Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PSSI Oh PSSI, Prestasi yang Lain Juga Tidak Meyakinkan Tuh! [Pojok Kom a’ Dot – 03]

27 Maret 2011   09:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:23 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13012186191912956149

[caption id="attachment_97152" align="alignleft" width="300" caption="Beri kami Kesempatan Kerja, Redistribusi Pendapatan yang Adil --- Jelas terasa apa arti Prestasi Kemerdekaan RI."][/caption]

(1)

Kongres Ricuh atau Batal sih ?

Setelah rally yang panjang, mengacaukan ketentraman Rakyat, yang memang terganggu macam-macam isu (yang sebagian besar mengurangi kesejahteraan umum sebagai Rakyat ).

Rakyatharapannya hanya sandang, pangan dan papan terjangkau. Begitu pula keperluan pendidikan dan kesehatan.

Tidak peduli digolongkan Keluarga Miskin atau kategori apa pun --- yang penting kadhuman !

Rakyat tidak mau tahu ada isu di-counter isu maning.

Rakyat tidak mau tahu ada “Abused of power” apa macam-macam berita miring

Rakyat tidak ada urusan dengan kudeta atau “bom buku”

Rakyat tidak mau kalau harga cabe naik atau harga pangan tinggi (langsung impor saja --- maksudnya Kebijakan tahun depan adalah cabe atau pangan naik harganya, yang diuntungkan harus Petani Republik Indonesia)

Jadi yang penting ada sandang, ada pangan, ada papan --- plus pendidikan dan kesehatan terjangkau.

E itu yang menjadi persoalan --- Kongres PSSI, ada FIFA,ada macam-macam trik dan kekonyolan-kekonyolan.

Memang yang menjadi hakekat persoalan adalah prestasi Olah Raga Indonesia ada kemajuan enggak ?

Rakyat hanya ingin turut merasakan “bangga” jadi Penduduk Indonesia.

Kongres PSSI itu batal atau Ricuh sih terserah (Prestasi Indonesia baru sebatas adu mulut dan plentar-plentiran) ?

Ada Pekan Olah Raga Nasional --- Prestasi yang dicapai apa ?

Jangan hanya berita “ada Korupsi di mata-mu” saja !Mang Jojo bertanya : betul apa korupsi di proyek itu ?

Anggota DPR dan DPRD, nyatakan dan tanyakan dong (atau para penegak hukum --- sudah menjangkau ke sana belum ?)

Kalau dalam setiap kelipatan 5 tahun --- anggaran untuk meningkatkan “prestasi olah raga”, tetapi prestasi tidak tercapai.

Tanggung jawab siapa ?

Kasihan APBN dan APBD kalau “target” tidak pernah jelas.Tercapai enggak ?

PSSI kisruh --- Prestasi Olah Raga Indonesia lainnya pun tidak jelas, umumnya maju apa Retrogresif sih ?

Merdeka sudah 65 tahun Doel !

Siapa peduli ?

(2)

AdaSEA Games --- ada Asian Games.Coba deh apa Kemajuan Indonesia ?

Pantaskah kalau begitu-begitu saja ?

Mending Rakyat membaca sambil lalu prestasi Internasional di bidang korupsi dan berbagai ketinggalan lain.Jelas ada Kemajuan-nya.

Kedodoran !

(3)

Di Merak, penyeberanganke Bakauheni begitu-begitu juga --- ada antrean dan backlock arus barang.

Mengurus Sistem Logistik itu (kata seorang supir truck) :“Sistem Logistik itu adalah manajemen mata rantai, ada rationalisasinya !”

Infra struktur pelabuhan, kapasitas alat angkutnya, kapasitas Bongkar Muat, kapasitas alat penunjang --- arus dokumen dan volume arus barangnya.

Rational enggak sih ?

Bagaimana , kok terus-terusan jadi berita menyedihkan (yang disalahkan Cuaca melulu --- Cuaca ekstrem !).

(4)

Bagaimana memilih PresidenRI dalam Pilpres mendatang ?

Rakyat mau-nya ada Sistem yang bisa menjaring Calon yang prima --- jangan salah pilih melulu. Kasihan Indonesia hanya membuang-buang Sumber Daya Waktunya.Ketinggalan terus dalam arus Budaya Retrogresif.

Kalau infra strukturnya tetap melalui Partai Politik --- bagaimana proses penyaringannya agar bisa mendapatkan Calon prima ?

Kalau dianut pula, kesempatan ada calon yang dari Luar Partai Politik --- ciptakanlah Sistem, Prosedur dan Metodenya

Bagaimana ?

Hidupkan organisasi fungsional yang potensial, seperti :

  1. Alim-Ulama, tokoh masyarakat
  2. Pendidikan dari Tingkat Dasar –Perguruan Tinggi
  3. Pensiunan Birokrat, Polisi dan Militer
  4. Asosiasi Industri dan Pengusaha

Calon harus jelas track-record-nya : mempunyai beberapa karya tulis yang pernah diterbitkan ( dengan gagasan yang dapat diterapkan), tidak pernah melakukan tindakan tercela di Instansi, perusahaan atau di Masyarakat --- didukung oleh ratio tertentu penduduk, dimana ia berada sebagai penduduk ( Pemilihan Umum penyaringan setingkat Propinsi).

Jadi Partai Politik berbasis konstituen akan bersaing dengan Tokoh masyarakat yang prestasinya dikenal oleh semua Rakyat.

(5)

Pemerintah harus segera melakukan Kebijakan yang sesuai dengan Konstitusi :

  1. Meningkatkan pendapatan Buruh, Tani dan Nelayan ( Pendapatan pajak harus dianggarkan untuk mencapai Redistribution of Income yang adil).Tetapkan target sesuai kemampuan keuangan Negara (atau disesuaikan dengan MDG’S)
  2. Fokus pada “mencerdaskan kehidupan bangsa”dan meningkatkan “Kesejahteraan Umum” .
  3. Tingkatkan produktivitas Pertanian dengan menetapkan harga yang meningkatkan Daya Beli Petani-Nelayan
  4. Ciptakan lapangan kerja yang padat karya --- terutama untuk pemeliharaan dan pembangunan Infra Struktur.

Bagaimana Kebijakan-nya?

Jawab Rakyat : “ Mudah, laksanakan Undang-undang Dasar 1945 Amendemen --- hakekatnya Demokrasi Ekonomi dan Demokrasi Politik.

Dari Rakyat untuk Rakyat, dan oleh Rakyat” --- itulah Kedaulatan Rakyat menurut Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 !”

(6)

Dalam Undang-Undang Pemilu yang akan datang, harus ada klausule : Setelah seseorang terpilih menjadi PresidenRI --- ia harus melepaskan segala jabatan Partai Politik atau keterkaitan dengan kepentingan lain-lain.

Indonesia kok repot terus sih ?

(7)

Merdeka

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun