Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Para Koruptor Indonesia Adalah Bajingan Bis Kota

26 November 2011   05:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:10 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_145850" align="aligncenter" width="298" caption="Budaya Korupsi di Tahun 2011 ini --- Pertanda Bencana Kebangsaan --- Bidik-kan Senapan-mu ke Kening atau Jantung para Koruptor --- Itu namanya Tanggap Darurat !"][/caption]

Mereka turun dari mobil-mobil mewah hasil jarahan --- di Parkiran Gedung DPR RI

Bajingan itu baru saja turun dari mobil mewah dengan keranjang duit --- di Parkiran Gedung DPRD

OOOiiiiiiiiiiiiii para bajingan bis kota, bagaimana

Bagaimana bisanya kamu menguasai gedung-gedung parlente negeri kami

Kami para nelayan basah kuyub keringat dan hujan air mata --- mari kita mati bersama

Aku bosan hidup, tahu ?

Kepunglah gedung parlemen

Kepunglah gedung parlente !

Hai para Buruh ayo kita sweeping para koruptor di bis-bis kota mewah di negeri ini

Hai para buruh ayo kita amankan para koruptor di bis-bis kota mewah di Indonesia ini

Hai

Kamu tidak membayar UMP dan UMK dengan adil.

Hanya kenaikan 2 persenan saja. Repot !

Hanya 100 ribuan rupiah saja --- untuk kangkung dan sup tempe.

Puah

Bedebah kamu --- para bajingan bis-bis kota yang mewah

Di kantor parlemen

Di kantor Kementerian

Di gedung-gedung yang parlente

Di Badan-badan jalan dan jembatan yang dirusak mutu koruptif

Di kolong jembatan yang umurnya 1/80 jembatan pemerintah kolonial

Kamu adalah Mousolini yang digantung kepala di bawah tapak kaki kami, dilapangan kota Roma

Kamu adalah Presiden Korea yang telah divonis

Kamu adalah para koruptor Negeri Cina yang divonis mati.

Matilah kamu

Kamu adalah Husni Mubarok di sebalik jeruji besi dan ditandu menuju kematian

Kamu adalah Khaddafi yang harus ditembak di keningmu

Kamu adalah para bromocorah yang ditembak mati jaman orde baru.

Kamu para koruptor adalah bajingan bis kota

Pertama kakimu harus ditembak menjadi cacat, setelah itu

Dor di keningmu

Kamu para koruptor adalah bajingan bis kota, nasibmu murah --- ketamakanmu iblis

Dor di keningmu

Kamu para koruptor adalah bajingan bis kota, karungkan saja

Mengapa ?

Karena kamu adalah manusia hina dina melebihi mereka para pengamen dengan petikan gitar

Kecrek-kecrek

Dor

Hanya itu yang bisa mengakhiri Budaya Korupsi para bedebah di Negeri ini.

Dor lagi, dan lagi

Siapa yang harus menembak ?

Kalau kamu tidak berani --- kami !

Para petani yang tidak pernah tentram bertani dan menelan nasi hasil panenan.

Kami hampir putus asa, mengerti !?

[MWA] (Puisi dari Jendela Bis -12)

*)Ilustrasi ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun