Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Renungan Kaisar Hippo IV dengan Arwah Khadaffi dan Manusia Kardus

21 Oktober 2011   04:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:41 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_138479" align="aligncenter" width="200" caption="Hanya Kadhaffi yang memakai Jubah bermotifkan kulit Leopard --- karena Ia merasa Putera Afrika yang membela Tanah, Flora dan Fauna Afrika."][/caption]

 

"Ha,ha ha ha ha pfuf zzzzzzzzzzzzzzzzzus --- ha ha ha ha ha he ehe heeeeeeee" lama Kaisar Hippo IV  tertawa terbahak-bahak. Dia memang begitu kalau mencerna berita TV Hipposat.   Dia memang Negarawan yang mumpuni, mempunyai perhatian yang seksama terhadap Budaya Manusia dan segala perkembangan Politik Manusia di muka Bumi. "Begitulah nasib manusia kardus --- dielu-elukan Budayanya, runtuh juga pada comberan Budayanya". Terutama ia sangat berkepentingan dengan "masalah  pembatasan Senjata Nuklir"  --- itulah sebabnya ia kini menempatkan seorang Duta Besarnya di Teluk Persia.  Tokoh itu adalah Mr Walrus, seekor Singa Laut, Pewaris Tahta Kerajaan Odobenus Rosmanus  --- tokoh ini telah melakukan adaptasi di Laut Arab sampai di sekitar Teluk Persia. Lantas perhatian Kaisar juga tertuju ke Asia Tenggara --- Ia mencemaskan Laut Cina Selatan akan menjadi ajang pertempuran hegemoni Amerika Serikat dan Republik Cina --- Makanya ia kasihan dengan Negara-negara Asean, terutama Indonesia yang, tidak bisa bangkit secara Budaya --- Indonesia bisa survive karena Kemajuan Ekonomi di Cina, Korea dan Jepang ditambah India.  Mudah sekali terkena krisis dan goncangan faktor eksternal --- internalnya pun goyah pula, mismanagement  melulu.  Itu kesimpulan Sang Kaisar. Perhatian Kaisar juga terhadap Indonesia, karena makin tersisihnya Harimau Sumatera, Gajah Sumatera dan sejumlah Hewan yang mempunyai Hak Hidup karena sebagai penduduk Endemik di Kepulauan Nusantara. Kemarin-kemarin Kaisar Hippo IV menertawakan "keputusan Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II"  --- waktu itu Kasiar tertawa terpingkel-pingkel --- "manusia, manusia, untuk keputusan yang begitu saja harus diulur-ulur berhari-hari sampai berpekan-pekan". Kaisar Hippo IV sangat berharap pada Balthazar Kambuaya, Menteri Lingkungan Hidup yang baru --- ia telah mengirim Utusan Rahasia untuk menemui "beliau itu", agar memperhatikan Flora dan Fauna di Propinsi-propinsi Papua --- "terutama juga Manusianya, manusia Papua harus diperhatikan Pakcik !", katanya. "Indonesia memainkan politik Bola Billiard --- menyodok kiri untuk mendapatkan sasaran ...........oho, (ia tertawa-tawa, lucu),  sodok Sharif Cicip Sutarjo kena  Suharna Surapranata dan Fadel Muhammad "  Ia tertawa geli sampai terlihat matanya menghilang --- lantas ia menguap membuka lebar-lebar mulutnya. "Kamu tahu mengapa Fadel Muhammad melejit ?"  Tanya Sang Kaisar kepada Professor  Gnu yang lugu.  Langsung saja sang prof membetulkan letak kaca matanya. "Ia terlalu asyik main di Garam, tuanku !" "Nei, nei zeg ---  " Professor tidak berani berdebat ia memasang kuping menunggu penjelasan Kaisar Hippo IV. "Aku lihat beliau itu kurang memahami permainan perdagangan dan instrumentasi inflasi --- sehingga menurut Ratu Gurita di Laut Merah, memang tepat beliau dicarikan tempat yang baru --- tetapi sampai detik terakhir tempat tidak ada yang bisa diolah................ha ha ha he he " Mr. Jackal yang sedari tadi hanya mendengarkan, ingin mengalihkan topik :  " Paduka tetangga kita berkabung --- Kadhaffi telah berpulang, tragis benar nasib Sang Kolonel, bagaimana pendapat Baginda ?" "Seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara akan dibersihkan --- agar terhenti perkembangan, agar menjadi Negara  Marginal.  Makanya Kebudayaan Manusia itu fatalistik --- membunuh sesamanya, membunuh Binatang, membunuh Bumi bahkan akan membunuh Alam, U tahu ?" Kaisar memandang satu per satu Sang Profesor dan Kepala Intelijennya. Lantas ia menyambung : "Berikut ini tinggal Yaman dan Suriah --- kita bangsa Hewan netral --- biarlah manusia saling membunuh dan menjajah.  Bagi Manusia hegemoni itu penting, maka Pemimpin yang berjiwa kawula tidak akan diperhitungkan --- selama Negerinya bisa  dieksploitasi, pasarnya bisa memberikan peluang keuntungan. ............Aut Caesar, aut nihil !" "Amerika Serikat dan Eropa memerlukan tambahan tenaga --- mereka telah lelah dan loyo.  Hati-hatilah para Bangsa yang berada di Asia Timur, Asia Selatan dan Asia Tenggara --- 'Jangan Kapal pecah Hiu Kenyang' " "Apa maksudnya Kaisar ?" "Agar manusia insyaf --- janganlah pertaruhkan Negeri-mu terbelah-belah oleh Budaya Korupsi, nantinya banyak Negara Super  yang akan menelan kekayaanmu !" Kaisar Hippo IV melengos ke Ruang Perpustakaannya : "He habib, kom hier --- " Ia menunjuk Gambar Foto diri Sang Kolonel agar diturunkan dari dinding.......................... Sambil melepaskan pandangannya ke Tepian Nile jazirah Ethopia, ia mengunyah sekeranjang Anggur --- buih dan air ludahnya menetes dari tepi mulutnya yang lebar. " Huh !"  Sungutnya (kita tidak mengerti apa yang disesalinya dari Kedunguan manusia di dunia). "Imperatorem stantem mori oportet, seorang kaisar harus mati dalam keadaan berdiri --- bukan di perbaringan !  (itulah sikap Sang Kaisar Hippo IV yang sangat mengagumi Kebudayaan dan Peradaban Romawi, berani sekali lagi berani kalau menjadi pemimpin, kata hatinya). [MWA] ( Hippo Dongo Dongo -14) *)Foto ex Internet

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun