Mohon tunggu...
Marini Widowati
Marini Widowati Mohon Tunggu... -

Marini Widowati adalah arsitek, urban designer dan ilustrator. Lulus di tahun 1991 dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung, dan berpraktik sebagai arsitek dan urban designer lebih dari dua puluh tahun. Ia juga telah menyelesaikan tesis masternya di bidang filsafat dengan kajian “Virtue as a Common Platform Surpass Religious Belief” dari Universitas Paramadina dan Islamic College for Advance Study, London. Marini aktif sebagai kontributor illustrator di majalah Azizah berpusat di Atlanta USA, maupun kontributor artikel promosi ruang publik kota yang ramah anak di beberapa media di Indonesia. Saat ini Marini, sebagai direktur program ars86care foundation, sebuah kelompok yang diprakarsai oleh sekumpulan arsitek yang peduli terhadap Lingkungan yang ramah terhadap anak, menginisiasikan program Space to Build, Words to Share, dan Value to Do dimana ruang untuk anak dipromosikan dengan lingkup nasional. Bekerjasama dengan komunitas lokal di kabupaten Demak, beberapa sekolah taman kanak-kanak juga sudah dibangun dengan konsep pengembangan fisik layak anak. Marini dan tim juga mengembangkan Panduan Pengembangan Fisik Kota Layak Anak bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang sudah diujicobakan di Child in the City Conference di Zagreb, Kroasia dan Third Child Friendly Asia Pacific Conference di Khatmandu, Nepal, dimana Marini sebagai pembicara. Ia juga kerap menjadi nara sumber untuk pemerintah kota dan kabupaten dengan materi pengembangan fisik dan infrastuktur, pembuatan Master Plan dan Urban Design Guidelines untuk Kota Layak Anak yang terintegrasi.

Selanjutnya

Tutup

Money

70 Staf Credit Suisse Mendukung NGO Lokal Ars86care Foundation Membangun Taman Kanak-kanak Desa di Jawa Tengah

3 Februari 2015   19:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:53 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_394642" align="aligncenter" width="300" caption="Credit Suisse volunteers, dipimpin oleh Helman Sitohang, CEO Asia Pacific (baris depan nomor empat dari kanan) pada TK Pertiwi 1 Tambakan, Gubug, Grobogan. "][/caption]

[caption id="attachment_394643" align="aligncenter" width="300" caption="Credit Suisse volunteers, dipimpin oleh Helman Sitohang, CEO Asia Pacific (baris belakang, nomor dua dari kanan) bersama anak-anak yang membawa karya tas bahan daur ulang dalam aktivitas prakarya bersama volunteers di dalam kelas yang baru direnovasi pada TK Mardi Putro 1, Trimulyo, Guntur, Demak."]

1422940159835271085
1422940159835271085
[/caption]

Sabtu, 15 November 2014, 70 staf bank berskala global Credit Suisse dari kantor Indonesia dan Singapore, dipimpin oleh CEO untuk Asia Pasifik, Helman Sitohang, bergabung dengan NGO lokal ars86care membangun kembali Taman Kanak Kanak desa di kabupaten Grobogan dan Demak, perbatasan kota Semarang, Jawa Tengah.

Tenaga sukarela dari Credit Suisse pun melengkapi kegiatan membangun kembali dan perbaikan sekolah dengan melakukan kegiatan kreatif bersama anak-anak membuat karya seni dari materi daur ulang, mendekorasi sekolah, dan juga menanam pohon.

Credit Suisse bermitra dengan ars86care sejak 2012 mendanai dan membantu perbaikan infrastuktur dan fasilitas kelas Taman Kanak-kanak yang berada dalam kondisi jauh dari standar  keamanan, keselamatan dan kenyamanan untuk anak-anak dan guru dalam berkegiatan belajar mengajar. Bank korporasi ini membantu mendanai Taman kanak kanak di desa Mranggen pada 2012 dan desa Karangawen pada 2013, dan sekaligus tiga taman kanak-kanak di seputaran Semarang tahun ini.

Melalui fasilitas sekolah seperti area hijau, toilet, dan area mencuci tangan, dukungan Credit Suisse termasuk program edukasi sanitasi, higienis, dan peduli lingkungan praktis, yang membantu membangun ketrampilan hidup pada komunitas sekolah dan komunitas sekelilingnya.

“Program ars86care bukan hanya membangun kembali infrastruktur sekolah dan fasilitas pendukungnya, tetapi juga membangun kembali komunitas sekolah. Kami bekerja di dalam model dimana pelibatan komunitas, secara partisipatif sejak tahapan awal dari pekerjaan renovasi, transfer pengetahuan, hingga akhirnya membangun rasa memiliki sekolah.  Anak-anak disikapi sebagai pemangku kepentingan utama dalam program ini dan partisipasi anak-anak dimulai sejak tahap awal. Pada akhirnya, sekolah menjadi perekat komunitas”, menurut Marini Widowati, co-founder ars86care foundation.

“Menyaksikan tenaga sukarela Credit Suisse berinteraksi dengan anak-anak, guru-guru, dan  orangtua penerima bantuan program sekolah kami, melihat anak-anak tekun belajar dan senang bermain pada sekolah barunya meyakinkan bahwa kerja keras kami terbayar lunas,” tutur Marini Widowati.

Di tahun ketiga ini staf Credit Suisse secara aktif mendukung rpogram ars86care foundation. Selama periode ini, lebih dari 150 staf Credit Suisse dari Indonesia dan Singapura mengunjungi dan bekerja bergotongroyong secara sukarela pada sekolah-sekolah yang berlokasi di Jawa Tengah ini.

Helman Sitohang, warga Indonesia pertama yang menjabat sebagai CEO Credit Suisse Asia Pacific, berkata, “Kerjasama  antara Credit Suisse dan ars86care foundation selaras dengan fokus tanggungjawab korporat mendukung pendidikan yang diinisiasikan oleh komunitas dimana kami beroperasi. Sementara itu misi ars86care foundation adalah mempromosikan dan menciptakan ruang untuk anak yang berkualitas untuk  pencapaian kualitas hidup yang lebih baik untuk anak pemegang masa depan Indonesia. Secara personal, saya terharu melihat staf kami secara aktif  mendukung kerjasama ini, dan pelibatan mereka membuat perubahan positif pada kerjasama bank dengan komunitas.”

“Volunteerism atau kerjasama sukarela merupakan bagian penting dari tanggungjawab korporat Credit Suisse (Corporate Social Responsibility Credit Suisse), Pada tahun 2013, lebih dari 17,500 staf kami dalam skala global  berdedikasi pada lebih dari 185,000 jam kerja sukarela bersama komunitas lokal dan organisasi sosial. Dengan bekerja sukarela, kami mendapatkan pandangan yang lebih dalam mengenai kebutuhan komunitas dimana kami tinggal dan bekerja. Pada saat yang sama, aktivitas ini meningkatkan ketrampilan interpersonal dari staf kami dan mempromosikan spirit kerjasama tim – yang akhirnya menguatkan budaya korporat kami,” papar Helman Sitohang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun