Belum lagi menghadapi Kenyataan Kritis --- sudah banyak Orang degdeg plas. Bisa Penguasa, Birokrat, bisa Orang Partai, bisa Pengusaha bisa pula Rakyat biasa. Kita tidak bicara masalah krisis emosional, seperti percintaan atau hidup sosial semacamnya.
Menghadapi kenyataan pahit yang dihadapi demokratisasi, menghadapi penegakkan hukum yang runyam --- menghadapi berbagai Mafia dan Mafioso di Indonesia. Wah.
Seperti hidup di sini dibebani berbagai beban kritis. Ya, semacam krisis juga.
Organisasi Kementerian banyak yang menghadapi De-moralisasi, karena kasus Suap dan Korupsi --- Menterinya ada yang terbelit rangkaian berita kasus, dikait-kaitkan kasus --- memang kinerjanya juga tidak begitu bagus, sehingga mutunya dan kompetensinya selalu membuat Organisasinya kritikal. Menjelang krisis.
Ada agenda yang menyimpan begitu banyak catatan dan memori (menjelang, semasa dan saat diporak-porandakan Krisis Moneter 1997-98 sampai menjadi Krisis Multi-dimensi)..
“Love what you do for a living” --- “Build good memories” --- “Create written Goals” --- “Cultivate your hidden talents “ --- “Choice to be happy “
Banyak lagi kutipan entah dari mana itu dulu berasal (tertanggal 30.12 1999); Tersenyum sendiri membacanya.
“Think like a Winner “ --- Simplify your life “ --- “Be aware of God’s presence “ ; Tertegun dalam kesadaran, merambat ke mental dan memori.
Apakah Bapak Presiden RI saat ini (di Jambi ?) --- mengalami beban berat, karena begitu banyak masalah kritis yang akan dihadapi di waktu-waktu dekat ini ?
Apa saja itu ? Banyaklah , meliputi IPOLEKSOSBUD HANKAM. Secara spesifik ? Oh, Harga Pangan di Pasar Internasional akan melonjak-lonjak --- sebaliknya harga komoditi Indonesia akan mengalami trend menurun. Lho ?
O, itu bukan soal bagi Indonesia. Perekonomian Indonesia aman --- fundamental ekonomi Indonesia kuat !
Tersenyum --- setiap kali membaca statemen para Menteri Indonesia. Aman-aman saja. (Tersenyum pahit).
“Satu-satunya yang bisa Anda kenakan dan tidak pernah ketinggalan zaman adalah Senyuman “ --- Sayang Kata-kata Bijak itu, tidak ada nama penemunya ( 140498) --- Ya Allah, beberapa bulan dalam prahara Krisis Moneter menerjang NKRI, mungkin ex Intisari 01/1997 menjelang Krismon).
Apakah Krisis itu ?
“Krisis adalah Gangguan terhadap Sistem (mengancam Asumsi Dasar, Jati Diri; Inti eksistensi )“ --- Itu menurut Miroff & Pauchant.
“Keadaan yang dihadapi pribadi, kelompok, atau Organisasi yang tidak dapat dihadapi/diatasi dengan cara dan tindakan yang biasa --- menimbulkan stress karena perubahan mendadak --- (Booth).
Wah, pantas para Menteri pada stress dan cemas --- karena Organisasinya, mengalami de-moralisasi.
Ganti Menteri yang tidak produktif dan efektif; terkait-kait kasus di Organisasinya --- Menteri semacam itu tidak pantas di-lateral-move-kan ! Keluarkan saja.
Jangan tunggu sebagai “Tersangka” --- ia sudah pasti akan menjadi beban sampai tahun 2014. Tidak produktif !
Ada beberapa proses berkembangnya Krisis; datang pelan-pelan tetapi pasti menuju ke arah Kritikal; memang berkala terjadinya, secara empiris; dan Krisis yang datangnya mendadak.
(Oii, tak galak aku Indonesia mengalami lagi Krisis, Cik !)
Ketiga-tiga krisis itu datang memberi gejala --- bacalah gejala itu !
Bagaimana reaksi Organisasi menghadapi gejala dan proses kritis itu ?
- 1.Kagetan (Ojo kagetan ojo gumunan --- kata Dhalang Tukidjan)
- 2.Mundur atau bertahan (secara psikologi : Flight or Fight)
- 3.Mengakui
- 4.Menyesuaikan.
Bagi Orang Indonesia, begitulah --- mereka pada umumnya Opportunist --- memanfaatkan krisis untuk “mencuci-tangan’; bukan melakukan “Action” mengatasi --- masih mendingan mereka yang melakukan ”Harakiri”, karena mengakui Kegagalan; tugas Leader adalah mencegah Kritis atau mengatasi Krisis.
“Orang yang tersenyum cenderung mampu mengatasi, mengajar dan bertindak dengan efektif --- Prof. James V Mc Cormell, University of Michigan.”
Hanya seorang Panglima, Hulubalang dan seorang Negarawan, yang mampu mengajak Kawula-nya tersenyum sambil mengajarkan cara membaca Gejala Kritikal dan mengatasi Krisis.
Gejala datangnya di-awal --- Krisis mulai saat moment merusak.
Sebagai Kawula bila diajarkan bahwa “aman-aman” saja keadaan besok --- kalau anda tidak mengerti, tersenyumlah, itu lebih baik.
Tersenyumlah !
“Ignoramus et ignorabimus, kita tidak tahu dan tidak akan tahu”
Mboh, Ora Weruh ! [MWA]
[caption id="attachment_132568" align="aligncenter" width="620" caption="Krisis yang akan dihadapi Indonesia, ssecara periodik --- semuanya berasal dari Faktor Internal --- Tidak mempunyai Ketahanan Nasional untuk menangkal Gejala di Dalam Negeri, apalagi yang berasal dari Dunia Internasional. Wadhuh !"][/caption] *)Ilustrasi Grafis ex Kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H