Suatu Subuh engkau membantah Malaikat Jabarut
Suatu Zuhur engkau membantah Malaikat Ismal
Tidakkah engkau telah tua ?
Tidakkah engkau perempuan muda yang masih mulus ?
Jawabanmu jitu : anak-anakku masih muda tetapi mereka tidak terjamin, aku ingin bekerja. Katamu
Para Syaitan tertawa terbahak-bahak sambil menenggak tuak. Puah, kita palsukan Indonesia, siapa peduli ?
Para Syaitan di kantor-kantor, di lembaga-lembaga, di Badan-badan Nasional, mereka berkerjanya sama,
Indonesia gampangan !
Assalammu alaikum, ibu bertolak nak
Perempuan tua itu memapah buntalan sajadah dan muk'nahnya.
Perempuan muda itu memegang sudut pahanya ketika angin meniup kencang
Angin dingin tetapi tidak basah
Angin basah tetapi penuh kelembaban
Tulangku sakit, sendiku sakit anak-anak-ku
Tadi malam ibu di ganggu majikan dan anaklelakinya
(Ibu diperkosa mereka ?)
Bebaskan ibu anak-anak-ku
Bebaskan aku bapak Kedutaan
Bebaskan aku bapak ibu para pemalsu data Orang-orangIndonesia
Bebaskan kami yang telah merana karena ingin merubah nasib Sang anak.
Anak tolonglah ibu.
Indonesia bisa engkau menolong kami --- kami pemakan nasi basi dan remah roti
(kepada siapa kami harus meminta tolong ?)
Ibu Ruyati tidak mati, ia sahid karena berjihad untuk anak-anak dan cucunya.
Ia memberi Nilai Tukar Rupiah yang makin bergengsi.
Masa iya, demi gengsi ?
[caption id="attachment_116764" align="alignleft" width="300" caption="Ibu dan anak, Bagaimana memisahkan Hari Ini dan Hari Esok ?"][/caption]
Ibu Ruyati tidak mati dalam untaian sejarah kemiskinan Indonesia.
Ia tetap dihidupkan oleh Rukyati, perempuan yang sama dari Jawa Tengah
Yang terlunta-lunta antara batang kurma dan pilar jembatan Layang di Jeddah.
Ah, mengapa kami harus pulang ?
Biarlah kepala kami putus , dan darah membasahi bumi Allah
Dari pada kami mati di Negeri sendiri, di tangan para Bedebah.
Yang memerah kami
Yang memeras kami
Yang menghisap kami
Ruyati dan Rukyati berpegangan tangan, terseok-seok di antara Monas dan Istana Negara.
Bukan akan mampir atau mengadukan nasib.
Buat apa
Percuma
Perempuan berdua itu berjalan tertatih-tatih antara Istiqlal dengan Patung Pembebasan Irian Barat
Keparat
Negeri para Bedebah ini tidak bisa mencerna Estetika dan Filsafat
Mengapa ada Patung didirikan oleh Presiden Soekarno.
Agar Presiden-presiden Republik Indonesia di masa datang dapat membebaskan Rakyat Indonesia dari penindasan
Para Koruptor
Para Mafioso, para pemakan riba dan suap --- untuk memakmurkan bini dan anak-anak mereka
Bedebah !
Ruyati bertelekung, tidak diketahui ada jahitan di batang lehernya
Rukyati perempuan Jawa Tengah, tidak tahu ada kalung di lehernya, tetapi nyata perutnya buncit datang dari Arab.
Nasibmu sayang
Berteduhlah di bawah bayang-bayang patung Pembebasan Irian Barat.
Siapa tahu Indonesia akan berubah ?
Assalammu alaikum Anak-anak cucu-cucuku.
(MWA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H