Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi dari Jendela Bis (03) Para Perempuan Bergelantungan di Pintu Bis

10 Agustus 2010   23:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:08 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perjalanan jauh dari kota ke kota, aku membaca

Pengertian tentang Keadilan, Kemanusiaan, Ke-Tuhanan, dan Ke-Rakyatan

Ini negeri yang di-Berkati, di-Rakhmati

Mengapa ?

Harus kamu mengerti --- mengertikah kamu ?

Metro mini, ini di Indonesia --- mobil jelek, terseok-seok menyemburkan masalah baru --- debu, bau dan polusi (bagi para bayi).

Mengertikah kamu ?

Jam pukul 16.54 ia terseok-seok seperti karikatur negeri ini

Republik Indonesia

Republik Acakadut --- kata Televisi dalam berita.

Negeri orang-orang dibodohi Orang-Orang Dungu

Dunia Hippo Dongo-dongo dari Dunia Fabel Indonesia --- bukan Anderson.

Terpana --- Orang Indonesia pulang kerja --- perempuan-perempuan

Cantik-cantik tapi layu --- dicoba dipoles menit-menit terakhir akan berjumpa

Anak-anak dan para suami-suami.

Tetapi

Ada yang hamil berjilbab dengan tas yang dijahit pada talinya --- hampir putus.

Naik

Naik

Kenek meletakkan ujung jarinya dipaha para wanita --- masuk-masuk-masuk lurus dua-dua

Tetek-tetek dan buah dada di punggung para lelaki yang ngantuk dan capai

Pantat-pantat berayun-ayun capai lesu, mobil yang jalan tersendat-sendat, macet.

Di pintu bis

Perempuan-perempuan bergelayut seperti monyet-monyet di Hutan Tropis

Hawa tropis, di kota-kota tropis, monyet-monyet kota

Aneh, ada --- hanya ujung jempolnya yang menjejak di tangga bis

Hanya monyet yang bisa begitu --- hanya monyet kataku

Biar modar itu orang --- tidak sabaran , tetapi tetap bayaran duaribu rupiahan

Monyet-monyet di pintu bis

Perempuan-perempuan yang dilecehkan di dalam bis

Apakah ini Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia ?

Konon --- Busway mencegah wanita dilecehkan

Konon --- gerbong khas para wanitadi jalur kereta api

--- walau itu dongeng enam bulanan (mismanajemen biasa di negeri orang-orang dungu, berulang-ulang yang itu–itu tanpa solusi, hanya isu kontra isu begitu)

tetapi mengapa negeri ini begitu dungu membuat kebijakan

Melecehkan para wanita --- di negeri mereka sendiri, Indonesia.

Monyet-monyet di pintu bis

Perempuan-perempuan enjot-enjotan sepulang kerja

Di bis Metro mini, Kopaja ijo atau bus-bus berknalpot hitamsepanjang jalan

Di kereta api ekonomi ke Bekasi (sampai kuburan para pahlawan di Karawang)

Di kereta api ekonomi ke Depok, Cilebut dan kembali lagi ke Bogor Tanahabang.

Di kereta api Kota pulang pergi --- Pandegelang,ke kota-kota mengangkut para wanita yang setengah mati. (di lantai kereta api hanya ujung jari kakinya yang menjejak, seperti para peri dan hantu yang melayang-layang)

Mati kau !

Negeri ini melecehkan para ibu, para perempuan para wanita

--- yang menenteng bayi-bayi di ujung jari, di gendongan dan di rahimnya

ampun Ibu Pertiwi

mengapa negeri ini hanya menghasilkan Orang-orang yang dungu ?

Jawab Ibu, kami capai dan jemu dengan pemimpin yang memakai kaca mata kuda, atau

seperti Keledai yang ditunggangi para Sufi --- terperosok berkali-kali, capek kami Ibu.

(MWA 110810)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun