Pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) enam kabupaten di Provinsi NTB, dilaksanakan serentak pada Desember 2015 mendatang. Di Kabupaten Dompu misalnya, para kandidat yang akan maju sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati sudah mulai bermunculan dengan style dan komunikasinya masing-masing. Seperti apa dinamikanya? Berikut catatan, MIFTAHUL YANI.
DALAM kemunculannya dimusim menjelang Pilkada saat ini, tidak sedikit para kandidat yang ingin bertarung untuk mendapatkan tahta. Namun kemunculan mereka kerap mendapat beragam komentar dan penilaian dari masyarakat terkait peluang, kemampuan, dan komitmennya menyejahterkan masyarakat.
Tidak seperti Pilkada sebelumnya, Pilkada Kabupaten Dompu sekarang kemungkinan besar akan sepi kontestan yang akan bertarung. Fakta itu terlihat dari dinamika pasangan calon, koalisi partai, dan tingkat elektabilitas dan atau popularitas mereka ditengah masyarakat.
Terkait hal itu, Direktur Dompu Politica Centre (DPC), Wawan Anggarana, berpendapat bahwa semua figur yang merencanakan maju berasal dari ketiadaan dan merasa punya kemampuan intelektual. Tetapi kurang menghadapi belantara politik yang sekarang mengalami pergeseran.
Misalnya, ada yang punya kekuatan logistik tetapi ragu dengan kemampuannya membangun kepercayaan publik. Karut marut ini berakhir manakala ada partai politik (Parpol) yang telah mengeluarkan surat keputusan dukungan kepada salah satu pasangan calon.
Di dalam Parpol pun, sebelum adanya surat dukungan kepada salah satu calon, mereka juga memiliki kalkulasi sendiri, disamping ada kerumitan mekanisme yang diatur partai maupun UU. Dalam hal ini, mau tidak mau, Parpol harus menyesuaikan harapannya dengan keadaan. Selain itu harus mampu meyakinkan struktur partai yang lebih tinggi untuk mendapatkan legalisasi keputusan yang telah diambil. “Dan kerumitan ini menjadi kendala tersendiri bagi dinamika politik menjelang pilkada,” ujar Wawan.
Dinamika ini sebenarnya riil, hanya belum terstruktur saja karena legalitas dukungan Parpol menjadi sangat penting untuk membuat dinamika itu formal dan terukur. Lagi-lagi penekanan Wawan, dukungan formal dan administratif Parpol menjadi kunci pergerakan. Itu menjadi sangat menentukan. “Tunggu saja, mungkin dalam minggu-minggu ini sudah ada kecerahan suasana, pasalnya akan ada Parpol yang memberikan dukungan formal kepada salah satu pasangan calon,” imbuh Wawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H