Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yang Kurang (Kesadaran Nasional)

13 Februari 2012   01:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:44 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13290977901547763788

Yang harus dibaca, dikaji dan diselesaikan di dalam Bangsa ini --- adalah masalah Persatuan dan Kesatuan. Indonesia harus kembali merenung “suasana bathin menjelang Proklamasi Kemerdekaan”.

Janganlah mabok dengan angka-angka kemajuan (?), sementara realitas --- yang efektif dirasakan berbeda.

Suasana realitas menjelang 17 Agustus 1945tentu berbeda dengan saat ini --- ideologi kemerdekaan dicerminkan dengan Cita-cita Negara berbentuk Republik --- Negara untuk Kepentingan Umum.

Semua Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan terhadap Ideologi itu --- tidak mendapat tempat --- secara antagonis kaum Republiken membrangus pihak sana yang dianggap pengkhianat.

Para Pemimpin yang hadir di forum-forum, terutama pada masa Pendudukan Jepang (1942-45) --- fokus pada ide “Kemerdekaan Indonesia”.

Secara fisik mereka menyaksikan :

  1. Kekuatan Pemerintah Hindia Belanda tidak ada apa-apanya
  2. Kekuatan Bangsa Asia dan Sejarah gemilang bangsa-bangsa Asia, sebelum ditundukkan oleh Kolonialismedan Imperialisme dari Barat, bangsa Eropa.
  3. Keyakinan Pemimpin Indonesia, bahwa unsur-unsur Negara telah bangkit.

Secara Idiil ter-organisir sejak 1908-1928 Ideologi Nasionalisme melalui :

  1. Kebangkitan Nasionalisme, Boedi Oetomo 20 Mei 1908, dan
  2. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928(ide Persatuan).

Bangsa Indonesia telah sampai pada Ideologi kekuatannya : Persatuan Indonesia (Pancasila).

Pelaksanaan Sila itulah Kekurangan Indonesia saat ini --- kroyokan massal Anak Sekolah; tawuran Antar Desa;serang- menyerang dengan Alasan Primordial; pengerahan Aparat secara melawan Hukum; kecemburuan sosial Antar Etnis --- dan yang mempercepat kehancuran “Nasionalisme” adalah Budaya Korupsi.

Begitu rakus dan tamaknya “Mereka” yang dipilih, diamanati, digaji, diberikan fasilitas sepuasnya --- diberi wewenang dengan Undang-undang --- malah mencuri dan mengkorup APBN dan Aset Negara secara Sistematis.

Para Koruptor adalah pengkhianat Nasionalisme, pengkhianat Persatuan, pengkhianat Pancasila dan Konstitusi --- mereka adalah Pengkhianat terhadap Cita-cita Kemerdekaan NKRI, mereka adalah PengkhianatRepublik.

Vonis bagi mereka yang adil adalah Hukuman Mati (suasana bathin menjelang Proklamasi Kemerdekaan).

Indonesia sedang memberi Peluang Balkanisasi --- ingatbetapa gampangnya Van Mook membuat Negara-negara Boneka. Apalagi sekarang teknologi dan operasi Intelijen sangat canggih. ‘Ngerti ?

Di mana dia Negara dan Negarawan Indonesia saat ini ?

[MWA] (Kesadaran Nasional -37)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun