Rasa ingin tahu saya terhadap banyak hal mungkin sebanding dengan kesalahaan yang telah ku perbuat. Satu persatu teman dekat ku menjauh hingga saat ini dimana saya benar-benar kehilangan semua teman2 ku. Mereka beralasan sedang sibuk dan tak bisa berbalas sms lagi dengan saya. Di usia ku saat ini rasa nya ingin bisa hidup normal tetapi keseharian ku telah membentuk persepsi kurang baik di mata teman-teman ku. Aku merasa terlahir dengan normal tetapi orang menvonis saya menderita autis. Dan akhirnya saya benar-benar sadar mungkin ada hal besar yang Tuhan hadiahkan untuk saya. Mungkin saat selesai kuliah dua tahun lagi saya bisa diberi kesempatan untuk melanjutkan sekolah pascasarjana. Untunglah saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan kuliah meskipun masih dua tahun lagi. Saya benar-benar bisa menikmati proses belajar, mengemukakan pendapat, kebebasan berpikir tanpa rasa takut dipermalukan. Saya berharap presepsi orang terhadap ku tidak benar. Aku adalah anak normal dan bisa hidup normal bukan anak autis. Saya benar-benar tidak senang mendengar istilah autis terhadap saya. Semoga saya diberikan jalan untuk melanjutkan sekolah pascasarjana di Itb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H