Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Orang Miskin Indonesia Harus Makan Pangkin ! --- Aji Gile. [Tajuk Ide – 44]

26 Juli 2011   07:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1311666307209030630

Betul-betul tidak taktis Pemerintahan jaman ini --- Orang Miskin disuruh makan Pangkin (Pangan Miskin); dari terminologi dan istilahnya saja sudah tidak cerdas --- sudah mengetahui bahwa secara psikologis saja, rakyat miskin merasa terangkat nasibnya apabila bisa mengkonsumsi beras. Kini mau diturunkan derajat sosiologisnya: memakan pangan miskin.  Goblok sira ! Koran Jakarta, 25 Juli 2011 mengabarkan : " ........sesuai rencana Kementerian Pertanian akan mengurangi jatah beras untuk orang miskin (Raskin) mulai tahun 2012. Sebagai gantinya, Kementan sedang mengkaji untuk mencampur  pangan lokal dalam paket raskin untuk mengurangi kebergantungan pada konsumsi beras ..................". Kemudian dikatakan bahwa di beberapa daerah konsumsi utama pangannya berupa sagu, jagung, dan umbi-umbian. Itu benar Bung !  Tetapi makanan Rakyat setempat itu jangan engkau namakan . Pangkin --- Pangan Miskin.  Tidak pantas itu --- tidak taktis ! Makanan lokal jangan dikategorikan "inferior" --- menghina sira je ! Katakan umpamanya : Pangan Lokal --- Pangkal.  Jadi tidak membuat minder Rakyat kami.  Memang kami  miskin, karena produktivitas kami rendah.  Mengapa produktivitas kamu rendah ?  Jawabnya : Pemerintah tidak becus mengatur APBN dan APBD yang meningkatkan Budaya kami agar produktif, melalui pendidikan yang diamanatkan Konstitusi. Jaman Jepang Rakyat terpaksa mengkonsumsi bahan pangan yang dapat dijangkau --- harga maupun pasoknya. Tetapi jaman Indonesia merdeka, pernah terjadi demikian juga . Rakyat kembali memakan NasiJagung, Beras+jagung, ketela, ubi rambat, bolet, oyek, gaplek, biji durian, biji rambutan --- apa saja yang dibuang sebagai limbah, bahkan makanan kuda di-impor --- namanya bulgur.  Tidak apa-apa itu pilihan di jaman sulit. Jadi diusulkan, sementara Badan Ketahanan Pangan Kementan melakukan kajian program pangkin (pangan miskin) untuk menemukan formula yang tepat :

  1. Jangan namakan makanan lokal sebagai Pangan Miskin --- tetapi Pangan Lokal alias Pangkal; makanan pangkal akan meningkat di suatu saat  ke kelas yang lain.
  2. Namakan gerakan itu "Program Diversifikasi Bahan Pangan" --- di mana Bapak Gubernur, Para Bupati, para Walikota dan Birokrat juga memakan jenis "pangkal itu" --- jadikan program sosial.  Bahkan Presiden RI pun bergiliran memasukkan menunya dengan :
    • Ubi/bolet bakar ala Papua
    • Lain kali badega, makan dengan bahan sagu lainnya
    • Rapat Kabinet dengan hidangan serba berbahan gaplek, singkong panggang rasa keju atau madu.
    • Meniru Pak Wiranto, Hanura, sesekali memakan Nasi Aking ala Banten
    • Suatu saat makan oyek, mengenang pahitnya di ujung masa Orde lama memasuki Orde Baru --- di Pulau Jawa bagian Selatan.
    • Jangan lupa kalau APBN menjadi tambah sulit --- impor kembali Bulgur makanan Kuda, untuk memerangi Inflasi --- yang penting Stock pangan matching dengan Demand.
  3. Ratiokan  Penyusunan APBN dan APBD --- hitungan gaji dan tunjangan bagi anggota parlemen dan PNS termasuk Presiden RI, menteri, pegawai Satgas, dll  --- berstandar  "Pangkal dan Diversifikasi Bahan Pangan" . Mungkin gaji dan tunjangan menjadi turun, tetapi berarti solider dengan Rakyat, dan dapat mengurangi/menutupi defisit atau menjadi untuk mata anggaran lainnya
  4. Awasi Penyusunan dan Pelaksanaan APBN dan APBD dengan Penegakkan hukum yang Tegas dan Keras.
  5. Tingkatkan Produktivitas Pertanian secara Intensif dan Ekstensif --- karena Supply Pangan Internasional akan bertambah kompetitif, dan harga akan melambung --- Bahan Pangan banyak menjadi input Program Bahan Bakar Nabati di Negeri-negeri maju teknologi --- karena alasan berkurangnya Supply, dan terbatasnya bahan bakar ex fosil --- serta mengurangi emisi untuk perlindungan Alam.
  6. Gerakan Hidup Sederhana --- belum pantas Menteri dan Pejabat periode 2009-2014 menggunakan standar fasilitas yang digunakan saat ini, karena

a. mendorong pejabat dan pegawai berpola dan standar konsumsi lebih tinggi dari gajinya b. setelah melihat kenyataan prestasinya juga kurang dan makin menurun --- prestasi ekskutif , legislatif dan yudikatif tambah memprihatinkan. Okay, jangan kau katakan lagi Rakyat kami harus memakan "Pangkin" --- Tujuan Proklamasi Kemerdekaan adalah mencapai Masyarakat yang lebih Adil, lebih makmur --- dengan Martabat Kaya Raya. "Menjadi kaya itu Mulia " (Deng Xiaopeng) "Invenimus, qui curva corrigeret, kita telah menemukan seseorang yang dapat meluruskan yang bengkok (Plinius, Epistole 5). [MWA] *)Foto ex Internet-MSN

[caption id="attachment_121662" align="aligncenter" width="300" caption="Jangan Kau hina Rakyatmu --- mereka bisa Menjadi Inferior-Mass, seperti Zombie atau Pocong !"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun