang penggoda... Suit suittt"
Tentu saja saya  tak menggubris panggilan murahanya.
Pagi berikutnya, ketika melewati tempat yang sama, si abang tukang sayur makin nekat menepuk pantat milik saya yang masih mengenakan rok mini. Tanpa banyak cing cong, saya tendang saja bagian vital si abang kurang ajar itu sampai jatuh mengaduh. Apa dia pikir tubuh saya yang berharga ini bisa seenaknya dia sentuh-sentuh?
Mungkin saya  memang penggoda... Tapi saya tak suka di goda. Mungkin saya penggoda.. Ya mungkin saja..
Ada banyak kisah yang ingin saya ceritakupan padamu (siapapun engkau yang membaca tulisan ini ), Tunggu esok kalau  ada waktu, sekarang  mau tidur dulu. Mwaaaach...
=====================Bersambung==============