ketika itu aku tak paham apa yang ada dalam pikiranku, aku tak bisa lepas dari nya. Setiap hari ada saja yang kutanyakan pada nya, walau jawabannya terkadang aku tak pahami bahkan pertanyaan ku sering kali sengaja tak dijawabnya. Aku tak kecewa sedikitpun. Walau dia lebih sering tak pedulikan aku. Tak pernah ada rasa kesal di hati ini. Aku selalu menanti saat-saat dia menjawab pesan singkat dari ku. Meskipun tak berbalas aku tak sedikit pun kecewa. Aku sering kali meminta nya untuk tersenyum kepada ku. Walaupun sering pula dia menolak tuk tersenyum. Aku sabar menanti dia tersenyum.
Aku lakukan itu bukan tanpa sebab. Entahlah dia paham atau tidak perasaan ku pada nya. Namun Tuhan terlalu adil pada ku. Saat aku masih berpikir dan berusaha tuk buktikan isi hati ku pada nya. Ternyata dia telah temukan hati yang lain. Ini lah awal mula jalan terang bagi ku. Aku berusaha untuk terlepas dari nya dan menjauh sejauh mungkin. Aku kecewa pada diriku sendiri karena tak pandai mengendalikan perasaan.
Kini aku mulai paham bahwa cinta juga punya harga diri. Tak perlu terlalu berharap pada orang yang tak hargai perasaan kita pada nya. Mundur lebih awal adalah pilihan tepat. Aku ucapkan banyak terima kasih untuk waktu yang telah kau luangkan pada ku. Untuk semua jawaban atas pertanyaan ku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H