Mohon tunggu...
Arief Budiman
Arief Budiman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Managing Director PT. Petakumpet Creative Network

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Filosofi Ember

6 Maret 2011   17:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:01 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita bercermin pada kehidupan kita sehari-hari, seringkali hadir beberapa pertanyaan yang kita begitu ingin mengetahui jawabannya.

Mengapa kita yang telah bekerja keras dari pagi buta sebelum subuh sampai lepas Isya' bahkan larut malam sampe rumah, tapi rezeki tetep seret?

Mengapa kita telah membanting tulang sampai capek-capek pegal tapi ATM  tetap kosong dan tiap tengah bulan keuangan masih minus?

Mengapa uang yang puluhan tahun kita kumpulkan sedikit demi sedikit tiba-tiba habis tandas didongkel maling saat kita pergi?

Mengapa kita terus-menerus sakit-sakitan tak kunjung sembuh?

Mengapa hidup ini makin lama makin sulit kita jalani dan rasa-rasanya kebahagiaan itu cuma milik orang lain dan bukan kita?

Mengapa hidup kita dihinggapi banyak masalah?

Saya mengalami sendiri sulitnya mencari jawaban, saat pertanyaan di atas tak sekedar memenuhi kepala saya tapi menyatu dalam setiap tarikan nafas saya. Rasa bingung itu, capek itu, gelapnya perasaan saat membentur dinding yang tebal dan tinggi, sesak nafas saat masalah-masalah memuncak.

Pencarian itu membawa saya pada sebuah benda, bernama: ember.

Ember? Kok? Bagaimana bisa ember menjawab persoalan seberat itu?

Anggaplah ember itu tampungan untuk rejeki kita. Ukuran ember kita masing-masing tidak sama, tergantung besarnya mimpi kita. Ada orang yang puas dengan pendapatan sejuta rupiah sebulan, embernya ya seukuran itu. Ada yang lima juta rupiah, ada yang ingin jadi orang terkaya se-Indonesia, ada yang pengen punya puluhan perusahaan go public, ada yang mengangankan sawah berhektar-hektar, ada yang pengen perusahaannya jadi nomer 1 di dunia, itu ukuran ember masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun