Perjalanan jauh dari kota ke kota, aku membaca
Pengertian tentang Keadilan, Kemanusiaan, Ke-Tuhanan, dan Ke-Rakyatan
Ini negeri yang di-Berkati, di-Rakhmati
Mengapa ?
Harus kamu mengerti --- mengertikah kamu ?
Metro mini, ini di Indonesia --- mobil jelek, terseok-seok menyemburkan masalah baru --- debu, bau dan polusi (bagi para bayi).
Mengertikah kamu ?
Jam pukul 16.54 ia terseok-seok seperti karikatur negeri ini
Republik Indonesia
Republik Acakadut --- kata Televisi dalam berita.
Negeri orang-orang dibodohi Orang-Orang Dungu
Dunia Hippo Dongo-dongo dari Dunia Fabel Indonesia --- bukan Anderson.
Terpana --- Orang Indonesia pulang kerja --- perempuan-perempuan
Cantik-cantik tapi layu --- dicoba dipoles menit-menit terakhir akan berjumpa
Anak-anak dan para suami-suami.
Tetapi
Ada yang hamil berjilbab dengan tas yang dijahit pada talinya --- hampir putus.
Naik
Naik
Kenek meletakkan ujung jarinya dipaha para wanita --- masuk-masuk-masuk lurus dua-dua
Tetek-tetek dan buah dada di punggung para lelaki yang ngantuk dan capai
Pantat-pantat berayun-ayun capai lesu, mobil yang jalan tersendat-sendat, macet.
Di pintu bis
Perempuan-perempuan bergelayut seperti monyet-monyet di Hutan Tropis
Hawa tropis, di kota-kota tropis, monyet-monyet kota
Aneh, ada --- hanya ujung jempolnya yang menjejak di tangga bis
Hanya monyet yang bisa begitu --- hanya monyet kataku
Biar modar itu orang --- tidak sabaran , tetapi tetap bayaran duaribu rupiahan
Monyet-monyet di pintu bis
Perempuan-perempuan yang dilecehkan di dalam bis
Apakah ini Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia ?
Konon --- Busway mencegah wanita dilecehkan
Konon --- gerbong khas para wanitadi jalur kereta api
--- walau itu dongeng enam bulanan (mismanajemen biasa di negeri orang-orang dungu, berulang-ulang yang itu–itu tanpa solusi, hanya isu kontra isu begitu)
tetapi mengapa negeri ini begitu dungu membuat kebijakan
Melecehkan para wanita --- di negeri mereka sendiri, Indonesia.
Monyet-monyet di pintu bis
Perempuan-perempuan enjot-enjotan sepulang kerja
Di bis Metro mini, Kopaja ijo atau bus-bus berknalpot hitamsepanjang jalan
Di kereta api ekonomi ke Bekasi (sampai kuburan para pahlawan di Karawang)
Di kereta api ekonomi ke Depok, Cilebut dan kembali lagi ke Bogor Tanahabang.
Di kereta api Kota pulang pergi --- Pandegelang,ke kota-kota mengangkut para wanita yang setengah mati. (di lantai kereta api hanya ujung jari kakinya yang menjejak, seperti para peri dan hantu yang melayang-layang)
Mati kau !
Negeri ini melecehkan para ibu, para perempuan para wanita
--- yang menenteng bayi-bayi di ujung jari, di gendongan dan di rahimnya
ampun Ibu Pertiwi
mengapa negeri ini hanya menghasilkan Orang-orang yang dungu ?
Jawab Ibu, kami capai dan jemu dengan pemimpin yang memakai kaca mata kuda, atau
seperti Keledai yang ditunggangi para Sufi --- terperosok berkali-kali, capek kami Ibu.
(MWA 110810)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H