Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Serial Sex A-Z (02) Remaja dapat Pengalaman Seks

2 Maret 2010   01:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:40 7069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di masa kanak-kanak dapat pelajaran seks secara alamiah –- di masa remaja lebih maju, budaya yang memberi pengalaman. Bagaimana itu ? Yang alamiah saja dulu ya – konon hanya manusia golongan mamalia yang masih mengalami Menstruasi, alias Haid.

Tentang itu, remaja puteri mungkin sudah mendapat kabar dari Ibu, tante, bu lik, nenek atau tetangga sejenis --- yang tidak mendapat berita secara budaya itu – cewek itu kaget !

Bingung mendapat mens, dan disusul dengan cepat macam-macam perobahan di tubuhnya.

Remaja putera kadang terlambat mengerti apa yang dialami, ibu atau kakak atau adik perempuannya. Walau mungkin secara budaya juga ada penjelasan tentang itu.Di sekolah atau madrasah.

Ada mens ada pula, yang dialami anak lelaki ; mimpi basah.Anak perenpuan remaja juga tidak begitu paham apa yang dialami anak lelaki dengan mimpi basah itu.Mereka kadang berbisik-bisik tukar menukar informasi dari berbagai sumber budaya.Anak lelaki mengeluarkan mani !

Ya, anak lelaki yang akil balig, tubuhnya sangat aktif menghasilkan segala hormon seks dan sperma untuk mempersiapkan dia, melaksanakan fungsi reproduktif-nya.Secara alamiahapabila kantung mani penuh, kira-kira setiap dua pekan --- entah kerja alam bawah sadar, atau mekanisme otak dan hormon --- ada gambaran mental dalam mimpi, dan anak lelaki itu mengalami ejakulasi.Crot.

Basah deh, celana dalam, apa celana piyama atau bahkan sarung yang dipakai .Basah oleh semprotan air mani.

Yang unik mimpi itu, menurut ceritanya tidak pernah sampai penetrasi coitus.Baru di depan bibir --- sudah crot.

Maka makin dewasa anak lelaki --- selalu makin kecewa dengan mimpi itu.

Kisah pubertas itu, kata dokter,Nocturnal Emission--- mekanisme itu tadi, dianggap yah sama saja, ejakulasi !

Pekan lalu di Kompasiana ada tulisan tentang “masturbasi berkelompok”, masturbasi dalam satu gang bersama-sama --- itu budaya anak lelaki pubertas yang penuh tanda tanya mengenai , cairan yang keluar dengan sensasi yang luar biasa nikmatnya.

Anak-anak lelaki itu, satu atau beberapa yang pernah mengalami ejakulasi dengan masturbasi --- mengajari teman-teman-nya, dan melakukannya bersama-sama. Ya tukar menukarpengalaman-lah.

Kalau gang anak-anak itu mandi-mandi di pinggir sungai --- acara itu bisa dilakukan dengan meminta sabun dari ibu-ibu yang sedang mencuci ---

Ini bisa menjadi sensasi exhabitionis,menurut Freud --- gejala itu memang dimulai saat anak-anak --- tetapi itu hanya sensasional saja..

Apakah gang anak perempuan ada melakukan masturbasi bersama-sama ?

Belum pernah mendengar cerita begituan --- tetapi dua atau bertiga anak-anak perempuan, melakukan eksplorasi organ genital-nya bisa saja terjadi --- sampai merekamelakukan mutual masturbation..

Di masa pubertas anak-anak itu penuh tanda tanya dan kekuatiran, apa lagi fisik mereka berangsur-angsur mengalami perubahan dengan drastis.Pengalaman masa kanak-kanak dan masa pubertas ini --- akan mengakumulasimenjadi konsepsi seksual.

Ada kala secara kebetulan anak-anak menyaksikan orang tua-nya sedang bersenggama --- ada orang tua panik.Menyebutkan satu kata atau kalimat untuk menyesatkan pengertian anak-anak itu --- ya konsepsi mereka pun bisa meleset jadinya.

Tetapi di jaman ini --- mimpi seksual anak-anak itusudah lebih dominan unsur budayanya dari pada alamiah .Masih dini, atau katakanlah setelah remaja, dengan gampang anak-anak itu sekarang mendapatkan film seks, bahkan film porno

Wajar --- segera beri pengertian tentang konsep reproduksi manusia.

Agar anak perempuan maupun anak lelaki remaja sedini mungkin paham, bahwa coitus bisa menyebabkan anak perempuan hamil.

Dorongan seks, kemampuan fantasi , imajinasi, asosiasi --- kalau mereka telah mempunyai konsepsi, mereka sudah tahu apa yang terjadi di kamar orang tua--- di kamar Om dan tante yang telah menikah.Gambaran mental mereka menuntut pelepasan.

Maka jalan termudah bagi mereka , anak lelaki atau anak perempuan itu --- melakukan masturbasi.

Lega --- mereka kembali normal, kalau masalah itu ada di dalam konsep mereka --- sebagai jalan keluar-nya.

Di masa remaja,di desa atau di kota anak-anak itu sama saja, ingin sekali mengetahui apa yang dikerjakan orang dewasa secara seksual.Mereka menjadi tukang mengintip --- di semua buku seks atau buku psikologi banyak membahas kelakuan remaja itu.Ada pula terbawa-bawa sampai tua.Maka itu ada bisnis “life show” --- itu bawaan manusiawi masa anak-anak, lho.

Dalam jaman Internet ini --- hakekat-nya anak remaja dari dulu sampai kini, entah di masa depan pun, sama saja.Ingin pengalaman seksual, setelah secara alamiah seksualitas merasuki tubuh dan jiwa mereka.

Secara budaya, hati-hatilah --- proaktif, jangan reaktif,beri mereka bekal budaya.Bahwa seks itu untuk mereka nikmati --- tetapi jangan mengambil risiko kalau kamu belum siap secara budaya.

Apa itu konsep bercinta dan berumah tangga, perkawinan dengan pasangan yang bisa menjamin , hidup sosial ekonomi.Jelaskan kaitan kebutuhan seks dan kebutuhan biologis lainnya di dalam kehidupan.

Katakan Cinta tidakkan nikmat tanpa kestabilan sosial ekonomi.Tammatkan sekolahmu, kuliahmu dulu !

Beri pula penjelasan, tuntunan agama ---dengan buku, bahan bacaandan majalah --- diskusikan risiko penyakit, hukuman sosial, risiko norma hukum , sudut pandang berdasar agama--- dan macam-macam risiko penyalah-gunaan seks.

Mereka memang membutuhkan peng-“alam”-an secara budaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun