Nilai Proyek tersebut termasuk kaliber besar --- Rp. 11,7 triliun; konon berasal dari PT Angkasa Pura dan pinjaman bank dalam negeri.Belum dapat diurai berapa besar dana yang berasal dari AP --- tentu itu secara internal berasal dari Laba yang ditahan, yang tidak dibagikan kepada pemegang saham, terutama kepada Pemerintah untuk masuk dalam APBN.
Besar kemungkinan dana eks bank itu berasal dari Bank BUMN --- yang asal dananya tentu dari Pihak Ke-3.Investasi pada Infra struktur ini bagus, kalau juga menganut Proyeksi yang rasional.Link pada tulisan berikut :
Bangunan baru yang dirancang kita belum melihat seutuhnya --- tentunya menjadi satu kesatuan pada bangunan Terminal yang telah ada.Ramah lingkungan, hemat energi dan orientasi pada seni-budaya Indonesia.
Kinerja Changi Singapura dijadikan acuan oleh salah satu release,semester I-2011 penumpang yang dikelola 38 juta, sementara Bandara Soetta pada kurun waktu yang sama 22 juta orang (dalam release Media Indonesia , 5 Agustus 2011 disebutkan sebanyak 44, 3 orang penumpang domestik dan internasional per tahun).Konon kapasitas hanya 22 juta penumpang.
Kita belum mendengar perkembangan Organisasi Operasional yang juga tumbuh (rasional) untuk melayani perkembangan penumpang yang tentunya ada statistiknya tahun demi tahun.
Keadaan yang tidak rasional pada saat ini terlihat :
1.Jalan Akses ke Bandara Soetta (v.v.) tidak memadai --- baik sehari-hari maupun apabila ada gangguan banjir
2.Manajemen Arus Manusia yang ber-manuver di lingkungan Bandara sangat jelek --- mengesankan kumuh, tidak aman dan nyaman. Kesan yang sangat jelek bagi Pariwisata maupun psikologis per orang.Jangankan Airpot Dunia yang kelasnya akan diraih --- di KLIA di negeri jiran saja kita tidak menemukan kesan negatif yang demikian.Changi dan Kuala LumpurInternationalAirport harus menjadi bench-mark, Tolok Ukur.
3.Manajemen Arus Kenderaan yang bermanuver di lingkungan Bandara tidak lancar ---- cenderung menjadi masalah kemacetan.
4.Arus Cargo, sementara belum terungkap back-log --- kecuali bahwa kegiatan logistik memang akan berimplikasi turutnya alat-alat transportasi operasional dan penunjang lain (antara lain, peranan Ojek speda motor, yang mempunyai spesifikasi lincah, dapat menerobos, memasuki gang-gang pagar jebol, dan lain-lain)
Kalaulah Perluasan dan Pengembangan Bandara Soetta ber-orientasi pada kelancaran pelayanan penumpang dan manajemen transportasi akses ke Bandara, maneuver kendaraan parkir dan bergerak itu memang perlu --- tetapi apabila disisipi dengan naluri binis yang tidak menunjang core-business --- itu terlaaalu !
Mengapa harus ada Convention Hall di sana ---- mengapa dirancang ada pusat bisnis disana .Kalau benar itu termasuk yang dirancang dalam proyek itu.Itu sama saja mendatangkan lagi Manusia dan alat kendaraan yang bergerak yang akan membebani infra struktur dan fasilitas social di sana.
Jangan ada Shopping Centre di sana --- di sana cukup di tebar Arcades yang menyediakan keperluan singkat para penumpang, dengan sekali jalan --- keperluan pada saat ketibaan maupun pada saat akan berangkat. Di sana hanya ada Café yang nyaman, Restoran yang nyaman,keperluan kemeja atau kimono dan payama, oleh-oleh dan barang kreatif.Sekali jalan, bisnis sekali jalan.Bukan Shopping Centre ala Tanah abang mini. Di sana hanya untuk barang tentengan.
Terlalu.
Kalaulah Bandara itu dijadikan obyek tujuan wisata oleh penduduk kota.Bayangkan
Kereta ApiManggarai/Gambir – Bandara Soetta-Tangerang akan dipenuhi penumpang Non-Penerbangan; jadilah mode angkutan itu menjadi angkutan umum yang menyesakkan (Ingat Bis Damri pada mulanya dengan keadaan kini, penuh sesak dan tidak nyaman lagi).
Sementara menantikan informasi lanjutan tentang proyek infrastruktur ini, perlu diperhatikan :
a.Jauhkan Lapangan Parkir dari fasilitas pelayanan Penumpang --- gunakan bis shuttle Lapangan parkir ke Terminal khusus Penumpang saja
b.Tarif Progresif parkir bagi kendaraan --- Pengawasan yang ketat dan tegas kepada Pekerja Parkir dan Satpam
c.Terminal harus dibuat steril dalam jarak jangkau yang memadai --- hanya calon Penumpang yang berada di Terminal, dengan fasilitas Bis DAMRI dan pangkalan Taksi terdaftar.Penumpang dan Penjeput bertemu di Halte Lapangan Parkir.
d.Batalkan Rancangan Gedung-Bangunan yang tidak berhubungan langsung dengan kealncaran Arus Penumpang
e.Bangunan harus hemat energi, tropis, ramah lingkungan --- menyatu dengan bangunanTerminal yang telah ada.
f.Berpeganglah pada Tolok Ukur Investasi dan PendapatanChangi Singapura dan KLIA Kuala Lumpur --- Dana Proyek eks BUMN dan Bank BUMN sebesarRp. 11. 7 Triliun adalah biaya yang sangat besar.Semuanya itu adalah dana pihak ke-3 dan Stake-holder ---- kalau tidak mencapai melebihi Tolok Ukur adalah berarti gagal.
g.Lebih tepat membangun Bandara Lain di areal yang dekat dengan jaringan Jlan Told an jariangan Kereta api --- Seperti Pantura atau Purwakarta. ( selain kemungkinan Halim atau Pondokabe)
Janganlah Proyek hanya sekedar proyek yang ber-Justifikasi --- tetapi pertimbangkan pula kemampuan Infra striuktur yang aksesif dan sosiologis bangsa yang lapar.
Bertindaklah dengan Realitas, dan Visoner !
Apalagi kalau sampai Aset Negara itu mengalami Kerugian atau Default ---- bisa merembet menjadi Krisis Keuangan.Pikirkanlah sumber Pembiayaan lain ? [MWA]
[caption id="attachment_125555" align="aligncenter" width="300" caption="Proyek Gedung DPR RI telah gagal, perlu dikaji ulang --- Proyek Bandara Soetta pun berisi Rancangan yang tidak tidak Linkage dengan Infra Struktur yang ada, dan ada rancangan sarana penunjang yang tidak tepat untuk untuk core-business Bandara. Orientasilah pada Kelancaran Penumpang dan Barang Cargo, serta Operasi Pesawat Terbang, jangan macam-macam."][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H