Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penat dan Lelah sepulang kerja, secara fisik dan mental --- wajar. Tetapi Jangan Timbun Kekecewaan dan Rasa Mendongkol ke Rumah Anda

1 November 2011   13:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:11 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="attachment_140953" align="aligncenter" width="400" caption="Bergairahlah --- Pulihkan Produktivitas Anda --- produksi Barang dan Layanan Jasa anda dibutuhkan oleh Bangsa ini. "][/caption]

Kalau kedua-duanya anda, suami istri bekerja,begitu juga --- jangan timbun kekecewaan dan dongkol di hati.Bergairahlah !

Di Kantor danatau di Pabrik, bahkan di tempat usaha anda, tadi anda tanpa disadari --- mengalami kekecewaan.Wajar dan manusiawi.

Kekecewaan itu memasuki proses “stress” --- merentang dan menekan jiwa anda.

Bisa kontra produktif dan bisa menimbulkan penyakit fisik ataupun jiwa --- memang begitu mekanismenya.Sadarilah itu.Dari tempat bekerja sampai dalam perjalanan pulang pun mungkin bertambah pula kecewa dan stress anda.

Ingat nasib dan motivasi anda hanya terjamin dengan : tingkat produktivitas anda.Makanya !

Betapapun beratnya --- menjelang mencapai pintu rumah, memarkir atau menyimpan mobil dan motor --- atau melangkah dari stasiun KA atau pun turun dari angkot, atau dari sadel ojek.Langkah mantap, kembalike rumah “sarang kegembiraan dan kebahagiaan” dengan mantap --- walaupun seandainya itu hanyalah rumah kontrakan atau kos Rp. 300.000-an.

Melangkah mantap --- kembali ke Pangkalan untuk memulihkan produktivitas.Jangan bersedih hati, dan membawa penyesalan.

Apakah anda anggota Direksi atau hanya seorang Office Boy --- besok anda akan masuk kembali pada “proses produksi”--- produktivitas anda dibutuhkan untuk menghasilkan Barang ataupun Jasa.

Anda beruntung bukan seorang pengangguran yang tidak mempunyai kesempatan untuk berbuat produktif --- Kaum Pengangguran adalah anggota masyarakat yang sangat sial --- ia tidak mendapat Hak Konstitusional-nya.Negara dan Pemerintah berdosa terhadap mereka Kaum Pengangguran !

Merasakah Presiden RI, atau Anggota Parlemen atau para Birokrat ? Bahwa mereka --- yang harusnya menjunjung tinggi pelaksanaan Amanat Konstitusi --- setiap Warga Negara Indonesia dijamin Hak-nya untuk mempunyai Kesempatan Kerja --- melakukan kegiatan produktivitas, mengaktulisasi dirinya sebagai manusia --- dan mendapatkan Nafkah dari kegiatannya itu.

Kalau anak-anak belum tertidur --- sempatkan bermain dengan mereka, sempatkan membimbing dan memperhatikan pelajaran atau PR mereka --- walaupun sekedarnya saja.Mereka membutuhkan perhatian anda.

Anda telah kembali di pangkalan --- kekecewaan dan dongkol telah anda buang tadi menjelang mencapai pintu pagar rumah .Dan ucapan Salam bagi rumah dan keluarga anda telah terucapkan.Bagus !

Tariklah nafas dengan lega dan dalam --- renungkan rencana kerja untuk besok pagi.Bergairahlah !

Produktivitas anda senantiasa harus prima, dan meningkat apabila memang proses produksi di perusahaan dan instansi anda menuntutnya begitu.Kalau anda PNS tingkatkan produktivitas pelayanan anda.Tidak percuma Negara membayar gaji anda --- tidak percuma pemerintah memberikan kesempatan kerja bagi anda.

Renungkanlah --- bahwa produktivitas dan kesempatan kerja yang anda peroleh, adalah Amanat Konstitusi --- Amanat Negara anda.

Tidurlah dengan damai, agar besok anda akan bangun dengan bahagia……………………

[MWA] (Hello Hari Ini – 26)

*)Foto ex Internet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun