Mohon tunggu...
Muhammad Wahyu Adhitya
Muhammad Wahyu Adhitya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Artikel hukum

21 tahun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Pergaulan Bebas Pada Anak

19 Mei 2021   18:29 Diperbarui: 19 Mei 2021   18:53 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammad wahyu adhitya(1852011053)

MK HPA Rini Fathonah

Akademisi Hukum Pidana Universitas Lampung

Masa remaja adalah masa yang indah untuk mengukir cerita penuh kenangan. Namun, impian memiliki masa muda yang indah bisa hilang dalam sekejap apabila remaja terjerumus ke dalam bahaya pergaulan bebas.

Pergaulan bebas artinya melakukan hubungan seksual dengan orang yang berbeda-beda tanpa didasari ikatan pernikahan. Pergaulan bebas tidak bisa dibiarkan, karena ada beragam bahaya pergaulan bebas yang mengintai para remaja, terlebih jika remaja sering bergonta-ganti pasangan.

Penyebab dan Dampak Pergaulan Bebas pada Remaja
Remaja memiliki risiko yang tinggi untuk terjerat pergaulan bebas. Hal ini karena remaja memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual.

Tanpa adanya edukasi yang cukup dari orang tua, rasa ingin tahu ini dapat membuat remaja mencoba untuk mencari tahu sendiri hal-hal tersebut. Efeknya, peluang remaja untuk terjerumus ke dalam pergaulan bebas pun akan semakin besar.

Dampak dan bahaya pergaulan bebas tidak bisa disepelekan. Ada berbagai bahaya yang mengintai remaja jika mereka terjerumus ke dalam pergaulan bebas, di antaranya:

Tertular infeksi menular seksual
Remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas lebih rentan untuk tertular penyakit menular seksual. Apalagi jika kerap bergonta-ganti pasangan. Makin sering seseorang bergonta-ganti pasangan, risikonya untuk terkena infeksi menular seksual, seperti HIV/AIDS dan gonore, akan semakin besar.

Selain kebiasan bergonta-ganti pasangan, hubungan sesama jenis, penyalahgunaan obat suntik, hubungan seksual dengan pekerja prostitusi, dan kesalahan pemakaian kondom dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi menular seksual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun