Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pendekar Kobat, Nakhoda Selat Malaka (Cersilat)

15 Mei 2012   16:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:15 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13370983921504788216

Kononlah pula --- kapal-kapal pedagang Melayu tidaklah pernah terganggu dengan kapal dagang Orang Jawa maupun Orang Bugis --- Orang Melayu bukanlah tandingan bagi mereka. Puak Melayu telah menduduki semua Bandar pelabuhan dagang di sepanjang Pulau Jawa di pesisir utaranya, berpuluh-puluh Kampung Melayu berada di sepanjang pantai, beratus-ratus di mana pun di seluruh Nusantara.

Puak Melayu adalah Pedagang dan Diplomat yang handal --- Rempah mereka perdagangkan, tetapi perkelahian dan pergocohan pantang mereka lakukan. Pendekar Melayu Pantang menjual, tetapi Tantangan tidak pula dielakkan.

 

“Encik Pendekar Kobat tidakkah encik mendengar Kerajaan Majapahit telah pula sempoyongan, bersekutu puak-puak hulubalangnya dengan pasukan armada Cina --- mereka telah pula membuat kecerobohan dengan pihak Sunda. Membunuh rombongan Sunda dalam rancangan mempertautkan persaudaraan Majapahit dan Pasundan. Mereka ceroboh di Bubat sana Cik …………. “

 

“Lantas apa yang ingin ‘Cik katakan hal itu pada beta ?Jangan kau mengajari buaya berenang he, Wolu likur --- tak ingin aku, kau panas-panasi aku akan hal Perang Bubat.Majapahit memang akan segera runtuh.Kita justru berkepentingan dengan peranan Peringgi yang makin kuat --- sejak Portugis menjejakkan kakinya di Bantam. Kini armada mereka terkuat sejak Tanah Moor sampai ke Tidore”

 

Kalangan para pendekar Kampung Melayu yang sedang menjamu rombongan pelaut dari Gresik itu, semua terkesima karena, kalau Pendekar Kobat telah mulai berpidato, nanti pidato akan menjadi ceramah, dari ceramah akan menjadi pembakar semangat. Memang pedagang dan armada Melayu --- adalah lawan yang tidak menentramkan Portugis di lautan sepanjang Laut Jawa, Selat Sunda sampai Selat Malaka.

 

“Ada silapnya raja Majapahit, bila ia akan menundukkan Pasundan, bukan begitu caranya --- kiranya ia harus memetik kembang dari Tanah Bengkulu. Aku ajari kalian, perempuan cantik tercantik adanya di Bengkulu --- aku sudah berlayar dari Pasai sampai Timor terus ke Arafura berputar angin ke Tanah Moor, sampai di Tanah Sriwijaya --- perempuan cantik tu terdapat di Bengkulen ………………. “

 

“Seharusnya Majapahit selagi ia kuat dulu --- ia kuasai Tanah Bengkulu, apakah dengan armada dan senjata, apatah dengan berkahwin ia dengan anak Raja Bengkulu. Lantas ia latih Bengkulu menyerang Bantam, dan pasukan Majapahitpun bertindaklah dari Timur menekan, Galuh, Kawali sampai Losari dan Gebang --- biarkan laskar Bengkulu merasuk sampai Sunda Kalapa ………………. “

 

“Pastilah Tanah Pasundan dapat ditundukkan !”

“Kalaulah cara yang dibuatnya di Bubat --- Bak menghentakkan tongkat, terpalu di jempol kaki. Tanah Pajajaran dan Pasundan takkan pernah dapat dikuasaiMajapahit ………………”

Majelis kaum pemuda, pendekar dan pelaut yang berhimpun di Kedai Wak Kolok di Bidara Cina itu ada barangkali 60 orang.

“Ncik Pendekar --- tidakkah Cik keberatan mengajarkan anak-anak kami di Kampung Melayu ni --- bagaimana kemarin Encik memukul rebah Kuntaw Cina di Pisangan ?”

 

“He, kemari kau”,Pendekar Kobat mendatangi seorang pemuda kekar berpakaian celana pangsa hitam --- ia menurut saja ketika Pendekar Kobat menjambak bajunya. Pas di bahu anak muda itu.

“He, Leman mana tombak Jembrana yang ditenteng-tenteng di belakang tu”, sambil Pendekar Kobat mengarahkan telunjuknya --- heran semua khalayak betapa pendekar itu memperhatikan gelanggang yang tak begitu terang, lebihlah gelap dari pada terang --- hanya ada 3 oncor di sekitar situ.

“Coba kau, Sawuh kau lantak pemuda tegap tu, dengan berpuluh-puluh hunjaman tombak --- nanti ku tunjukkan kalian bagaimana menghunjamkan tombak ke dada, tetapi takkan bisa ia merampas tombak tu --- namanya Patukan Burung Kiwi ke Hulu Ati. Di kemudiannya akan aku ajarkan pula bagaimana caranyaGerak Tipu Aceh merampas Tombak lawan !”.

 

Segera pun Pak Kolok memberi aba-aba pada rombongan ronggeng agar menabuh Gendang Rampak dengan Ketukan Kapal Naga --- pukulan gendang kegemaran Pendekar Kolok .Mengerikan sekali hunjaman tombak yang di diarahkan ke tubuh pemuda itu, berkali-kali, sipi hanya beberapa ruas saja akan merobek pinggang entah perutnya.

Tetapi pemuda itu tidak mampu merampas dan merebut tombak itu.

“Berhenti”, perintah Pendekar Kobat.Tampak kedua pemuda itu bersimbah peluh sekujur tubuhnya.

“He Leman, pindahkan oncor tu ke tengahgelanggang --- he, wak cari kalianlah oncor barang dua lagi he !”

“Lihat ni Kuda-kuda-ku --- kokoh, tekuk sedikit lutut, pindahkan kakikiri ke belakang dengan sikap lutut dan betis siap berayun seperti Acang-acang Harimau Akar menangkap Puyuh Terbang --- he, sini kau, bersiaplah tusuk dan hunjamkan berapa kali kau kuat”

 

Segera terlihat pertandingan Sang Pendekar dengan lawannya yang menghunuskan tombaknya berbilang kilat dan sabung menyabung --- berkelebat dan bergerak lincah --- Sang Pendekar menunjukkan kehandalan jurus “Tipu Aceh”-nya.

Tiba-tiba sekonyong-konyong Pendekar Kobat telah merampas tombak lawan, sambil menarik lawan dan menghunjamkan tendangan ke rusuk kiri si lawan……………… lantas orang yang terhempas itu tertelungkup dan …………… ujung tombak sudah melekat di punggung lawan itu.

Semua orang berdecah ……………… “ Latih kami wak “, suara para pemuda dan remaja pada berteriak-teriak histeris.

 

“Begini-begini --- Jurus Tipu Aceh ini, berguna untuk menghadapi lawan bertombak --- kalau pasukan Cina mereka terkenal mempunyai rerupa senjata galah panjang, baik tombak, maupun tombak berkampak ……………. Tak usah gentar, latih saja Jurus Tipu Aceh --- begitu pulaorang Peringgi (baca, Portugis) gemar menggunakan senjata berbayonet.Selama ia tidak membedil, secepat kilat gunakan Jurus Tipu Aceh --- rebut, bunuh dengan senjata rebutan itu, segera jangan diberi ampun “.

“Lekas baris berbanjar kalian biar kulatih ……………. O ya, menghadapi Cina bertoya, lebih gampang lagi, gunakan Jurus Tipu Aceh --- dia pasti menohok, memukul kaki, atau gerak berayun --- lakukan kuda-kuda, lincah menggunakan Jurus Tipu Aceh, rebut dengan menolak serangan seketika, kalau dia terjangkau, tendang buah pelirnya --- hantam kuduknya dengan toya yang telah direbut……………. Pastilah ia lumpuh”

“Pukul gendang rentak Kelantan !”. Hentakan gendang, Teriakan orang berlatih, dan sorak penonton bergema sampai terdengar ke Gudang Peluru dan Utan Kayu. Riuh.

 

Pendekar Kobat, Sang Nakhoda dari Selat Malaka berkesempatan melatih anak-anak muda kampung Melayu --- yang kecerdikan dalam berdagang dan ketangkasan mereka bersilat terkenal seantero Pulau Jawa, dari Bantam (baca Banten) sampai di Blambangan.

Dari Pasundan sampai Majapahit.

[MWA] (Cermin Haiku -38)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun