Jalan Sabang tambah ramai --- sejak tahun-tahun 1990-an itu daerah pelacakanku ---- makan siang dan membeli lagu-lagu.
Apa saja ?
Banyak sekali kenangan sepanjang jalan itu.Hidup mewah dengan uang melimpah, tetapi hatiku kosong.
Dia menilpon, katanya ia menginap di Mandarin.“Aku akan melarikan diri sekejap, tunggu aku di restoran itu”
“Jangan di situ sangat sesak jam makan siang --- kutunggu di Babe Hat Shop”
“Okay”
“Be, mana baret, aku akan membeli yang warna krem seperti dulu --- kalau ada 2 ya, dia akan datang “
Babe pemilik bergegas menumpuk bermacam warna topi baret.Memang banyak para artis juga belanja topi di situ.
Topi second, tetapi eksklusif.
“Siapa yang akan datang ?” Tanya Babe, aku tidak pedulikan pertanyaannya, karena ada taksi biru berhenti di seberang jalan. Aku songsong.
Dia.
Keluar dengan menjulurkan kakinya. Pakai jeans rok mini, tampak paha dan CD-nya.
Dia juga memakai baret yang dulu dibelikan di sini.
“Be, ini dia yang kutunggu Tety Damayanti, penyanyi dari Tasikmalaya --- akan shooting di TV Be !”
Babe melihat topi baret kelabu semu biru itu --- baret second dari toko ini.
[MWA] (2011 Cermin-Haiku -01)
*)Ilustrasi ex Internet
[caption id="attachment_146112" align="aligncenter" width="452" caption="Pablo Neruda, seniman --- Che, pejuang --- seniman dan pejuang senang memakai Topi Baret."][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H