Kutipan ini diambil dari Hikayat Banjar dalam buku J.J. Ras, Hikajat Bandjar, A Study in Malay Historiography; The Hague- Martinus Niijnhoff-1968. Selanjutnya Ejaan dan saduran menurut versi penulis.
Tujuan penulisan ini, dilakukan secara serial dari berbagai "Kebijakan Nenek Moyang Orang Indonesia", agar anak cucu mempunyai Kesadaran Nasional, tentang nilai-nilai Bernegara, Berbangsa, selaku pribadi maupun anggota masyarakat yang mempunyai tanggungan amanat, di dalam kerangka NKRI.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Tatkala sakit Saudagar Mangkubumi semakin parah, ia pun memanggil putranya Ampu Jatmaka. Maka berpesanlah beliau: " Hai anandaku, buah hatiku, cermin mataku, Ampu Jatmaka. Kiranya ayahanda tiada lama lagi rasanya---panggillah kedua cucuku sayang". Maka dijeput Ampu Jatmaka-lah kedua anaknya, Ampu Mandastana dan Lambu Mangkurat. Duduklah kedua cucu tersebut di dampingi nenekandanya. Pertemuan yang begitu mengharukan---bertangis-tangisanlah mereka semuanya---bahkan diikuti pula para keluarga, sahabat handai taulan dan kawula. Gemuruh-lah suara tangis mereka, mendayu-dayu.
Maka berpesanlah Saudagar Mangkubumi : "Hai anandaku Ampu Jatmaka, seandainya besok ayahanda telah tiada---mangkat. Insyaflah kamu dengan segenap keluargamu, sahabat handai taulan, serta para kawula semuanya. Agar kamu dikasihi---janganlah kamu kikir, berjiwa sosial-lah kamu. Berbuat adil-lah kamu agar orang tidak dengki kepada-mu. Jangan kamu melukai hati orang---orang akan benci kepada-mu. Janganlah kamu mengambil sesuatu yang bukan hak-mu. Cepat atau lambat kamu akan dilaknat Tuhan---kalau tidak terhadapmu, hukuman itu akan dialami anak-cucumu ! "  Kiranya pada kesempatan itu, banyaklah amanat dan pesan Saudagar Mangkubumi kepada anak- cucunya.
Kiranya bukan Saudagar Mangkubumi saja yang mewariskan Nilai-nilai Luhur kepada anak-cucunya, ratusan kalau tidak ribuan---Nenek moyang orang Indonesia, dari segala suku, di seluruh penjuru tanah air---menebarkan benih untuk memoles hati nurani kita---untuk membuat kebajikan kepada masyarakat dan bangsa-ku Indonesia. Mencuri dengan alasan apa pun ada hukumnya di dalam tatanan adat orang Indonesia---apatah lagi tindakan korupsi---bukan saja melanggar etika melawan hukum, tetapi Tindakan Korupsi juga ---melawan amanat hati nurani, amanat bangsa, amanat konstitusi berbangsa dan bernegara. Insyaflah bangsa-ku !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI