Pagi ini menjadi pagi yang sungguh menyebalkan bagi saya. Bagaimana tidak? Biasa berangkat kerja jam 08.00, menyusuri jalan menuju arah Cikampek, memasuki jalan tol yang biasa dilewati. Tidak seperti biasa, jalan tol hari ini begitu sesak. Jarak antar kendaraan sangat pendek, kepadatan luar biasa pagi itu. Padahal belum juga jam 09.00, batas ketika truk-truk besar diperbolehkan lewat.
Info kepadatan ini sebenarnya sudah tercium melalui aplikasi maps. Tapi apa daya, alternatif jalan yang ditawarkan juga tidak menarik. Hanya selisih sedikit saja dan harus melewati jalan biasa dengan beragam pengguna jalan di dalamnya.
 Tentu saja meningkatkan risiko akan terjadinya sesuai di jalan. Dengan pertimbangan selisih waktu yang sedikit, akhirnya saya tempuh juga perjalanan lewat jalan tol pagi ini. Sedikit demi sedikit, persis seperti kura-kura yang berjalan di sepanjang jalan panjang. Berusaha sabar adalah cara saya untuk mengurangi stress akibat macetnya jalan ini. Sampai tiba-tiba muncul sirene meraung-raung dari arah belakang.
Raungan sirene yang khas untuk mereka yang mau lewat cepat ketika terjadi kemacetan di jalan. Raungan sirine yang menjengkelkan, karena suaranya sangat mengganggu telinga orang.Â
Tapi apa pedulinya mereka yang menggunakan jasa pengawal dalam menelusuri jalanan padat? Mereka hanya peduli untuk segera sampai ke tujuan dan memaksa orang lain untuk minggir demi mereka.
Seandainya itu adalah ambulan yang membawa orang sakit, rasanya masih bisa kita maklumi karena urgensinya. Tapi seringkali yang lewat bukan ambulan, kebanyakan mobil-mobil pejabat yang minta didahulukan jalannya. Seringkali juga mobil biasa yang dikawal secara khusus oleh mobil khusus. Ketika itu terjadi, rasa dongkol seperti memuncak.Â
Sumpah serapah seperti mau keluar dari mulut ini. Untungnya masih bisa saya tahan, mungkin mereka punya keperluan khusus sehingga perlu dikawal cepat melewati jalan. Bisa juga mereka mau ambil gajian, atau kebelet karena sakit perut...begitu seloroh temen saya sambil becanda.
Begitulah polah para pengawal... apakah Anda termasuk di dalamnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H