Mohon tunggu...
Juster Sinaga
Juster Sinaga Mohon Tunggu... Pendidik -

Menapak hidup setapak demi setapak menuju puncak yang lebih tinggi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilarang Mencuri Ide Orang Lain (Seperti Saya)!

12 Maret 2010   01:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya harus menulis ini. Tidak bisa tidak. Ini harus. Bermula dari postingan saya tanggal 8 Maret 2010 yang berjudul “Tips (benar) Menjadi Guru Seorang Guru” di Kompasiana.

Sedikit saya bercerita tentang latar belakang pemuatan tulisan ini. Beberapa kali saya menjadi “tong sampah” dari istri saya. Inti share istri saya adalah “Guru kok kayak gitu ya bang?” Sayapun tergoda mencari jawaban itu. Saya coba mencari di internet tulisan yang bersinggungan dengan tulisan itu. Banyak tulisan yang saya temukan dan satutulisan yang menurut saya menjawab pertanyaan istri saya, yaitu tulisan Jaber Sampurno di blog pribadinya www. gurukreatif.wordpress.com yang berjudul “7 cara menjadi guru yang profesional dalam bersikap”. Sayapun memposting tulisan itu di Kompasiana setelah mengubah judulnya dan menambah serta menghilangkan beberapa kalimat di dalamnya. Dan postingan itupun dibaca dan dikomentari beberapa teman kompasianer. Sampai akhirnya komentar dari Jaber Sampurno (Pak Agus) yang saya hormati, yang isinya: 10 Maret 2010 14:02 “Pak, ini tulisan anda ambil dari blog saya
gurukreatif.wordpress.com”.

Mendapatkan respon seperti itu saya kaget dan resah. Saya tersadar bahwa saya sudah melakukan pelanggaran etika. Keresahan saya semakin bartambah karena selama dua hari setelah kejadian ini tidak ada teman-teman Kompasiana yang mampir ke tulisan saya. Hal inilah yang paling menyiksa. Rasanya kemampuan intelektual saya difonis bahkan diblacklist. Pikiran saya terpojok.

Sadar bahwa saya telah melakukan kesalahan sayapun secara sadar dan niat yang tulus ingin membebaskan pikiran saya dari belenggu ini dengan menulis pengakuan ini. Sebelum tulisan ini saya juga sudah membalas pesan dari Pak Agus yang berbunyi: “benar pak Sampurno..maaf sebelumnya saya tidak minta ijin sebelumnya. Tulisan bapak sudah saya “acak-acak”. Maaf sebelumnya. Dengan ini saya cantumkan sumbernya. Mohon maaf juga buat teman2 kompasiana, saya melanggar etika kita. Salam”.

Dari pengalaman ini saya berefleksi diri bahwa ide kreatif dan original itu lebih memberi arti pada diri daripada ide orang lain yang dicaplok jadi ide sendiri. Karena, ketika kita “mencuri”ide orang lain bisa saja kita mendapat banyak respon tetapi tidak membantu daya kreatif kita. Hal ini saya sadari sendiri. Untuk menjadi eksis dan bermakna harus lahir dari kejujuran intelektual. Saya tidak mau membelenggu intelektual saya hanya karena rasa bersalah yang tidak mau diakui.

Dengan pengalaman inipun saya semakin terpacu untuk melepaskan ide-ide yang lama bersarang dalam kepala ini. Semoga dengan pengalaman ini saya semakin matang dan terus berjalan di rel yang benar. Kepada Pak Agus yang saya hormati, sekali lagi saya mohon maaf. Saya tidak ada niat menjadi “Pak Agus” palsu di dunia ide. Maafkan saya pak. Dan kepada teman-teman semua kiranya juga bisa memaafkan dunai ide saya. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun