Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rekening Gendut Polisi dan Rekening Bayi PNS; Indonesia Gampangan!

8 Desember 2011   00:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:42 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Itu berita hangat --- akhirnya bertele-tele………. dan hilang. Indonesia menilep Kasus Kriminal, dan mengembangbiakannya. Apa derivatif-nya ?

Bisnis peras memeras meriah --- aparat hukum resmi maupun Birokrasi Gelap.Memeras pemilik rekening atau indikasi perkara.

Bukan hanya bisnis nomor telepon bisa di perjualbelikan dari buku-buku tamu atau daftar pembelian pulsa --- tetapi indikasi tindak korupsi pun marak di pasar gelap, menjadi sasaran operasi gelap kaum kriminal.

Budaya Korupsi Indonesia menurunkan derivatif-kriminalyang blue-print-nya memang gampang.Seperti ecosystem : Alap-alap memangsa kaum koruptor Gendut atau Bayi --- ala Yakuza dan Triad mereka menjadi predator.

Para predator itu bisa seperti zombie-intel mengendap-ngendap melahap mangsanya, bisa seperti drakula-informan atau serse berdialog di ruang tamu; atau benar-benar seperti wartawan-bodrek memaparkan kasus yang bisa mempersulit hidup mangsa.

Di alam nyata itu bisa pula diamati --- para yakuza dengan rumah mentereng dan mobil mewah, tetapi kantor. usahanya dan jabatannya tidak jelas.

Itu adalah kinerja-derivatif Indonesian Economic of Corruption --- hasil hubungan gelap dunia kriminal di dalam Budaya Korupsi.

Lantas Bagaimana Aparat Hukum harus bertindak ?

 

  1. Bangun Management Anti Korupsi (Sistem dan SDM-nya)
  2. Reformasi Birokrasi--- tahap awal siapa saja yang berindikasi tidak disiplin atau kriminal --- langsung dinon-aktifkan (masuk Daftar Redundance). Usut tuntas sampai proses Pengadilan.
  3. Bersihkan dan Disiplinkan aparat penegak hukumdengan cara yang sama butir 2. dengan vonis pidana 2 kali lipat pidana biasa, kalau perlu sampai hukuman mati.

Bisa jeruk makan jeruk ?Bisa, PresidenRI jangan bentuk Satgas-satgas-an atau mapping pada Gejala Parkinson Law seperti selama ini.Ia cukup memegang kendali pada Kapolri dan Jaksa Agung.

PresidenRI harus meng-enhance Gaya Manajerialnya dengan Leadership Ability-nyasebagi Negarawan --- manfaatkan masa sampai 2014 ………… dan wariskan Sistem dan Prosedur yang bisa dilaksanakan dan dievaluasi.

Budaya Korupsi bukan saja “mengambrugkan jembatan” --- tetapi ia berlaku lebih kejam dari Sistem apapun yang menghisap sesama manusia, tapi juga membentuk Karakter Warganegara yang akan menghancurkan Peradaban Bangsa Nusantara.

Predator yang mempunyai Paradigma ;

 

  1. Artati (Uang, demi uang, dan uang lagi --- tidak mengenal bathil dan haram)
  2. Nistana (menimbulkan Kemelaratan APBN, Sumber Daya, dan Rakyat)
  3. Jutya (Jaringan Kejahatan melembaga Resmi atau pun Gelap)

Apakah kamu tidak mengerti pesan Kebijaksanaan EyangR. Ng. Ronggowarsito tentang “Zaman Kala Bendu itu ?

[MWA] (Hello Hari Ini – 31)

*) Ilustrasi ex Internet.

[caption id="attachment_148088" align="aligncenter" width="303" caption="Jaringan Kejahatan gentayangan, seperti Zombie dan Drakula --- Predator dalam Indonesian Economic of Corruption. Zaman Kala Bendu !"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun