[caption id="attachment_146196" align="aligncenter" width="300" caption="Rakyat Jelata yang digaruk Elite jaman Hindia Belanda ---menjadi Koeli Contract ke Deli dan Soeriname. Saat ini poen sama sejarahnya. Kok bangga jadi Koeli di Negeri Orang ?"][/caption]
Alangkah ikhlasnya Rakyat — seperti ibuku yang berumur 87 tahun dengan adiknya yang sama tuanya — sudah cantik, bersih, wangi, dengan baju kebanggaan mereka masing-masing.Pergi ke TPS untuk memilih Presidennya. Yang kini berkuasa — sementara ibuku telah almarhum — ia tidak menyaksikan betapa amburadulnya NKRI kini
“Tidak kau memilih ?”Tanya Ibu dari depan kamarnya, aku masih berselonjor tenang dan santai.“Nanti bu, siangan”.
Tahun 1955 — kami mengumpulkan tanda gambar Pemilu pertama Indonesia — tanda gambar yang dibagi-bagikan dalam ukuran mini — sebesar ukuran gambar komik mainan. Aku telah mempunyai sikap politik.
Di Madrasahmudaris mengajarkan politik bagi kami anak-anak.“Saya bisa ditangkap polisi, karena mengajarkan politik pada kalian “. Katanya — kami terkesiap, tercekam, apa pula itu politik ? Itu tahun 1953.
“Musuh kita akan datang dari Utara, kaum Komunis”.Rupanya saat itu Perang Korea — sejak itu kami menjadi Anti Komunis.
Berdebat sampai menangis dengan tante-tante, karena perbedaan paham dan pilihan tanda gambar — aku senang dengan Masyumi — tante-tanteku entah apa.
Tanda gambar yang mengesankan pada Pemilu 1955 bagiku adalah — Bintang Partai Sosialis;Roda Gigi dengan Rantai Partai Buruh;dan Partai Acoma ………..Angkatan Communist Muda ………. Bergambar Wayang Semar.
Sejarah Politik Indonesia — entah berdasarkan UUD-Sementara Tahun 1950 (sebelumnya Konstitusi Republik Indonesia Serikat) — sampai Kembali ke UUD 1945 melalui Dekrit PresidenRI tahun 1959 — Rakyat kawula tetap saja sampai kini —menjadi penadah Kemiskinan dan Kesengsaraan.
Mereka Rakyat papa itu, berbondong-bondong pergi ke TPS dengan pakaian mereka yang terbaik — dari yang rapi, wangi — sampai dengan pakaian satu-satunya.Tetap penuh harapan pergi ke TPS.
Sebagian mereka kecele — tidak mendapatkan apa-apa, selain Oksigen gratis dari Ibu Pertiwi.Ada juga yang kecewa memberontak. Mati atau Dari Penjara ke Penjara. Melalui proses Pengadilan ataupun tidak.
dan kecewa.
Tanda Gambar Partai Politik yang ada sekarang — barangkali hanya Partai Golkar yang memberikan kenangan manis dengan warna Kuning. Tetapi apa artinya bagi harapan Rakyat Kawula ?
Ka’bah adalah Gambaran Imajinasi yang sakral — tertegun, terperanjat dengan letusan kesadaran sewaktu menyaksikan pertama kali — dari ruangan Mesjidil Haram.Allahu Akbar, aku menangis dalam kesadaran yang mengecil sebagai Hamba Allah yang merindukan Ka’bah.
Tanda Partai Persatuan Pembangunan — apalah artinya kalau politisinya tidak konsekwen dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar — bahkan banyak politisinyayang bermoral rendah — terlibat kasus suap dan korupsi ?
Aku tersentak — bendera biru dengan gambar bintang 3 pancaran.Sebagai Rakyat Jelata, Rakyat Kawula, Rakyat Murba — baru kami sadari bahwa,mereka itu Zort zoen Zort — Jenis mencari jenis.Mereka semua sejenis.Sejenis Nazaruddin semuanya, mantan Bendahara-nya.
Partai baru Nasdem — apa pula tanda gambarmu itu ?
Bersama anak-anak jalanan — berumur 5 sampai 17 tahun , di suatu senja sepulang mereka — mengamen, mengemis, menodong, menjambret, memeras, mencuri, mencungkil kaca spion.Kami bernyanyi “Padamu Negeri”
Kami beruntung masih mempunyai sifat Menyesal — menyesal memilih mereka.Para Wakil Rakyat dengan Pasangan Presiden dan Wakilnya.Sebenarnya apa yang mereka kerjakan untuk NKRI
Yang tertinggal kini kelakuan Anak Jalanan — yang mengemis, ,mencuri, memeras, menjambret --- persis, seperti Elite yang Berkuasa — yang menjadi panutan mereka.
[MWA] (2011 Cermin-Haiku -04)
*)Ilustrasi ex Internet
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI