Kompas, Minggu 28 Agustus 2011 --- dicomot dari tumpukan Koran. Lha ini, ini nekat !
Maksud semula ingin cari hiburan inspiratif --- malah ketemunya politik tinggi lagi. Semula sudah muak dan bosan menonton kasus-kasus Korupsi digocek ke kiri dan ke kanan. Malah out. Dari Century sampai Nunun Nurbaetie ---- Rakyat malah mlongo lagi.
Komik Panji Koming, ada 8 panel :
- Dialog Panji Koming dengan bocah bernama, Bujel. Jawab Bujel : “Nulis surat untuk Sang Adipati, paman “
- Panel 2, isi surat
- (no comment)
- Panel 4, Sang Adipati digotong di usungan mewahnya, komentar Panji Koming : “Kamu diabaikan karena kamu terlalu kecil”
- Kalimat bersayap (politik tinggi) Panji Koming :”Beliau harus cepat mencapai tujuannya “
- “Ini Balasan Suratmu untuk Menjaga Citraku” . Itu Ucapan Sang Adipati, kartun dengan sosok Gendon, menunjukkan sepucuk Surat dengan Sampul Mewah dan “di-lak” . (penggambaran kartonomiks yang cerdas).
- Statement Panji Koming : “Sang Adipati selalu sigap dalam urusan Pencitraan”.
- Grendengan Panji Koming sebagai Seorang Rakyat : “Yah, hanya Sang Hyang Widhi yang menentukan apa yang akan menimpa diri kita kelak” . walaupun bersifat diktum kutukan --- tetap berbunyi “apa yang akan menimpa diri kita kelak”.
Suatu Komik Politik yang jitu dan cerdas. Tetapi Mengapa tetap Rakyat yang harus turut menanggung --- Dosa dia itu ?
Komik TIMUN , melukiskan Orang-orang Gendhut dengan Senyum lebar mengucapkan :
- Setelah menggarong duit Rakyat
- Menggunduli Hutan
- Mengeruk Darat dan Lautan
- Mempermainkan Hukum, Politik, Peraturan, Apa saja ………
- Ini Kesempatan kami Mohon Maaf Lahir Batin.
Memang Kasus-kasus di atas telah menjadi “kerjaan” Elite (Partai Politik dan Birokrasi) --- kartun digambarkan dengan hidung panjang --- Sosok Penipu, Sosok Maling, Sosok Pembohong. Dan semua sifat-sifat Terkutuk lainnya.
Sungguh cerdas Karikatur komik itu --- Sang Rakyat yang di- “kartun-kan” --- tergambar, dengan mimik melas, terkejut, kecewa, bibir memble.
“KAMU JANGAN MERENDAHKAN MARTABAT KELUARGA KITA YA, BERHARAP DIBALAS SEGALA !! BAPAK KAMU BUKAN KORUPTOR “
Itulah jawaban Sukribo kepada anak-nya yang akan berkirim surat --- diatas Panel Komik kartun ada ‘Sub Judul- leading’ , tak semua malu”
Memang, tak semua malu, tidak semua mengerti, tidak semua mau menyadari karena --- “Hanya dengan Korupsi mereka mampu tetap berkuasa “ --- tindakan Korupsi oleh Elite Politik adalah semacam Metode ‘Coup d’ etat’ --- sebuah jalan makar ! [MWA]
[caption id="attachment_129720" align="aligncenter" width="600" caption="Humor Politik, Cik Gu !!!"][/caption]
*)Foto Grafis ex Internet, Kompas.Com Images.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H