Mohon tunggu...
Mxforefer. Blogspot.com
Mxforefer. Blogspot.com Mohon Tunggu... wiraswasta -

seorng pejalan tangguh. Senang menikmati udara terik atau malam serta ruas-ruas jalan yg lengang. Lebih ska sendirian pd waktu2 tertentu. Labirin buku2 wawasan dan romantis. Menyeruput coffe dan tembakau. Meditasi.Olahraga Tarung. Pengidap gejala insomia. Notebook berupa ingatan. Kertas2 lusuh di file perkuliahan. Baginya hidup adalah men-decode setiap peristiwa, titian, dan tanda menjadi makna. Ia lebih senang duduk lama dgn khayalan cinta.Memegang teguh janji dan prinsip. Sering menyaksikan orang-orang dgn rupa segan. Bercerita. Berimajinasi. Bercanda. Tertawa bersama kelompok kecil. Berbagi keluhan.Waktu baginya adalah mimpi. Kadang seperti sebuah lingkaran. Sesuatu yang berubah menjadi tiga wajah garis lurus vertikal, horizontal, dan membujur. Atau sesuatu yang berlaku dengan jutaan kemungkinan yang pasti. Ia kesulitan mengenali dirinya sendiri. Menghafal orang dari wajah dan cara bertutur. Kekasih yang jauh. Suka Film bagus. Tertarik kecantikan. Rock n Roll atau melow. Muhammad dan Bil gates.Gibran dan Putu wijaya.Axl,Curt,Marley,Jovi,Dhani,Bim2. Sains, filsafat,sicology dan spiritualitas. Martial art.Musik.Renang.Di atas semua itu, ia lebih tepat disebut orang gila

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kembalilah ke Fitrah..

31 Agustus 2011   12:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:20 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Doa para pendosa bukan bangkai meski pernah trgenang diselokan ataupun tong sampah. Tak pernah ada tangis kesedihan meski kerap dihantui ketakutan hingga selalu mengemis padaNya ketika kehilangan arah. Jangan ragu meski akhirnya menjadi salah karena keraguan itu manusiawi. Tapi tetap jangan salah memaknai hati. Iman yg Utama. Angkuh dan bodoh tak jauh berbeda selama masih ada nafas. Ketika pernah kalah, dimana sobat?. Sendiri bersama asa, cinta atau nestapa. Pernah tak ada lagi kawan sejalan meski mencari dalam ruang beribu pintu. Aku, kau atau mereka yang sedang asyik berkelebat... dlm nikmat fana. Ah, biarlah...Maknai saja apa yg masih dapat kau beri arti. Hujamkan belati pinsip tepat ke ulu hati raga. Jika terkapar mati, kau dikenang tetap sebagai diri sendiri. Sebab apa guna hidup bila hati sudah tak berguna. Lalu apa daya semua cerita, jika yang dicari hanya berhujung pada kelam dan duka. Apa salahnya musim gugur yang sebenarnya indah penuh dengan bunga-bunga. Seperti itulah keajaiban yang sebenarnya selalu kita nanti, usia yg semakin beranjak dengan bekal pembelajaran yg berguna. Percuma mengharap iba, karena yang ada adalah kau sendiri yg ciptakan perubahan.
Kembalilah ke fitrah..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun