Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjalanan Astral --- Menggapai Impian (Paranormal -24)

26 Januari 2012   12:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:26 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1327580566649544798

Panik juga si Dicky --- ia kembali akan mengalami luntang-lantung sebagai penganggur. Mana dia ngeri membayangkan kalau sampai resesi global masuk pula menggoyahkan perekonomian Indonesia. Akan banyak PHK pula, lowongan makin sempit.

Ini memasuki bulan kedua  mengalami nasib seperti tahun-tahun awal ia tammat sebagai sarjana S1 --- perusahaan logistic tempat ia bekerja terakhir tidak terkena imbas perekonomian lesu di USA, atau kalang-kabut kredit di Eropa. Tidak ada hubungannya.

Perusahaan tempat ia bekerja sebenarnya stabil tetapi menyenangkan --- gajinya Rp. 3 juta, kurs samalah dengan si Darnita yang bekerja di Bank (?), S2 mengerjakan tumpukan masalah dari Bank BUMN --- sebagai tenaga outsourcing. Gajinya juga Rp. 3 juta.

Perusahaan tempat Dicky terlibat dalam penyelundupan narkotika.Mampuslah diporot kiri-kanan, polisi-jaksa entah apa-apa --- akhirnya perusahaan bangkrut, dia kebagian pesangon. Konon bossnya selamat.

Sudah lobby ke sana ke sini --- melamar dari iklan segala macam, yang via on-line dan internet pun dijalani. Semua mentok, untung ia bertemu si Jenal, office-boy tempat ia dulu bekerja kali pertama --- perusahaan Jepang yang melakukan eksplorasi minyak di Sembakung, Tarakan. Perusahaan itu tutup, gagal menemukan minyak. Semua dapat pesangon --- itu 6 tahun yang lalu.Si Jenal yang ijazah SMA tetap jaya sebagai office-boy. Dicky langsung panik begitu PHK.

“Ingat buku tentang Perjalanan Astral ?” Dicky hanya mengangguk.“Jalankan prosedur itu --- itu mengiringi cara aku berdoa. Lakukan prosedur dan visualisasi --- nyatanya berhasil. Rumahku sudah lunas, mobil tahun 1992 hampir lunas. Pekerjaan aku sambung menyambung, tetapi hasil prima."Ya, sejak bertemu Jenal, Dicky melakukan perjalanan Astral. “Asyik juga “, menurut hati si Dicky.

Sore ini Dicky menemui si Jenal di City-walk. “Dick, aku tidak bisa menyertai perjalananmu --- tetapi perjalanan spiritual itu kulakukan tiap tahun --- anggap saja kita mencari tempat kontemplasi dan berdoa. Tetapi you sudah mulai melakukan perjalanan Astral ?”

Dicky menganggukkan kepala.“Cukup mengasikkan”

“Ya sudah you berangkat saja dengan bude yang saya kenalkan itu --- dia yang menjadi escort ke tempat-tempat spiritual itu, mugkin saja ada calon penziarah lain bersamamu.Maaf Dick, aku ada proyek hari Sabtu-Minggu --- melayani boss, Ibu Marchia, orang sukses, kita harus bergaul dengan orang sukses”

“Dia baru dilego head-hunter, pindah ke Bank Asing --- mari kukenalkan sekali, malah barangkali jadi jalan bagimu”

Sangat mengesankan pertemuan dengan Ibu Marchia --- tampak sekali dia orang berwibawa, pintar --- wah wanita karier yang sukseslah.

Dicky kembali memutar memorinya. “ You sudah berpengalaman berapa lama ?”

“Saja bekerja sudah sejak tahun 2006, di bidang yang sama bu”.

“Apa tadi ijazahnya ?“

“Management Transpor”

“Bagus, bagus --- saya juga baru di bank ini. Tetapi saya tertarik dengan pengalaman dan basic-mu --- okay you jumpai saya Senin”

Jenal tetap mendesak Dicky meneruskan rencana ziarah itu --- konon, “He Dicky konon kalau telah diniatkan ke sana tidak boleh dibatalkan, ditunda atau singgah-sainggah di tempat lain. Kupikir perkenalanmu dengan Ibu Marchia, bagian dari doamu via perjalanan Astral --- saya pikir kau mendapat lowongan --- pergilah bersama bude, ongkosi semua perjalanannya. Ia tidak meminta apa-apa”

Dengan bus malam Dicky ditemani bude menuju Cepu --- akan menziarahi Sasana Anglingdarma. Bude mungkin mudanya cantik, masih nampak garis kecantikan itu membekas. Ia berkaca mata, masih memakai lipenstif --- juga menginang, tampak wajahnya sehat wal afiat.

Tubuhnya yang berisi, tidak gembrot kini melendot dibahu Dicky --- tadi ketika masih sadar, banyak bercerita tentang ritual dan tempat-tempat ziarah yang makbul untuk berdoa.Setelah bude terlelap, TV telah dimatikan --- Dicky melakukan prosesi perjalanan Astral.

Ada optimisme bahwa upaya dan ikhtiar ini akan berhasil --- ia sangat mengerikan status sebagai penganggur. Kepada Asmi pacarnya, dikatakannya mengunjungi budenya di Cepu.

Konon artis dan pejabat banyakberkunjungi ke situ --- jam 3 bus telah sampai di Cepu. Perjalanan dilanjutkan dengan dokar. Entah ke mana. Gelap, mengerikan --- tampak bayang-bayang sosok pohon besar-besar. Melewati pematang, melalui gang-ke-gang.

Tiba di bangunan kecil sebesar mushalla --- ada peziarah barangkali 20-an. Di dalam temaram penerangan dicoba Dicky mengamati apakah ada model artis atau pejabat di sana --- setelah mendengar perkenalan dan sejarah Prabu Anglingdarma, ada jemaah sholat Subuh. Dicky turut.

Mereka mengesot satu per satu melalui semacam mihrab --- Dicky teringat perjalanan Astral (ia menganggap lengkungan bangunan itu sebagai pintu menuju bukit puncak Astral).“Ini petilasan Anoman “, kata Pak Prayitno Sang Ketua Sasana.

Setelah siang baru jelas bahwa peziarah itu rata-rata berpasangan --- siang semua peziarah seperti menghilang ke Cepu. Rupanya tidak jauh dari sasana ada tempat titipan mobil dan motor.

Suasana dusun itu sepertinya di tepi hutan --- ada tempat pembibitan Perhutani. Bayangan sosok pohon besar tadi malam ternyata deretan pohon Trembesi.Tempat mandi itu ternyata sumur bor yang terasa hangat airnya. Malam tadi ada acara kungkum di situ. Acara itu tidak sempat diikuti Dicky.

Suasana musim hujan membuat dusun itu bertambah hikmat, rupanya ada bangunan panggung di sisi kanan sasana. Dicky merenung di sana --- hampir ia melupakan kedukaannya sebagai penganggur.

Nanti malam mereka akan mengikuti ritual ke Goa Anoman --- di sela-sela prosesi perjalanan Astral di alam mental Dicky, kembali ia mencium aroma hio dan kemenyan. Ia telah ditunjukkan arah perjalanan mereka nanti malam. mBah Ndari, sang Kuncen menjelaskan berbagai prosesi dan ritual yang harus dikuti.

Perjalanan itu persis seperti perjalanan Astral --- memasuki areal perbukitan, menanjak, pintu gerbang Astral, lantas semua pasangan samar-samar mencari tempat bersemedi atau ber-kontemplasi --- ternyata dianjurkan melakukan ritual sanggama. Mereka yang tidak membawa pasangan ada PSK, bahkan gigolo konon --- Dicky hanya mengepit tangan bude.

Perjalanan Astral Dicky telah sampai di puncak bukit Dananjaya --- yang dianggapnya batu berbentuk pyramid di mana ia melakukan visualisasi bahwa, ia telah bekerja di kamar yang lengkap furniturenya, sejuk --- walaupun suhu di luar, di hiruk pikuk pelabuhan Tanjung Priok terlihat, buruh-bongkar-muat bersimbah keringat di tengah terik matahari.

Ia merasakan perintah halus dari Ibu Marchia via telepon, “Dicky, pertama yakinkan bahwa B/L-nya sesuai --- check Packing List, pastikan bahwa cargo sesuai”.Sungguh cantik dan cerdas Ibu Marchia, ia memang seorang manager yang kompeten.

Dicky puas melakukan visualisasi --- ia bersyukur dia bekerja sebagai staf pengurus Letter of Credit.

[MWA] (Paranormal – 24)

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun