Terakhir berpangkat Jenderal Besar --- Jenderal A. H. Nasution pada tanggal 3 Februari 1961 memberikan ceramah di Aula MBAD tentang tugas-tugas TNI dalam rangka pelaksanaan Manipol Usdek.Manifesto Politik adalah pidato Presiden RI Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1959.Sedang Usdek adalah singkatan Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kebudyaan Indonesia. Lima Ajimat waktu itu, untuk mencapai Masyarakat Adil dan Makmur.
Ceramah itu sangat komprehensif --- menyangkut Retooling terhadap Aparat Negara, retooling terhadap Organisasi TNIdan Usaha-usaha nyata di bidang Ekonomi dan Birokrasi.Kalau disimak ceramah itu --- mengagetkan kita, sejak 1961 sampai kini setelah 13 tahun Reformasi 1998 ---apa yang dinyatakan Pak Nas dalam ceramahnya --- dibandingkan dengan kondisi Indonesia saat ini, dapat digambarkan secara grafik Status Quo Birokrasi dan Korupsi --- dari jaman itu 1961 sampai kini2011 --- bagai berbentuk huruf N yang slope-nya miring menanjak--- dengan intensitas dan ekstensitas yang bisa dimaklumi --- tambah hebat mengancam secara Retrogresif Pertahanan NKRI.
Dalam ceramah Pak Nas digambarkan betapa kalutnya hubunganmanajerial antara Pusat (baca Kementerian) dengan Pemerintah Daerah, betapa anggaran untuk Gaji Guru atau bantuan untuk Sekolah (pendidikan) kacau --- seperti kekurangan Anggaran.Peliknya Retooling Organisasi dan Personalia --- tentang kompetensi para pejabat.Tentang pencatatan Kekayaan Pejabat --- berapa deposito rupiah atau pun uang asing yang dimiliki.Semua beliau ungkapkan.
Keadaan pengawasan Kekayaan Pejabat koruptif sampai kini --- malah menggurita.Meraksasa sebagaimana digambarkan Kasus Rekening Gendut Polri dan atauKasus Mafia Pajak di Ditjen Pajak Kementerian Keuangan.
Tidak tuntas, tidak jelas penyelesaiannya --- sehingga Rakyat tidak tahu Ujung-ujungnya di mana Ancaman ini akan berakhir , bagaimana Penyelesaiannya agar Konstitusi dapat ditegakkan dilaksanakan.
Dalam ceramah itu juga Retooling meliputi : Mendaftar kekayaan berbentuk asset, rumah dan pehiasan para istri.Polisi dan Jaksa serta para pejabat dalam Birokrasi, semua harus mencatatkan dan mendaftarkan kekayaan mereka.. “Yang menjaga LAAPLN (Lembaga Alat-Alat Pembayaran Luar Negeri, pen.) juga harus mendaftarkan, di Bank Indonesia harus mendaftarkan ………….” .( kursif dan ejaan diperbaharui oleh penulis)..
Ini ada kutipan lagi , “Ini Panitya Retooling diberbagai bidang telah sayautarakan pekerjaannya, yang hoofdrol meliputi aparatur kita dan meliputi bermacam-macam bidang. Di Departemen Angkatan Darat juga ada suatu Panitya Retooling --- yang diketuai oleh Kolonel Rukmito ( Kolonel Rukminto ?, pen) yang tentunya akan melaksanakan lebih jauh acara-acara ini…..”
Dari paragraph terakhir ceramah beliau : “ Jadi contoh-contoh saya sebut yang konkrit.. Sebutlah hal-hal lain, kebangsaan. Ada orang yang masih lebih senang untuk apa yang dari luar negeri daripada apa yang dari Bangsa sendiri. Bahkan saya tahu ada pejabat-pejabat kalau dari B.P.M. (Bataviasch Petroleum Maatschapij, pen.) mengirim Koelkast ke rumahnya diterima, itu jelas perasaan kebangsaannya itu belum ada. Saya sebut saja hal-hal yang begitu semua itu kita berpancasila, bermanipol, kita betul harus berusaha melaksanakan……………..”
“Tapi kita semua selalu harusmengusahakan, melaksanakan dengan konkrit, ideologi dari Negara kita itu. Disamping kita secara alat, fungsi militer maupun membantu di bidang-bidang lain sebagai golongan karya……………”
Memang di jaman itu (Orde Lama) ABRI sebagai Golongan Fungsional --- seperti Seniman, Buruh, Tani, Pengusaha dan lain-lain digolong-karyakan secara fungsional --- terwakili di dalam DPR-GR , MPR atau pun Front Nasional.
Kemerdekaan Indonesia hampir 66 tahun --- amanat Gerakan Reformasi telah 13 tahun.Keadaan Indonesia secara Budaya --- Mundur atau Retrogresif.Mundur.
Jaman Orde Baru Indonesia mempunyai banyak Ahli dan Insinyur pembuat Pesawat Terbang --- Industri Pesawat Terbang yang sangat strategis --- memang Indonesia mempunyai pasaran, membutuhkan pesawat perintis perhubungan antar Pulau.Industri itu padam tidak diteruskan. Malah membeli dari Industri Asing.Salah siapa ini ?
Aparatur dan Birokrasi tidak efisien dan efektif --- tambah koruptif.Lihatlah berapa banyak kini Pemda malah berutang untuk melaksanakan pemerintahannya --- anggarannya mannnnnnnnna ? Mirip keadaan tahun awal-awal 60-an.
Apanya yang maju di Indonesia-ku ini ?
Korupsi, Suap-menyuap, Gratifikasi, Pemerintah Pusat menambah hutang terus, Pemerintah Daerah pun terbelit hutang-piutang --- ini adalah gejala Mismanagement Pemerintahan.
Sungguh fenomenal !
Jadi, kemampuan TNI, Kepolisian, Aparatur, dan Birokrasi Indonesia --- apakah dapat lebih maju dengan cepat dalam menyongsong 100 tahun Kemerdekaan Indonesia ?
Apakah Kekayaan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Teknologi, Management Pemerintahan dan Sendi-Sendi Ketahanan dan Kedaulatan Indonesiatelah sebanding Kemajuannya dengan Bangsa Merdeka yang lain ?
Apakah Ketahanan dan Pertahanan Indonesia sudah mendapatkan porsi yang efisien dan efektif dari APBN ?
Mari kita renungkan.
Budaya dan hasil Kebudayaan Indonesia bergerak mundur saudara-ku (tolok ukurnya kemajuan Budaya dan Kebudayaan Kontemporer Bangsa lain di Dunia).--- Tontonlah kasus PSSI danKasusSuap-menyuapSEA GAMES. Memalukan, bukan prestasi yang dituju --- Lantas apa ?
Indonesia kehilangan Jiwa Pelopor dan Kepeloporan --- yang adatersisa Jiwa Kintel dan Cecunguk (kata-kata antik jaman Orde Lama )
Apalah artinya Nyiur Melambai-melambai …….. kalau Lautan Indonesia rusak binasa --- apalah artinya Bengawan Solo kalau Sungai-sungai Indonesia rusak dan merusakkan Jerih payah Bangsa-ku ).
Kelemahan selama 50 tahun Bangsa Indonesia ini, terletak pada --- Lemahnya Penegakkan Hukum !
Itulah akar masalah besar Bangsa Indonesia.
Mari Bung, Laksanakan Amanat Reformasi Mei 1998 !
[caption id="attachment_106470" align="aligncenter" width="620" caption="Makna dan Hakikat Pembangunan Nasional ...............rangkaian upaya pembangunan yang bersinambungan (GBHN TAP MPR RI - 1993)"][/caption]
*)Foto ex Internet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H