Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tajuk Ide (07) Akibat. Indonesia Gampangan, Manipulasi Melulu

23 Juli 2010   02:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:40 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meledak lagi --- meledak terus. Korban mati, korban cacat seumur hidup, bertambah terus. Ledakan tabungan gas menurut data mulai tahun 2008, angka menanjak terus. Bahkan data tahun ini sampai Juni 2010 telah melampaui korban tahun 2009. Apa yang menyebabkan kejadian teror ini ? Itu berita pertama.

Berikutnya, berita dari TV, bahwa ditemukan tabung gas palsu (selain dugaan kita)  pada Tajuk Ide (03). Palsu bagaimana ? Kok Palsu, cepat diusut !

Harus segera diusut :


  1. Siapa pembuat, pengimpor, pengedarnya
  2. Kapan mulai diedarkan --- apakah bersamaan pada saat program konversi dicanangkan ?
  3. Mengapa tabung palsu dilayani pengisian-nya
  4. Harus ditemukan motif pengedaran, apakah semata-mata ekonomi ataukah subversi alias spionase.

Indonesia jangan gampangan --- karena negeri ini adalah Negara yang potensial untuk dibuat kacau, untuk tetap kelas berkembang (?) --- jangan maju, agar tetap menjadi sumber bahan mentah industri yang murah  dan, potensial jadi daerah pemasaran  hasil industri internasional.

Kejadian Luar Biasa ini harus segera ditanggulangi --- Pemerintah harus berani memberikan penjelasan terbuka.  Dan bagaimana nasib korban tewas dan cacat seumur hidup ?  Siapa yang harus bertanggung jawab ?  Apakah Rakyat dewe-dewe menanggung kecemasan teror, kehilangan anggota keluarga --- atau kehilangan hari depan yang lebih baik ?  Ayo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun