Mohon tunggu...
myaa
myaa Mohon Tunggu... -

mahasiswa UI 07..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gagal atau Menyerah?

23 September 2009   16:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:42 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai manusia tentu saja kita sudah tidak asing lagi dengan kata-kata ‘berusaha dan berdoa’ dalam konteks untuk meraih keberhasilan. Dimulai dari hal yang kecil yang kita kuasai, tanpa henti berusaha hingga meraih hasil yang kita inginkan. Entah dalam hal apa, namun hasil yang kita inginkan tersebut tentu saja tidak jauh berbeda, yaitu kesuksesan. Kesuksesan pasti akan datang menjadi hadiah menyenagkan dari setiap usaha yang kita lakukan, dan kita tentu akan senang menerimanya. Namun apakah kita juga akan siap menerima hadiah yang bernama kegagalan?

Dalam hal berusaha, terkadang kita dapat dengan mudahnya mengatakan kalau kita gagal saat sebuah kesulitan dihadapi. Kita menjadi manusia yang tidak mempunyai keyakinan apalagi harapan untuk mengejar sesuatu yang kita inginkan. Namun apakah akal sehat kita yang pada saat itu sedang terpuruk dapat membedakan antara makna gagal dan menyerah?

Mari kita belajar sedikit dewasa lagi dalam menghadapi diri kita sendiri. Begitu banyak kebodohan dan kesalahan yang kita lakukan dan tanpa sadar telah berdampak negative pada diri kita sendiri dikarenakan kurang memahami makna gagal dalam hidupnya.

Seseorang dikatakan gagal bila dia telah menyerah. Artinya, kegagalan tidak akan pernah ada, jika tidak pernah ada pula kata menyerah dalam diri kita. Contohnya, seorang anak yang divonis tidak lulus ujian sekolah lantas dengan mudah pula mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Dapatkah ditarik kesimpulan, hal tersebut adalah pelampiasan dari rasa gagal atau menyerah?

Marilah kembali kepada fungsi kita sebagai manusia yang dalam fitrahnya wajib berusaha. Tidak pernah ada manusia yang tidak pernah gagal di dunia ini, kecuali mereka yang tidak pernah melakukakn apa-apa. Maka, banggalah menjadi manusia yang pernah gagal. Brikut beberapa alternative cara dalam menghadapi kegagalan.

1.Siapakan diri untuk gagal.

Jadikan sebuah kegagalan menjadi sebuah kewajaran dalam proses mencapai kesuksesan. Jadi diri kita tidak akan kaget lagi jika di tengah perjalanan ada sesuatu yang di luar dugaan dan mungkin tidak kita inginkan. Kadang hal tersebut akan menjadi racun yang dapat menghilangkan optimisme yang tadinya kita miliki. Maka, siapkan sekuat-kuatnya mental kita dan jadikan kegagalan itu adalah teman menuju kesuksesan yang tidak untuk ditakutkan.

2.Belajar dari mereka yang pernah gagal.

Semua orang pasti kenal dengan Thomas Alfa Eddison, penemu bola lampu pertama. Di pikiran kita dia adalah seorang ilmuan yang hebat pada jaman revolusi industri dulu. Namun, kita juga dapat belajar sebuah filosofi dari dia. Ternyata perlu percobaan sebanyak 2000 kali bagi Thomas untuk menemukan sebuah bola lampu. Dan pada saat ditanya bagaimana rasanya mengalami kegagalan sebanyak itu, ia menjawab : Aku tidak pernah sekalipun gagal. Aku telah berhasil menemukan bola lampu, hanya saja memerlukan proses yang ke 2000 kali.

3.Experience is the best teacher.

Slogan semacam ini tentu telah kita kenal semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Memang tidak dapat dipungkiri, tidak mudah menerima gagal dalam kamus kehidupan kita. Namun ternyata gagal tersebutlah yang membuat kita menjadi mau berfikir dan merenunng, apa sebenarnya yang menjadi faktor saya gagal? Apa yang salah dan harus diubah? Apa yang harus diganti dan diperbaiki? Dan dari hal-hal tersebutlah ternyata kita dapat belajar banyak hal di luar dugaan kita. Manfaat lain yang dapat kita ambil adalah, kesabaran yang kita punya tentui saja terlatih karena ‘kejutan-kejutan’ ringan yang membuat kita tidak dapat terlepas dari rasa panik. Keyakinan dan rasa optimisme kita yang dipaksa untuk terus ada dengan segala kemungkinan-kemungkian yang ada di depan mata. Dan rasa ingin bangkit lagi setelah mengalami kegagalan yang tidak dapat dengan mudah ditumbuhkan kembali. Dan tentu saja itu menjadi PR kita selama kita masih ingin merasakan kesuksesan.

4.Berfikir positif dan jangan takut!

Berfikir positif bahwa kegagalan hanyalah teguran kecil agar kita harus lebih berhati-hati. Tetap menjadi positif dengan cara mencopy paste semangat orang-orang yang ada di sekitar kita, kalau perlu minta mereka menyamangati kita. Saat kita bayi dulu tentu ada saatnya kita belajar berjalan dan terjatuh. Namun ternyata dengan dorongan orang-orang yang terus memberikan semangat untuk kita terus belajar, membuat kita dapat berdiri dan berjalan lagi. Bayangkan jika saat itu tidak ada mereka, mungkin kedua tungkai kita tidak akan sesempurna seperti hari ini.

Selain keempat cara di atas, cara yang paling mudah adalah membayangkan indahnya sebuah kesuksesan. Bagaimana puasnya kita menikmati keberhasilan setelah melewati berbagai macam halangan, jatuh bangun, air mata dan peluh, dan semua hal yang membuat kita takut untuk mencoba lagi. Jadilah manusia yang besar, yaitu manusia yang selalu mau bangkit lagi setelah gagal. Dan mau menerima kegagaln itu menjadi sebuah pelajaran. Tidak mungkin dari semua kesempatan yang kita coba, kesemuanya akan gagal pula. Gagal hanyalah sepotong kecil dari perjalanan sukses yang pasti akan kita miliki. Jadi, jangan pernah takut gagal. Dan jangan pernah mau menyerah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun