[caption id="attachment_145850" align="aligncenter" width="298" caption="Budaya Korupsi di Tahun 2011 ini --- Pertanda Bencana Kebangsaan --- Bidik-kan Senapan-mu ke Kening atau Jantung para Koruptor --- Itu namanya Tanggap Darurat !"][/caption]
Mereka turun dari mobil-mobil mewah hasil jarahan --- di Parkiran Gedung DPR RI
Bajingan itu baru saja turun dari mobil mewah dengan keranjang duit --- di Parkiran Gedung DPRD
OOOiiiiiiiiiiiiii para bajingan bis kota, bagaimana
Bagaimana bisanya kamu menguasai gedung-gedung parlente negeri kami
Kami para nelayan basah kuyub keringat dan hujan air mata --- mari kita mati bersama
Aku bosan hidup, tahu ?
Kepunglah gedung parlemen
Kepunglah gedung parlente !
Hai para Buruh ayo kita sweeping para koruptor di bis-bis kota mewah di negeri ini
Hai para buruh ayo kita amankan para koruptor di bis-bis kota mewah di Indonesia ini
Hai
Kamu tidak membayar UMP dan UMK dengan adil.
Hanya kenaikan 2 persenan saja. Repot !
Hanya 100 ribuan rupiah saja --- untuk kangkung dan sup tempe.
Puah
Bedebah kamu --- para bajingan bis-bis kota yang mewah
Di kantor parlemen
Di kantor Kementerian
Di gedung-gedung yang parlente
Di Badan-badan jalan dan jembatan yang dirusak mutu koruptif
Di kolong jembatan yang umurnya 1/80 jembatan pemerintah kolonial
Kamu adalah Mousolini yang digantung kepala di bawah tapak kaki kami, dilapangan kota Roma
Kamu adalah Presiden Korea yang telah divonis
Kamu adalah para koruptor Negeri Cina yang divonis mati.
Matilah kamu
Kamu adalah Husni Mubarok di sebalik jeruji besi dan ditandu menuju kematian
Kamu adalah Khaddafi yang harus ditembak di keningmu
Kamu adalah para bromocorah yang ditembak mati jaman orde baru.
Kamu para koruptor adalah bajingan bis kota
Pertama kakimu harus ditembak menjadi cacat, setelah itu
Dor di keningmu
Kamu para koruptor adalah bajingan bis kota, nasibmu murah --- ketamakanmu iblis
Dor di keningmu
Kamu para koruptor adalah bajingan bis kota, karungkan saja
Mengapa ?
Karena kamu adalah manusia hina dina melebihi mereka para pengamen dengan petikan gitar
Kecrek-kecrek
Dor
Hanya itu yang bisa mengakhiri Budaya Korupsi para bedebah di Negeri ini.
Dor lagi, dan lagi
Siapa yang harus menembak ?
Kalau kamu tidak berani --- kami !
Para petani yang tidak pernah tentram bertani dan menelan nasi hasil panenan.
Kami hampir putus asa, mengerti !?
[MWA] (Puisi dari Jendela Bis -12)
*)Ilustrasi ex Internet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H